Batasan tentang Muatan Pesan Kristiani:
Telah kita ketahui bersama bahwa bagi kita orang Kristen , Alkitab berisi dua buah pesan saja yakni Inti Pesan Kristiani ( the essence of the Christian Message) yang terletak mutlak pada fakta kematian dan kebangkitan Kristus , yang merupakan inti iman kekeristenan ( 1 Korintus 15 : 14 ) ; dan Muatan Pesan Kristiani ( the load of the Christian message) yang merupakan etika, moral dan cara hidup orang-orang Kristen di tengah-tengah masyarakat dunia, yang merupakan buah iman kekristenan . Dalam hal ini perlu saya ulangi lagi , bahwa inti pesan yang dimaksud adalah bersifat satu-satunya , dalam arti hanya ada dan dikenal di dalam kekristenan saja ; sementara wujud muatan pesan dapat berada di mana-mana , di ajaran kepercayaan lain dan bahkan di semua hukum positip negara modern dewasa ini (bandingkan dengan Roma 13 : 1-2 )
Sebagai contoh persamaan dari muatan pesan adalah perintah Tuhan Yesus supaya kita mengasihi sesama seperti diri sendiri ( Matius 22 : 39 ). Apakah ada ajaran kepercayaan lain yang tidak mengajarkan supaya orang mengasihi sesama manusia seperti diri sendiri ? Contoh lain : Alkitab mengajarkan kita untuk tidak mencuri milik orang lain .Apakah ada ajaran kepercayaan lain yang tidak mengajarkan hal yang sama seperti itu ? Alkitab mengajarkan supaya kita jangan menerima suap atau memberi suap ! Bukankah ajaran kepercayaan lain juga mengajarkan demikian ? Demikian pula hukum positip semua negara modern juga mengatur ketertiban masyarakat dengan membuat larangan-larangan serta perintah-perintah , yang bukan saja berlaku secara nasional, juga secara internasional , mengingat hubungan bilateral atau multi-lateral antar bangsa ! Termasuk negara dengan paham komunis sekalipun , minus perihal ibadah !
Itulah yang saya maksud dengan perkataan bahwa muatan pesan bisa berada di mana-mana, di dalam hukum positip , di dalam ajaran kepercayaan lain , di dalam pernyataan Hak Azasi Manusia ( declaration of Human Right ) bahkan di dalam beberapa ajaran filsafat tentang kehidupan . Semuanya bertujuan baik , yaitu supaya manusia saling mengasihi sehingga terciptalah perdamaian dunia sebagaimana dicita-citakan oleh Perserikatan Bangsa Bangsa .
Bahkan jauh sebelum manusia mengenal kertas dan percetakan , kira-kira di abad ke XVII SM , di Asia Barat Daya kuno di kenal adanya aturan hukum yang mengatur peri-laku manusia, yang sekarang dikenal dengan nama Hammurabi Code. Kira-kira 1200 tahun SM , pada kalangan orang Israel dikenalnya adanya Tora (hukum) yang isinya juga mengenai perintah dan larangan-larangan mengenai hukum pidana, perdata dan agama . Kemudian kira-kira 1000 tahun SM , di lembah sungai Gangga, hasil perpaduan budaya bangsa Arya dan Dwipangga, lahirlah Kitab Weda , dari kepercayaan Hindu , yang bertujuan sama yakni agar manusia saling mengasihi .
Setelah itu , kira-kira di abad ke VII atau VI SM , di daerah Persia (sekarang Iran) lahirlah sebuah Kitab Suci yang diberi nama Zend Avesta , dari penganut Zoroastrian , yang mengatur etika dengan suci pikiran, suci perkataan dan suci perbuatan. . Selanjutnya pada penghujung abad ke VI SM , di India , lahirlah Kitab Tripitaka , dari penganut Budha , yang mengatur peri-laku dan moral manusia supaya saling mengasihi . Siapa yang tidak mengenal Bapa Etika Socrates, dan penerusnya , Plato dan Aristoteles ? Bukankah mereka pengajar kehidupan lewat filsafat mereka ? Dalam bukunya " Introducing the New Testament " ,DR. Jhon Drane menulis tentang kehidupan pengikut filsafat Stoa pada zaman Tuhan Yesus , sebagai berikut :
" Banyak dari antara mereka (maksudnya , pengikut filsafat Stoa ; penulis ) , yang dihormati masyarakat luas karena standar yang tinggi yang dimiliki tentang moralitas pribadi . Tidak jarang mereka memilih bunuh diri dari pada kehilangan martabat serta harga diri ." ( DR. Jhon Drane , Introducing the New Testament , 2009 )
Perbedaan Kekristenan dengan yang lain:
Bahkan jauh sebelum manusia mengenal kertas dan percetakan , kira-kira di abad ke XVII SM , di Asia Barat Daya kuno di kenal adanya aturan hukum yang mengatur peri-laku manusia, yang sekarang dikenal dengan nama Hammurabi Code. Kira-kira 1200 tahun SM , pada kalangan orang Israel dikenalnya adanya Tora (hukum) yang isinya juga mengenai perintah dan larangan-larangan mengenai hukum pidana, perdata dan agama . Kemudian kira-kira 1000 tahun SM , di lembah sungai Gangga, hasil perpaduan budaya bangsa Arya dan Dwipangga, lahirlah Kitab Weda , dari kepercayaan Hindu , yang bertujuan sama yakni agar manusia saling mengasihi .
Setelah itu , kira-kira di abad ke VII atau VI SM , di daerah Persia (sekarang Iran) lahirlah sebuah Kitab Suci yang diberi nama Zend Avesta , dari penganut Zoroastrian , yang mengatur etika dengan suci pikiran, suci perkataan dan suci perbuatan. . Selanjutnya pada penghujung abad ke VI SM , di India , lahirlah Kitab Tripitaka , dari penganut Budha , yang mengatur peri-laku dan moral manusia supaya saling mengasihi . Siapa yang tidak mengenal Bapa Etika Socrates, dan penerusnya , Plato dan Aristoteles ? Bukankah mereka pengajar kehidupan lewat filsafat mereka ? Dalam bukunya " Introducing the New Testament " ,DR. Jhon Drane menulis tentang kehidupan pengikut filsafat Stoa pada zaman Tuhan Yesus , sebagai berikut :
" Banyak dari antara mereka (maksudnya , pengikut filsafat Stoa ; penulis ) , yang dihormati masyarakat luas karena standar yang tinggi yang dimiliki tentang moralitas pribadi . Tidak jarang mereka memilih bunuh diri dari pada kehilangan martabat serta harga diri ." ( DR. Jhon Drane , Introducing the New Testament , 2009 )
Perbedaan Kekristenan dengan yang lain:
Kita bicara soal ajaran , bukan soal individual atau kelompok ! Saya berpendapat tidak ada ajaran kepercayaan manapun yang mengajarkan keburukan pada pemeluknya ! Semua ajaran kepercayaan di luar kekristenan selalu mengajarkan kebaikan pada pemeluknya , supaya mendapatkan kehidupan yang baik , baik di dunia maupun di akhirat nanti ! Itulah perbedaannya dengan kekristenan ! Di dalam Kekristenan , keselamatan untuk di akhirat tidak bisa diperoleh dengan kebaikan-kebaikan yang dikerjakan oleh manusia , namun semata-mata hanya oleh kasih-karunia Allah di dalam Maha Karya Yesus di kayu salib .
Mengenai peri-laku individual atau kelompok , kita tidak dapat bersikap apriori terhadap pemeluk kepercayaan lain . Maksud saya , jika saudara ingin melihat pemeluk Kristiani memenuhi isi penjara , jangan lihat penjara di Indonesia , jangan lihat penjara di Malaysia , tetapi lihatlah penjara di Amerika Serikat atau di negara-negara Eropa Barat . Ajaran tentang kebaikan tidak pernah salah , hanya individu atau kelompok tertentu yang bersalah dengan melanggar ajaran tentang kebaikan !
Mengenai peri-laku individual atau kelompok , kita tidak dapat bersikap apriori terhadap pemeluk kepercayaan lain . Maksud saya , jika saudara ingin melihat pemeluk Kristiani memenuhi isi penjara , jangan lihat penjara di Indonesia , jangan lihat penjara di Malaysia , tetapi lihatlah penjara di Amerika Serikat atau di negara-negara Eropa Barat . Ajaran tentang kebaikan tidak pernah salah , hanya individu atau kelompok tertentu yang bersalah dengan melanggar ajaran tentang kebaikan !
Di dalam kekristenan , ajaran tentang moral , etika dan cara hidup yang baik , saya sebut sebagai muatan pesan Kristiani ( the load of the Christian message ). Di dalam Perjanjian Lama , mulai dari Keluaran 20 hingga Ulangan 32 , dipenuhi dengan aturan-aturan hukum yang jumlahnya lebih dari 600 aturan, Itu belum termasuk yang berada di dalam Perjanjian Baru , yang diajarkan kembali oleh Yesus . Itu juga belum termasuk hukum positip negara yang memang harus kita taati sebagaimana pesan rasul Paulus di dalam Roma 13 : 1 - 4 . Begitu banyak dan komplek aturan-aturan hukum yang harus kita taati .
Pertanyaannya : "Siapakah manusia yang mampu melakukan semuanya ? Mengapa harus semuanya ? Karena untuk mencapai standar Tuhan, harus dilakukan semuanya ! ( Yakobus 2 : 10 ) . JIkalau tidak mampu melakukan semuanya, apakah sanksinya ? Dengan jelas Alkitab menjawab : terkutuk ! ( Ulangan 27 : 26 ; Galatia 3 : 10 ). Oleh sebab manusia tidak mampu melakukan seluruh aturan hukum , dapatkah manusia dipandang benar di hadapan Allah berdasarkan kebaikan-kebaikannya ? Jelas tidak dapat ! Sebab standar Tuhan mengharuskan kita melakukan semuanya ! Tidak ada yang terlewati !
Pertanyaannya : "Siapakah manusia yang mampu melakukan semuanya ? Mengapa harus semuanya ? Karena untuk mencapai standar Tuhan, harus dilakukan semuanya ! ( Yakobus 2 : 10 ) . JIkalau tidak mampu melakukan semuanya, apakah sanksinya ? Dengan jelas Alkitab menjawab : terkutuk ! ( Ulangan 27 : 26 ; Galatia 3 : 10 ). Oleh sebab manusia tidak mampu melakukan seluruh aturan hukum , dapatkah manusia dipandang benar di hadapan Allah berdasarkan kebaikan-kebaikannya ? Jelas tidak dapat ! Sebab standar Tuhan mengharuskan kita melakukan semuanya ! Tidak ada yang terlewati !
Tetapi ada seorang teman saya yang mengaku lulusan Pasca Sarjana dari Sekolah Tinggi Theologi , yang berkata :" Kebaikan yang dilakukan orang Kristen , tidak sama dengan kebaikan yang dilakukan di luar Kristen , sebab kebaikan dalam Kristen diperintahkan oleh Tuhan kita sementara kebaikan di luar Kristen tidak ! " Saya tidak sependapat dengan teman saya itu berdasarkan esensi kebaikan ! Saya melihat esensinya, bukan siapa yang menyuruhnya . JIkalau kita melakukan kebaikan , tentu ada hasil dari kebaikan tersebut , dan bukan terletak pada siapa yang memerintahkannya . Jadi kebaikan , terlihat dari hasilnya ! Bukan dari siapa yang menyuruhnya ! Contoh konkrit :
"Seorang Kristen memberi makan orang lapar , hasilnya : orang lapar itu kenyang . Seorang non Kristen memberi makan orang lapar , hasilnya : orang lapar itu kenyang .Hasilnya sama bukan ? Seorang dermawan Kristen menyumbang gedung untuk digunakan sebagai gereja Kristen , hasilnya: ada gereja untuk orang Kristen . Seorang dermawan non-Kristen menyumbangkan gedung untuk digunakan sebagai Gereja Kristen , hasilnya :" ada gereja untuk orang Kristen . Hasilnya, sama bukan ? Sebuah kelompok Kristen menyumbang 1 truk beras untuk korban banjir di Jawa Tengah , hasilnya korban banjir terbantu makanan . Sebuah kelompok non-Kristen menyumbang 1 truk beras untuk korban gempa bumi di Sumatera , hasilnya : korban gempa bumi terbantu makanan . Hasilnya, sama bukan ? "
Saudara jangan menutup mata dan telinga rohani , seolah-olah jikalau perbuatan baik itu dilakukan oleh orang yang bukan Kristen , tidak ada hasilnya ! Itu sama dengan menipu diri sendiri, dan lebih parah lagi , merasa lebih baik dari orang yang bukan Kristen . Bagian kalimat " Seorang dermawan non-Kristen menyumbangkan gedung untuk digunakan sebagai Gereja Kristen " tersebut di atas , adalah fakta empiris !. Terjadi di Surabaya ! Gedung gereja GPKI ( Gereja Pantekosta Kharismatik Indonesia ) yang terletak di daerah Tandes, adalah hasil pemberian cuma-cuma dari seorang dermawan non-Kristen . Saudara berbuat baik , orang lain juga berbuat baik , tidak perduli siapapun dia .
Bukti Alkitab juga tidak kurang banyak . Secara gratis Abraham diberi sebidang tanah untuk dibuat sebagai tanah makam keluarga oleh Efron , walaupun Abraham memaksa membayarnya (Kejadian 23 : 10 - 11 ). Akhis , raja Filistin memberikan perlindungan kepada Daud beserta ke 600 pengikutnya ketika dikejar-kejar oleh raja Saul , dan tinggal di sana selama 1 tahun 4 bulan lamanya ( 1 Samuel 27 : 2 - 6 ) Ketika kapal yang membawa rasul Paulus ke Roma terkandas di pulau Malta , Alkitab mencatat bahwa penduduk pulau dan gubernur Publius, yang nota-bene bukan orang Kristen , berbuat baik pada rombongan rasul Paulus, dengan menerima mereka secara ramah dan menjamu mereka selama tiga hari ( Kisah Para Rasul 28 : 1 - 7 ). Banyak contoh dalam Alkitab bagaimana manusia saling berbuat baik , baik antar orang percaya maupun antara orang percaya dengan orang yang tidak percaya . Tetapi lihat , apa yang dikatakan Alkitab ?
Bukti Alkitab juga tidak kurang banyak . Secara gratis Abraham diberi sebidang tanah untuk dibuat sebagai tanah makam keluarga oleh Efron , walaupun Abraham memaksa membayarnya (Kejadian 23 : 10 - 11 ). Akhis , raja Filistin memberikan perlindungan kepada Daud beserta ke 600 pengikutnya ketika dikejar-kejar oleh raja Saul , dan tinggal di sana selama 1 tahun 4 bulan lamanya ( 1 Samuel 27 : 2 - 6 ) Ketika kapal yang membawa rasul Paulus ke Roma terkandas di pulau Malta , Alkitab mencatat bahwa penduduk pulau dan gubernur Publius, yang nota-bene bukan orang Kristen , berbuat baik pada rombongan rasul Paulus, dengan menerima mereka secara ramah dan menjamu mereka selama tiga hari ( Kisah Para Rasul 28 : 1 - 7 ). Banyak contoh dalam Alkitab bagaimana manusia saling berbuat baik , baik antar orang percaya maupun antara orang percaya dengan orang yang tidak percaya . Tetapi lihat , apa yang dikatakan Alkitab ?
" ...seperti ada tertulis : Tidak ada yang benar , seorangpun tidak ! Tidak ada seorangpun yang berakal budi , tidak ada seorangpun yang mencari Allah . Semua orang telah menyeleweng, mereka semua tidak berguna, tidak ada yang berbuat baik , seorangpun tidak ." ( Roma 3 : 10 - 12 Terjemahan LAI 1987 )
Perhatikan ! Semua manusia dikatakan tidak ada yang benar dan tidak ada seorangpun yang berbuat baik. Kenapa ? Karena tidak ada seorangpun manusia yang dapat melakukan semua kebaikan yang dituntut oleh hukum Tuhan , termasuk saya dan saudara ! Jadi kebaikan-kebaikan saudara tidak ada bedanya dengan kebaikan-kebaikan orang lain . Di dalam kekristenan hanya sebagai muatan-pesan dan sama-sekali tidak berkaitan dengan pembenaran yang diberikan oleh Allah . Alkitab mengajarkan kepada kita bahwa kita dibenarkan oleh Allah bukan karena kebaikan-kebaikan yang kita lakukan . Mengapa ? Jangan pernah lupa , saudara dan saya tidak pernah mampu untuk melakukan semua kebaikan yang dituntut oleh Alkitab .
Ada juga yang menyangka bahwa dengan usaha sendiri , melalui menjaga pikiran , menjaga perkataan dan menjaga perbuatan , maka mereka dibenarkan oleh Allah ! Mereka lupa bahwa segala usaha manusia dari sisi manapun , tidak dapat membuat manusia dibenarkan di hadapan Tuhan . Mereka mengubah konsep keselamatan Kristiani yang berupa anugerah menjadi sesuatu yang bukan anugerah , yaitu diusahakan sendiri . Mereka mungkin tidak pernah mengetahui bahwa 6 atau 7 abad sebelum Kristus , Zoroaster telah mengajarkan bahwa untuk diterima oleh Ahura Mazda ( Tuhan sesembahan Zoroastrian) , manusia harus menjaga 3 (tiga) kesucian yaitu kesucian pikiran ( humat ) supaya berpikir yang baik ( pendare nik ) ; kesucian perkataan ( huklit ) supaya berkata yang baik (goftare nik ) dan kesucian perbuatan ( huvasht) supaya perbuatannya baik (kendare nik ).
Apakah saudara tidak merasa bersalah jika mempercayai bahwa ajaran Zoroastrian tersebut bercampur dengan kasih-karunia Kristus ? Bukankah sudah saya katakan bahwa inti pesan Kristiani , yang terletak mutlak pada kematian dan kebangkitan Kristus adalah eksklusif , hanya ada pada inti iman Kristiani ? Bahwa muatan pesan bisa berada di mana-mana ? Termasuk di ajaran Zoroastrian , bukan ? Dengan demikian , kita harus mengakui bahwa perkara berbuat baik itu , adalah milik seluruh manusia sebagai mahluk sosial yang mau tidak mau pasti saling berinter-aksi . Tetapi perkara Karya Salib Kristus adalah terbatas hanya milik kekristenan .
Roh Kudus memanggil kita untuk berbuat baik :
Namun sebagai orang yang telah dibenarkan dan diselamatkan semata-mata oleh kasih-karunia Allah , biarlah Roh Kudus memanggil kita semua untuk melakukan perbuatan-perbuatan yang baik , yang berguna bagi sesama manusia . Bagaimana wujud konkritnya ? Alkitab mengajar kita sebagai berikut :
"Segala sesuatu yang kamu kehendaki supaya orang perbuat kepadamu, perbuatlah demikian juga kepada mereka . Itulah isi seluruh hukum Torat dan kitab para nabi ." ( Matius 7 : 12 , Terjemahan LAI 2002 )
"Perintah yang kedua, yang sama dengan itu , ialah : Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri . Pada kedua perintah inilah ( maksudnya , bersama dengan hukum utama ; penulis ) tergantung seluruh hukum Torat dan kitab para nabi ." ( Matius 22 : 39 - 40 )
Seluruh isi hukum Torat dan kitab para nabi yang berbau aturan hukum , selalu dirangkum dalam satu kata " kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri " ( Roma 13 : 9 ). Kalau kita suka ditolong , tolonglah orang lain . Kalau saudara suka dilayani, layanilah orang lain . Kalau saya senang untuk dihargai , saya hargai juga orang lain . Kalau kita tidak suka difitnah, janganlah suka memfitnah orang lain . Kalau saudara suka dimaafkan , maafkan juga orang lain . Kalau saya senang diberi , sayapun harus senang memberi orang lain . Segala kebaikan harus kita lakukan semampu kita !
Dan itu memang sangat baik dan memang diperintahkan oleh Tuhan kepada kita . Namun saya harus tetap berkata bahwa sekalipun kita terpanggil untuk berbuat baik , kalau kita mengharapkan pembenaran oleh Allah dari kebaikan-kebaikan kita itu, sudah pasti kita gagal ! Sebab Alkitab telah membuktikan bahwa tidak ada seorangpun manusia yang tidak bersalah selama hidupnya .
"Sebab Allah telah mengurung semua orang dalam ketidak-taatan , supaya Ia dapat menunjukkan belas-kasihanNya atas mereka semua ." ( Roma 11 : 32 Terjemahan LAI 2002 )
Perhatikan bahwa teks di atas secara explisit menyatakan bahwa tidak ada seorangpun manusia yang mampu mentaati semua aturan hukum Torat yang terrangkum dalam satu kalimat " mengasihi sesama manusia seperti diri sendiri ' . Oleh karena tidak mampu melakukan semua, maka kita tidak mungkin memperoleh pembenaran dari kebaikan-kebaikan yang sudah kita lakukan, selain hanya melalui kasih-karuniaNya , di dalam penebusan yang dilakukan oleh Kristus di kayu salib . Dengan perkataan lain , seluruh perbuatan baik yang sudah kita lakukan , jangan kita perlakukan secara meritokrasi menurut sistem dunia . Sebab seandainya kebaikan-kebaikan kita dapat menghasilkan pembenaran oleh Allah , maka Yesus
mati di kayu salib tanpa guna ! Tidak ada gunanya sama-sekali ( Galatia 2 : 21 ).
Apakah betul Yesus mati tanpa guna ?
Kira-kira 700 tahun SM , kedatangan Kristus telah dinubuatkan ( Yesaya 9 : 6 ) , dan juga dinubuatkan akan lahir di Betlehem ( Mikha 5 : 1 ) . Ia juga dinubuatkan harus mati sebagai penebus dosa ( Yesaya 53 : 10 ) . Ia ditangkap pada malam hari di Taman Getsemani , lalu dihina, dipukuli di rumah Imam Besar . Menderita , dipermalukan , dan dan dimahkotai duri di tempat Pontius Pilatus . Selanjutnya memikul salib di jalanan menanjak menuju bukit Golgota , jatuh bangun dalam mandi keringat dan darah . Kaki dan tangannya dipaku pada kayu salib dengan paku-paku sebesar jari manusia . Tergantung di antara langit dan bumi menjadi tontonan orang banyak .
Bahkan , lambungnyapun ditombak seperti menombak perut babi hutan . Sungguh , seluruh murka Allah akan dosa kita ditanggungkan kepadaNya. Lalu , apakah semua itu tanpa guna ? Apakah semua itu sia-sia ? Saudara jangan memandang salah pada apa yang dialami Kristus ! Ia bukan sedang menunjukkan bagaimana teladan berbuat baik ! Bukan itu ! Ia sedang mengerjakan keselamatan saya dan saudara ! ( Yohanes 1 : 29 ) . Apakah semua itu tidak ada gunanya sama sekali ?
Karena itu , jikalau kita semua melakukan kebaikan-kebaikan , marilah kita lakukan karena kita ingin , dan bukan karena kita harus menurut cara legalistik . Jangan pula kita melakukan kebaikan dengan mengharap jasa, dalam arti melakukan kebaikan dengan memiliki pamrih supaya dibenarkan oleh Allah . Kalau kebaikan-kebaikan kita ( kesalehen hidup ) , kita perlakukan secara meritokrasi menurut sistem dunia, dengan mengharap mendapat balasan dari Allah berupa pembenaran oleh Allah , maka ada dua hal yang terjadi pada kita , yaitu : (1) kita tidak menghargai karya penebusan Kristus dan (2) sesungguhnya segala kebaikan kita hanya seperti kain-haid ( begged iddim , Ibrani ; dari Yesaya 64 : 6 ) .
" Siapakah orang yang menyukai hidup , yang mengingini umur panjang , untuk menikmati yang baik ? Jagalah lidahmu terhadap yang jahat , dan bibirmu terhadap ucapan-ucapan yang menipu , jauhilah yang jahat dan lakukanlah yang baik , carilah perdamaian dan berusahalah mendapatkannya " ( Mazmur 34 : 13 - 15 Terjemahan LAI 1987 )
Perhatikan teks di atas ! Untuk segala kebaikan yang kita lakukan , bukan bertujuan untuk memperoleh pembenaran oleh Allah , tetapi hanya untuk kebaikan kita sendiri selama berada di muka bumi , umur panjang dan menikmati yang baik . Segala kebaikan-kebaikan yang kita lakukan adalah baik dalam pandangan Allah , sepanjang kita bukan mengharapkan .keselamatan kekal darinya . Kebaikan-kebaikan kita menjadi tidak baik dalam pandangan Allah jika kita mengharapkan keselamatan kekal darinya . Kebaikan kita menjadi seperti kain-haid yang berbau busuk di hadapanNya ! Percayalah bahwa Karya Yesus di kayu salib sudah menyelamatkan saudara ! Jadi saudara jangan mengharapkan keselamatan dari berbuat baik , seolah-olah keselamatan itu belum saudara terima ! Keselamatan itu sudah saudara terima ! Oleh karena itu , marilah kita berbuat baik berdasarkan 3 (tiga) hal di bawah ini :
1. Semata-mata hanya untuk kemuliaanNya saja ( 1 Korintus 6 : 20 )
2. Semata-mata sebagai ungkapan kasih kita kepadaNya ( Yohanes 14 : 15 )
3. Semata-mata sebagai rasa syukur kita kepadaNya.( Titus 3 : 8 )
Ketiganya itu berdasarkan fakta bahwa oleh kematian dan kebangkitanNya , kita semua yang percaya , telah dibenarkan , dikuduskan, disempurnakan dan diselamatkan , sehingga kita memuliakanNya , mengasihiNya dan bersyukur kepadaNya, atas anugerah kasih-karuniaNya , lewat kebaikan-kebaikan yang berguna bagi sesama. Pemahaman seperti ini sangat penting dalam membina dan membangun iman Kristiani seraya membangun etika, moral dan cara hidup kekristenan yang baik . Satu-satunya perbedaan kebaikan -kebaikan Kristen dengan kebaikan-kebaikan di luar Kristen adalah :" bahwa dalam kekristenan , segala kebaikan yang kita lakukan , sama sekali tidak ada sangkut-pautnya dengan keselamatan kekal , selain hanya berguna bagi sesama selama hidup di bumi ." ! Itulah sebabnya , mengenai pemberitaan firman Tuhan dari mimbar , dalam bukunya yang berjudul "Homiletika " , DR. H. Rothlisberger menulis :
"Tadi sudah dikatakan bahwa pemberitaan tentang Yesus Kristus adalah kabar kesukaan (euanggelion) , oleh sebab itu tiap-tiap khotbah seyogyanya harus menimbulkan kesukaan di dalam hati pendengarnya. ...Oleh sebab itu harus dikatakan bahwa sebuah khotbah yang semata-mata membuka dosa, menuduh , menjadikan manusia malang dan putus-asa , bukanlah khotbah yang baik ! Kita ditugaskan mengabarkan kabar kesukaan , dan bukan hukum Torat ! ." ( DR. H. Rothlisberger , Homiletika , 2009 )
Maksud himbauan di atas sangat jelas ! Bukannya hukum Torat yang berguna membangun kebaikan itu tidak berguna , bukan ! Namun , mengingat bahwa bukan kebaikan kita yang membenarkan kita di hadapan Allah , maka khotbah tentang muatan-pesan hendaknya tidak berubah menjadi ajang penghakiman , karena justru Amanah Agung Tuhan Yesus dalam Matius 28 : 19 adalah agar kita memberitakan Kabar Baik (Injil) dan bukan Torat ! Mengutip apa yang ditulis oleh Joseph Prince dalam bukunya " Unmerited Favor " , bahwa khotbah-khotbah yang menjurus ke aturan hukum Torat , bersifat legalistik , walaupun maksudnya baik, yaitu untuk menjaga etika Kristen , namun bahayanya jauh lebih besar , yakni membawa jemaat menjauh dari kasih-karunia Kristus . Padahal , dengan kasih-karunia , melalui pembaharuan yang dilakukan oleh Roh Kudus , sudah pasti jemaat akan memiliki etika , moral dan cara hidup yang baik sebagaimana maksud teks Alkitab berikut ini :
"Tetapi sekarang kita telah dibebaskan dari hukum Torat, sebab kita sudah mati bagi dia (maksudnya , sudah mati bagi hukum Torat; penulis ) , yang mengurung kita ( maksudnya, mengurung kita dengan banyak aturan yang tidak sanggup kita penuhi ; penulis ) , sehingga kita sekarang melayani dalam keadaan baru menurut Roh dan bukan dalam keadaan lama menurut huruf hukum Torat ." ( Roma 7 : 6 Terjemahan LAI 1987 )
Kolose 3 : 1 - 25 berisi muatan pesan yang padat ! Jika saudara membacanya , ingatlah itu semua hanyalah muatan pesan , buah-buah yang dihasilkan oleh Inti Pesan ! Jadi jangan diperlakukan sebagai inti-pesan ! Bahwa kita sudah dibenarkan di hadapan Allah berdasarkan karya salib Kristus , jangan pernah ditukar dengan yang lain , apapun itu ! Percayalah yang benar supaya menghasilkan perbuatan yang benar , dan jangan dibalik !
:
Konklusi
Ada sebuah teks dalam Alkitab yang menganjurkan kita agar tidak bangga atau tidak bermegah dengan segala kebaikan yang kita lakukan .
" Sebab karena anugerah kamu diselamatkan oleh iman , itu bukan hasil usahamu , tetapi pemberian Allah , itu bukan hasil pekerjaanmu , supaya tidak ada orang yang memegahkan diri " ( Efesus 2 : 8-9 Terjemahan LAI 2002 )
Ketika orang menyangka bahwa kebaikan-kebaikannya yang menyelamatkan dia , maka firman Tuhan menegur keras :" Itu bukan hasil usahamu ! Bukan karena kebaikanmu ! Bukan karena perbuatan benarmu " . Jikalau orang itu masih juga bersikeras dengan pendiriannya , firman Tuhan menegur lagi :" Itu pemberian Allah ! Kamu cuma diberi sesuatu yang tidak kamu usahakan sama-sekali ! " Apabila orang tersebut masih juga bebal , firman Tuhan menegur lagi :" Itu bukan hasil pekerjaanmu ! Pokoknya keselamatan itu bukan hasil usaha dari pihak manusia, melainkan pemberian gratis dari Allah ." Jangan pula kita pernah menyangka bahwa pembenaran oleh Allah yang cuma-cuma itu kita peroleh karena kita rajin melayani , rajin memimpin pujian , rajin berkhotbah , rajin berdoa dan sebagainya . Firman Tuhan menegur keras :" Supaya tidak ada orang yang memegahkan diri ." Semua sama !
Semua sama-sama cuma diberi , gratis . Semua diberi tanpa syarat , dengan tidak menghitung si A lebih baik dari si B atau si G lebih baik dari si H . Semua sama diberi cuma-cuma , sama-sekali bukan berdasarkan kebaikan-kebaikan yang sudah dilakukan . Oleh karena bukan kebaikan-kebaikan yang menjadi dasar pembenaran oleh Allah , maka tidak ada seorangpun yang dapat memegahkan diri berdasarkan kebaikannya ! Apa yang akan dan bisa disombongkan ? Tidak ada !
Sebagai penutup , di bawah ini saya kutipkan pesan Alkitab yang mengandung pengertian bahwa segala perbuatan baik yang kita lakukan adalah berdasar pada kasih-karuniaNya , yang terlebih dahulu sudah menyelamatkan kita , justru bukan dari perbuatan-perbuatan baik yang sudah kita lakukan , tetapi semata-mata karena anugerahNya .
"Tetapi ketika nyata kemurahan Allah, Juruselamat kita , dan kasihNya kepada manusia , pada waktu itu Dia telah menyelamatkan kita , bukan karena perbuatan baik yang telah kita lakukan, tetapi karena rahmatNya oleh permandian kelahiran kembali dan oleh pembaharuan yang dikerjakan oleh Roh Kudus , yang sudah dilimpahkanNya kepada kita oleh Yesus Kristus, Juruselamat kita, supaya kita sebagai orang yang dibenarkan oleh kasih-karuniaNya, berhak menerima hidup yang kekal sesuai dengan pengharapan kita . Perkataan ini benar dan aku mau supaya engkau dengan yakin menguatkannya, agar mereka yang sudah percaya kepada Allah , sungguh-sungguh berusaha melakukan pekerjaan yang baik. Itulah yang baik dan berguna bagi manusia . " ( Titus 3 : 4 - 8 Terjemahan LAI 1987 ).
Bagian pertama teks di atas adalah Inti Pesan Kristiani , yang bertumpu pada kematian dan kebangkitan Kristus ! Bahwa kita dibenarkan semata-mata karena kasih karuniaNya dan sama-sekali bukan karena kebaikan-kebaikan kita . Bagian terakhir dari teks di atas , mengajak kita semua untuk berbuat baik yang berguna bagi sesama manusia , dan bagian inilah yang disebut sebagai muatan pesan Kristiani . Misalnya , jadilah garam dunia ! Jadilah terang dunia ! Dan lain-lain , yang berhubungan dengan etika, moral dan cara hidup kekristenan yang baik . Selamat berjumpa pada blog selanjutnya .Saya menganjurkan agar saudara mengikuti blog saya , karena satu sama lain berkaitan dan tidak terpisah ! Tuhan Yesus memberkati kita semua . ( Capt.Yordan EP Sihombing SH.M.Ap.M.Mar )
Apakah saudara tidak merasa bersalah jika mempercayai bahwa ajaran Zoroastrian tersebut bercampur dengan kasih-karunia Kristus ? Bukankah sudah saya katakan bahwa inti pesan Kristiani , yang terletak mutlak pada kematian dan kebangkitan Kristus adalah eksklusif , hanya ada pada inti iman Kristiani ? Bahwa muatan pesan bisa berada di mana-mana ? Termasuk di ajaran Zoroastrian , bukan ? Dengan demikian , kita harus mengakui bahwa perkara berbuat baik itu , adalah milik seluruh manusia sebagai mahluk sosial yang mau tidak mau pasti saling berinter-aksi . Tetapi perkara Karya Salib Kristus adalah terbatas hanya milik kekristenan .
Roh Kudus memanggil kita untuk berbuat baik :
Namun sebagai orang yang telah dibenarkan dan diselamatkan semata-mata oleh kasih-karunia Allah , biarlah Roh Kudus memanggil kita semua untuk melakukan perbuatan-perbuatan yang baik , yang berguna bagi sesama manusia . Bagaimana wujud konkritnya ? Alkitab mengajar kita sebagai berikut :
"Segala sesuatu yang kamu kehendaki supaya orang perbuat kepadamu, perbuatlah demikian juga kepada mereka . Itulah isi seluruh hukum Torat dan kitab para nabi ." ( Matius 7 : 12 , Terjemahan LAI 2002 )
"Perintah yang kedua, yang sama dengan itu , ialah : Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri . Pada kedua perintah inilah ( maksudnya , bersama dengan hukum utama ; penulis ) tergantung seluruh hukum Torat dan kitab para nabi ." ( Matius 22 : 39 - 40 )
Seluruh isi hukum Torat dan kitab para nabi yang berbau aturan hukum , selalu dirangkum dalam satu kata " kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri " ( Roma 13 : 9 ). Kalau kita suka ditolong , tolonglah orang lain . Kalau saudara suka dilayani, layanilah orang lain . Kalau saya senang untuk dihargai , saya hargai juga orang lain . Kalau kita tidak suka difitnah, janganlah suka memfitnah orang lain . Kalau saudara suka dimaafkan , maafkan juga orang lain . Kalau saya senang diberi , sayapun harus senang memberi orang lain . Segala kebaikan harus kita lakukan semampu kita !
Dan itu memang sangat baik dan memang diperintahkan oleh Tuhan kepada kita . Namun saya harus tetap berkata bahwa sekalipun kita terpanggil untuk berbuat baik , kalau kita mengharapkan pembenaran oleh Allah dari kebaikan-kebaikan kita itu, sudah pasti kita gagal ! Sebab Alkitab telah membuktikan bahwa tidak ada seorangpun manusia yang tidak bersalah selama hidupnya .
"Sebab Allah telah mengurung semua orang dalam ketidak-taatan , supaya Ia dapat menunjukkan belas-kasihanNya atas mereka semua ." ( Roma 11 : 32 Terjemahan LAI 2002 )
Perhatikan bahwa teks di atas secara explisit menyatakan bahwa tidak ada seorangpun manusia yang mampu mentaati semua aturan hukum Torat yang terrangkum dalam satu kalimat " mengasihi sesama manusia seperti diri sendiri ' . Oleh karena tidak mampu melakukan semua, maka kita tidak mungkin memperoleh pembenaran dari kebaikan-kebaikan yang sudah kita lakukan, selain hanya melalui kasih-karuniaNya , di dalam penebusan yang dilakukan oleh Kristus di kayu salib . Dengan perkataan lain , seluruh perbuatan baik yang sudah kita lakukan , jangan kita perlakukan secara meritokrasi menurut sistem dunia . Sebab seandainya kebaikan-kebaikan kita dapat menghasilkan pembenaran oleh Allah , maka Yesus
mati di kayu salib tanpa guna ! Tidak ada gunanya sama-sekali ( Galatia 2 : 21 ).
Apakah betul Yesus mati tanpa guna ?
Kira-kira 700 tahun SM , kedatangan Kristus telah dinubuatkan ( Yesaya 9 : 6 ) , dan juga dinubuatkan akan lahir di Betlehem ( Mikha 5 : 1 ) . Ia juga dinubuatkan harus mati sebagai penebus dosa ( Yesaya 53 : 10 ) . Ia ditangkap pada malam hari di Taman Getsemani , lalu dihina, dipukuli di rumah Imam Besar . Menderita , dipermalukan , dan dan dimahkotai duri di tempat Pontius Pilatus . Selanjutnya memikul salib di jalanan menanjak menuju bukit Golgota , jatuh bangun dalam mandi keringat dan darah . Kaki dan tangannya dipaku pada kayu salib dengan paku-paku sebesar jari manusia . Tergantung di antara langit dan bumi menjadi tontonan orang banyak .
Bahkan , lambungnyapun ditombak seperti menombak perut babi hutan . Sungguh , seluruh murka Allah akan dosa kita ditanggungkan kepadaNya. Lalu , apakah semua itu tanpa guna ? Apakah semua itu sia-sia ? Saudara jangan memandang salah pada apa yang dialami Kristus ! Ia bukan sedang menunjukkan bagaimana teladan berbuat baik ! Bukan itu ! Ia sedang mengerjakan keselamatan saya dan saudara ! ( Yohanes 1 : 29 ) . Apakah semua itu tidak ada gunanya sama sekali ?
Karena itu , jikalau kita semua melakukan kebaikan-kebaikan , marilah kita lakukan karena kita ingin , dan bukan karena kita harus menurut cara legalistik . Jangan pula kita melakukan kebaikan dengan mengharap jasa, dalam arti melakukan kebaikan dengan memiliki pamrih supaya dibenarkan oleh Allah . Kalau kebaikan-kebaikan kita ( kesalehen hidup ) , kita perlakukan secara meritokrasi menurut sistem dunia, dengan mengharap mendapat balasan dari Allah berupa pembenaran oleh Allah , maka ada dua hal yang terjadi pada kita , yaitu : (1) kita tidak menghargai karya penebusan Kristus dan (2) sesungguhnya segala kebaikan kita hanya seperti kain-haid ( begged iddim , Ibrani ; dari Yesaya 64 : 6 ) .
" Siapakah orang yang menyukai hidup , yang mengingini umur panjang , untuk menikmati yang baik ? Jagalah lidahmu terhadap yang jahat , dan bibirmu terhadap ucapan-ucapan yang menipu , jauhilah yang jahat dan lakukanlah yang baik , carilah perdamaian dan berusahalah mendapatkannya " ( Mazmur 34 : 13 - 15 Terjemahan LAI 1987 )
Perhatikan teks di atas ! Untuk segala kebaikan yang kita lakukan , bukan bertujuan untuk memperoleh pembenaran oleh Allah , tetapi hanya untuk kebaikan kita sendiri selama berada di muka bumi , umur panjang dan menikmati yang baik . Segala kebaikan-kebaikan yang kita lakukan adalah baik dalam pandangan Allah , sepanjang kita bukan mengharapkan .keselamatan kekal darinya . Kebaikan-kebaikan kita menjadi tidak baik dalam pandangan Allah jika kita mengharapkan keselamatan kekal darinya . Kebaikan kita menjadi seperti kain-haid yang berbau busuk di hadapanNya ! Percayalah bahwa Karya Yesus di kayu salib sudah menyelamatkan saudara ! Jadi saudara jangan mengharapkan keselamatan dari berbuat baik , seolah-olah keselamatan itu belum saudara terima ! Keselamatan itu sudah saudara terima ! Oleh karena itu , marilah kita berbuat baik berdasarkan 3 (tiga) hal di bawah ini :
1. Semata-mata hanya untuk kemuliaanNya saja ( 1 Korintus 6 : 20 )
2. Semata-mata sebagai ungkapan kasih kita kepadaNya ( Yohanes 14 : 15 )
3. Semata-mata sebagai rasa syukur kita kepadaNya.( Titus 3 : 8 )
Ketiganya itu berdasarkan fakta bahwa oleh kematian dan kebangkitanNya , kita semua yang percaya , telah dibenarkan , dikuduskan, disempurnakan dan diselamatkan , sehingga kita memuliakanNya , mengasihiNya dan bersyukur kepadaNya, atas anugerah kasih-karuniaNya , lewat kebaikan-kebaikan yang berguna bagi sesama. Pemahaman seperti ini sangat penting dalam membina dan membangun iman Kristiani seraya membangun etika, moral dan cara hidup kekristenan yang baik . Satu-satunya perbedaan kebaikan -kebaikan Kristen dengan kebaikan-kebaikan di luar Kristen adalah :" bahwa dalam kekristenan , segala kebaikan yang kita lakukan , sama sekali tidak ada sangkut-pautnya dengan keselamatan kekal , selain hanya berguna bagi sesama selama hidup di bumi ." ! Itulah sebabnya , mengenai pemberitaan firman Tuhan dari mimbar , dalam bukunya yang berjudul "Homiletika " , DR. H. Rothlisberger menulis :
"Tadi sudah dikatakan bahwa pemberitaan tentang Yesus Kristus adalah kabar kesukaan (euanggelion) , oleh sebab itu tiap-tiap khotbah seyogyanya harus menimbulkan kesukaan di dalam hati pendengarnya. ...Oleh sebab itu harus dikatakan bahwa sebuah khotbah yang semata-mata membuka dosa, menuduh , menjadikan manusia malang dan putus-asa , bukanlah khotbah yang baik ! Kita ditugaskan mengabarkan kabar kesukaan , dan bukan hukum Torat ! ." ( DR. H. Rothlisberger , Homiletika , 2009 )
Maksud himbauan di atas sangat jelas ! Bukannya hukum Torat yang berguna membangun kebaikan itu tidak berguna , bukan ! Namun , mengingat bahwa bukan kebaikan kita yang membenarkan kita di hadapan Allah , maka khotbah tentang muatan-pesan hendaknya tidak berubah menjadi ajang penghakiman , karena justru Amanah Agung Tuhan Yesus dalam Matius 28 : 19 adalah agar kita memberitakan Kabar Baik (Injil) dan bukan Torat ! Mengutip apa yang ditulis oleh Joseph Prince dalam bukunya " Unmerited Favor " , bahwa khotbah-khotbah yang menjurus ke aturan hukum Torat , bersifat legalistik , walaupun maksudnya baik, yaitu untuk menjaga etika Kristen , namun bahayanya jauh lebih besar , yakni membawa jemaat menjauh dari kasih-karunia Kristus . Padahal , dengan kasih-karunia , melalui pembaharuan yang dilakukan oleh Roh Kudus , sudah pasti jemaat akan memiliki etika , moral dan cara hidup yang baik sebagaimana maksud teks Alkitab berikut ini :
"Tetapi sekarang kita telah dibebaskan dari hukum Torat, sebab kita sudah mati bagi dia (maksudnya , sudah mati bagi hukum Torat; penulis ) , yang mengurung kita ( maksudnya, mengurung kita dengan banyak aturan yang tidak sanggup kita penuhi ; penulis ) , sehingga kita sekarang melayani dalam keadaan baru menurut Roh dan bukan dalam keadaan lama menurut huruf hukum Torat ." ( Roma 7 : 6 Terjemahan LAI 1987 )
Kolose 3 : 1 - 25 berisi muatan pesan yang padat ! Jika saudara membacanya , ingatlah itu semua hanyalah muatan pesan , buah-buah yang dihasilkan oleh Inti Pesan ! Jadi jangan diperlakukan sebagai inti-pesan ! Bahwa kita sudah dibenarkan di hadapan Allah berdasarkan karya salib Kristus , jangan pernah ditukar dengan yang lain , apapun itu ! Percayalah yang benar supaya menghasilkan perbuatan yang benar , dan jangan dibalik !
:
Konklusi
Ada sebuah teks dalam Alkitab yang menganjurkan kita agar tidak bangga atau tidak bermegah dengan segala kebaikan yang kita lakukan .
" Sebab karena anugerah kamu diselamatkan oleh iman , itu bukan hasil usahamu , tetapi pemberian Allah , itu bukan hasil pekerjaanmu , supaya tidak ada orang yang memegahkan diri " ( Efesus 2 : 8-9 Terjemahan LAI 2002 )
Ketika orang menyangka bahwa kebaikan-kebaikannya yang menyelamatkan dia , maka firman Tuhan menegur keras :" Itu bukan hasil usahamu ! Bukan karena kebaikanmu ! Bukan karena perbuatan benarmu " . Jikalau orang itu masih juga bersikeras dengan pendiriannya , firman Tuhan menegur lagi :" Itu pemberian Allah ! Kamu cuma diberi sesuatu yang tidak kamu usahakan sama-sekali ! " Apabila orang tersebut masih juga bebal , firman Tuhan menegur lagi :" Itu bukan hasil pekerjaanmu ! Pokoknya keselamatan itu bukan hasil usaha dari pihak manusia, melainkan pemberian gratis dari Allah ." Jangan pula kita pernah menyangka bahwa pembenaran oleh Allah yang cuma-cuma itu kita peroleh karena kita rajin melayani , rajin memimpin pujian , rajin berkhotbah , rajin berdoa dan sebagainya . Firman Tuhan menegur keras :" Supaya tidak ada orang yang memegahkan diri ." Semua sama !
Semua sama-sama cuma diberi , gratis . Semua diberi tanpa syarat , dengan tidak menghitung si A lebih baik dari si B atau si G lebih baik dari si H . Semua sama diberi cuma-cuma , sama-sekali bukan berdasarkan kebaikan-kebaikan yang sudah dilakukan . Oleh karena bukan kebaikan-kebaikan yang menjadi dasar pembenaran oleh Allah , maka tidak ada seorangpun yang dapat memegahkan diri berdasarkan kebaikannya ! Apa yang akan dan bisa disombongkan ? Tidak ada !
Sebagai penutup , di bawah ini saya kutipkan pesan Alkitab yang mengandung pengertian bahwa segala perbuatan baik yang kita lakukan adalah berdasar pada kasih-karuniaNya , yang terlebih dahulu sudah menyelamatkan kita , justru bukan dari perbuatan-perbuatan baik yang sudah kita lakukan , tetapi semata-mata karena anugerahNya .
"Tetapi ketika nyata kemurahan Allah, Juruselamat kita , dan kasihNya kepada manusia , pada waktu itu Dia telah menyelamatkan kita , bukan karena perbuatan baik yang telah kita lakukan, tetapi karena rahmatNya oleh permandian kelahiran kembali dan oleh pembaharuan yang dikerjakan oleh Roh Kudus , yang sudah dilimpahkanNya kepada kita oleh Yesus Kristus, Juruselamat kita, supaya kita sebagai orang yang dibenarkan oleh kasih-karuniaNya, berhak menerima hidup yang kekal sesuai dengan pengharapan kita . Perkataan ini benar dan aku mau supaya engkau dengan yakin menguatkannya, agar mereka yang sudah percaya kepada Allah , sungguh-sungguh berusaha melakukan pekerjaan yang baik. Itulah yang baik dan berguna bagi manusia . " ( Titus 3 : 4 - 8 Terjemahan LAI 1987 ).
Bagian pertama teks di atas adalah Inti Pesan Kristiani , yang bertumpu pada kematian dan kebangkitan Kristus ! Bahwa kita dibenarkan semata-mata karena kasih karuniaNya dan sama-sekali bukan karena kebaikan-kebaikan kita . Bagian terakhir dari teks di atas , mengajak kita semua untuk berbuat baik yang berguna bagi sesama manusia , dan bagian inilah yang disebut sebagai muatan pesan Kristiani . Misalnya , jadilah garam dunia ! Jadilah terang dunia ! Dan lain-lain , yang berhubungan dengan etika, moral dan cara hidup kekristenan yang baik . Selamat berjumpa pada blog selanjutnya .Saya menganjurkan agar saudara mengikuti blog saya , karena satu sama lain berkaitan dan tidak terpisah ! Tuhan Yesus memberkati kita semua . ( Capt.Yordan EP Sihombing SH.M.Ap.M.Mar )
Tidak ada komentar:
Posting Komentar