Minggu, 15 Februari 2015

PERTUKARAN ILAHI DI KAYU SALIB

EKSKLUSIF UNTUK KALANGAN SENDIRI


Pendahuluan :

Dalam tulisan saya sebelumnya , terkait inti iman Kristiani yang bertumpu pada fakta kematian dan kebangkitan Kristus , selalu saya tekankan bahwa keselamatan Kristen adalah suatu kepastian . Mengapa keselamatan itu adalah suatu hal yang pasti , Injil kasih karunia memastikannya seperti itu . Meskipun ajaran tentang soteria (keselamatan) sudah cukup untuk dapat membuktikan hal kepastian tersebut , dalam tulisan saya kali ini , saya akan menambahkan hal mengenai kepastian keselamatan itu dari sisi pandang yang lain yang juga berdasarkan Alkitab . Beberapa saat ketika Yesus tergantung di kayu salib , kira-kira jam tiga petang , Dia berseru :" Eli, Eli, lama sabakhtani ?" ( AllahKu, AllahKu, mengapa Engkau meninggalkan Aku ?" ( Matius 27 : 46 ). Mengapa Yesus berseru seperti itu ? Bukankah Dia adalah Tuhan ? Mengapa Dia berseru kepada Tuhan , seakan-akan Dia bukan Tuhan ?  Makna perkataan Yesus itu tidak akan dapat dipahami oleh mereka yang kurang mendalami Kristologi . Bahkan bagi mereka yang sama-sekali tidak mempelajari Kristologi , selalu menyatakan bahwa perkataan Yesus tersebut membuktikan bahwa Dia bukan Tuhan , Dia cuma manusia biasa . Padahal tidak demikian adanya .

Yesus adalah 100 persen manusia dan 100 persen Allah !(band. Yohanes 1 : 1 dan 14 ). Pengajaran Doketis yang menyatakan Yesus adalah 100 persen Allah dan tidak 100 persen manusia, adalah salah ! Demikian juga ajaran lain, termasuk Modern Theology yang mengajarkan Yesus adalah 100 persen manusia dan bukan Allah , adalah salah ! Jikalau Yesus adalah 100 persen Allah dan sama-sekali bukan manusia, bagaimana Allah dapat mengerjakan karya penyelamatan di kayu salib dengan tubuh dan darah manusia ? Sebaliknya, jika Yesus adalah 100 persen manusia dan sama-sekali bukan Allah , bagaimana mungkin manusia mengerjakan karya penyelamatan manusia ?  Dia adalah 100 persen Allah dan 100 persen manusia.  Sebagai manusia , Dialah satu-satunya yang sempurna , tidak berdosa dan tidak bercacat-cela di hadapan Allah ! Frase ini yang penting , bahwa ia benar-benar manusia, yang sempurna , benar, kudus , tak berdosa dan tak bercacat cela !  Frase ini berkaitan langsung dengan seruannya :" Eli, Eli, lama sabakhtani ?" t:ersebut di atas


Bayangan dari Perjanjian Lama :

Kita tahu bahwa Perjanjian Lama adalah bayangan dari Perjanjian Baru ! Kematian Kristus di kayu salib berkaitan erat dengan isi Perjanjian Lama terkait misi penyelamatan . Di dalam Perjanjian Lama kita tahu bahwa setiap tahun, orang Israel mengadakan Hari Raya Pendamaian , dengan mengorbankan hewan-hewan yang tak bercacat cela , sebagai lambang pengampunan dosa dan pendamaian orang berdosa dengan Allah ( band. Imamat 16 : 1 - 34 ). Selain itu , terdapat juga ajaran penghapusan dosa tidak berkala , yang juga menggunakan darah hewan yang sempurna dan tidak bercacat cela .  Pada Kitab Imamat 3 : 2 , 8 dan 13 , untuk korban keselamatan , orang yang berdosa harus meletakkan tangannya di atas kepala hewan korban yang sempurna dan tidak bercacat cela . Pada Kitab Imamat 4 : 4 , 15, 24 , dan 33 untuk korban penghapus dosa , orang atau semua orang yang berdosa harus meletakkan tangannya di atas kepala hewan korban yang sempurna dan tidak bercacat cela .  Hewan-hewan korban keselamatan dan penghapus dosa itu , pada akhirnya disembelih untuk ditumpahkan darahnya . Namun ada suatu makna penting yang tersembunyi di sini .

Pertama , buat apa hewan korban harus sempurna dan tak bercacat cela ? Gambaran ini adalah bayangan korban tubuh dan darah Kristus yang sempurna dan tidak bercacat cela . Kedua , buat apa tangan orang atau orang-orang yang berdosa harus ditumpangkan ke atas kepala hewan korban yang sempurna dan tak bercacat cela itu ?  Pada momentum inilah terjadi pertukaran ! Seluruh salah dan dosa dari orang atau orang-orang yang berdosa itu , sekarang berpindah ke hewan korban yang nanti akan ditumpahkan darahnya , sementara kesempurnaan dan ketidak-bercatat-celaan dari hewan korban tersebut berpindah kepada orang atau orang-orang yang tadinya berdosa itu . Hewan korban yang sempurna itu mati dengan membawa segala salah dan dosa orang atau orang-orang itu , sementara orang atau orang-orang itu pulang dengan keadaan sudah terhapus segala salah dan dosanya . Hewan korban yang sempurna dan tak bercacat-cela itulah gambaran dari Kristus yang di gambarkan sebagai "Anak Domba Allah " dalam teks-teks Alkitab berikut ini :

" Dia dianiaya , tetapi dia membiarkan dirinya ditindas  dan tidak membuka mulutnya , seperti anak-domba yang dibawa ke pembantaian ; ... ( Yesaya 53 : 7.a Terjemahan LAI 1993 ).

" Dan ketika ia melihat Yesus lewat , ia berkata :" Lihatlah Anak Domba Allah !." ( Yohanes 1 : 36, Terjemahan LAI 2002 )

" ..katanya dengan suara nyaring :" Anak Domba yang disembelih itu layak untuk menerima kuasa, dan kekayaan , dan hikmat dan kekuatan dan hormat dan kemuliaan dan puji-pujian ." ( Wahyu 5 : 12, Terjemahan LAI 1993 )


Pertukaran Ilahi di kayu salib :

 Saudaraku ! Itulah Kristus yang digambarkan sebagai Anak Domba yang disembelih ! Maksudnya menumpahkan darahNya di kayu salib . Ketika Yesus berseru " Eli, Eli,lama sabakhtani ?"  , maka pada saat itu , benar-benar hadirat Allah meninggalkan Dia ! Di sinilah terjadi pertukaran ! Seluruh salah dan dosa kita , dipindahkan ke manusia Yesus yang sempurna dan tak bercacat-cela itu . Pada saat yang bersamaan , hadirat Allah yang meninggalkan Dia , berpindah kepada kita bersama seluruh kesempurnaan , kebenaran dan kekudusan Yesus yang tak berdosa . Yesus yang tidak berdosa dibuat berdosa ganti kita dan kita yang berdosa dibuat menjadi benar . Inilah yang disebut sebagai pertukaran Ilahi di kayu salib, sebagaimana arti dari teks Alkitab di bawah ini :

" Dia yang tidak mengenal dosa , telah dibuatNya menjadi dosa karena kita , supaya di dalam Dia kita dibenarkan oleh Allah " ( 2 Korintus 5 : 21, Terjemahan LAI 2002 )

Teks ini berkaitan erat dengan ucapan Yesus pada Matius 26 : 28 yang mengatakan :" Inilah darahKu, darah perjanjian , yang ditumpahkan bagi banyak orang , untuk pengampunan segala dosa ."  Jadi, oleh karena yang ditanggung dan dipikul oleh Yesus di kayu salib adalah segala dosa-dosa kita , maka itu berarti yang dihapuskan oleh Yesus adalah semua dosa kita, baik dosa waris , baik dosa  yang dahulu , kemarin , hari ini , besok , dan bahkan dosa-dosa kita seumur hidup ! Ya, seluruh dosa kita selama hidup , dihapus sudah di kayu salib . Sebab jika tidak demikian , tentulah Alkitab tidak mengatakan sebagai berikut :

" Oleh karena kehendakNya itulah kita telah dikuduskan satu kali untuk selama-lamanya oleh persembahan tubuh Yesus Kristus .. Sebab  oleh satu korban saja  Ia telah menyempurnakan untuk selama-lamanya mereka yang dikuduskan ." ( Ibrani 10 : 10 dan 14,Terjemahan LAI 2002 )

Perhatikan kata "telah " dalam terjemahan LAI tersebut di atas! Itu berarti , kita sudah dibenarkan , sudah dikuduskan dan sudah disempurnakan untuk selama-lamanya ! Untuk seumur hidup ! Kebenaran ini berkaitan dengan ucapan Yesus sesaat sebelum ia menyerahkan nyawaNya di kayu salib ;" TETELESTAI " yang LAI menterjemahkannya dengan kata Indonesia :" Sudah selesai ." (Yohanes 19 : 30 ). Apanya yang sudah selesai ? Karya penyelamatan Kristus sudah selesai ! Jangan dianggap belum selesai lalu saudara menambahkan sendiri dengan hal-hal lain ! Lagi pula arti kata Yunani :" TETELESTAI " itu mencakup makna yang lebih luas . Bukan saja artinya "Sudah selesai " , melainkan juga "Sudah sempurna " , "Sudah mencapai sasaran yang hendak dicapai " , bahkan " Selesai sekali dan berlaku selamanya ."  Dengan demikian, salahlah orang yang mengajarkan bahwa orang percaya yang berbuat salah dalam hidupnya, sama-dengan menyalibkan Yesus dua kali ! Berdasarkan hermeneutik yang mana ?  Jikalau karya penyelamatan Kristus sudah selesai , mengapa harus ada penyaliban kedua kali ? Bukankah karya Yesus itu , berkuasa mengampuni dosa yang kita buat pada perjalanan hidup kita ? Atau barangkali saudara menganggap bahwa saudara bisa tidak berdosa seumur hidup saudara !? 

"Sebab mereka yang pernah diterangi hatinya, yang pernah mengecap karunia surgawi dan pernah mendapat bagian dalam Roh Kudus, dan yang mengecap firman yang baik dari Allah dan kuasa-kuasa dunia yang akan datang, namun murtad lagi , tidak mungkin diperbaharui sekali lagi  supaya bertobat, sebab mereka menyalibkan lagi Anak Allah bagi diri mereka dan menghinaNya di depan umum . " ( Ibrani 6 : 4 - 6 )

Perhatikan ! Teks di atas berkaitan dengan dosa kekal , yakni murtad , meninggalkan Yesus ! (Bukan dosa biasa seperti misalnya marah , bohong , bertengkar , berzina dan lain-lain ; bandingkan dengan ucapan Yesus pada Matius 12 : 31 ) Dosa inilah yang dimaksud pada Ibrani 10 : 26 . Dosa murtad , dengan meninggalkan iman pada Kristus Yesus ! Maksudnya , orang yang murtad , meninggalkan Yesus untuk selamanya , sudah jelas tidak dapat diperbaharui lagi  supaya kembali ! Orang seperti ini sudah menghina Yesus di depan umum, seakan-akan menyatakan bahwa "penyaliban Yesus " itu tidak ada kuasanya ! Itu artinya ! Jadi bukan berarti bahwa orang itu menyalibkan Yesus  dua kali , bukan ! Sudah jelas bahwa ia murtad dan sudah tidak percaya lagi , sehingga buat apa Yesus di salib dua kali ? Biarpun Yesus disalib 100 kali , tetap saja orang yang murtad kekal, tetap tidak percaya . Lagi pula kita tidak boleh menafsir teks sehingga berbenturan dengan teks lain , seperti Ibrani 10: 14 yang mengatakan :" Sebab oleh satu korban saja ..." yang artinya hanya satu kali penyaliban ! 

Jadi segala dosa kita  sudah dibawa mati bersama kematian Kristus ! Pada saat yang sama , hadirat TUHAN , kebenaran, kekudusan dan kesempurnaan Kristus berpindah kepada kita . Itulah sebabnya , kita dipandang benar di hadapan Allah , sama-sekali bukan karena kebenaran , kekudusan dan kesempurnaan kita , melainkan karena kebenaran, kekudusan dan kesmpurnaan Kristus . Memang, tidak dapat disangkal , sepanjang umur saya , dari sudut pandang sarkos ( bahasa Yunani untuk arti " tubuh/daging , dalam kaitannya dengan tabiat berdosa ),  saya adalah orang yang berdosa . Demikian pula saudara ,! Tetapi secara status , saya dan saudara bukan orang berdosa  lagi dan tidak sadar lagi akan dosa . Mengapa ? Karena saya dan saudara sudah dikuduskan sekali untuk selamanya ( Band. Ibrani 10 : 2 dan bandingkan dengan 1 Yohanes 3 : 6 ). Kita sudah tidak sadar lagi akan dosa , artinya kita sadar bahwa kita adalah orang benar , yang sudah dibenarkan oleh Kristus ! Jadi kalau saudara mendengar orang mengkhotbahkan bahwa kita masih berdosa , jangan didengarkan ocehannya ! Itu menghina Yesus , seolah-olah karya penyelamatan Kristus gagal dan tidak berhasil membuat kita dibenarkan, dikuduskan dan disempurnakan di hadapan Allah . ( Lalu kalau karya Kristus gagal, perlulah kita bantu dengan perbuatan baik kita ? Ini lebih konyol lagi ! )

Apabila pertukaran yang terjadi pada Perjanjian lama hanya berlaku sekali itu saja , sementara penghapusan dosa pada hari raya pendamaian hanya berlaku untuk satu tahun saja , tidak demikian dengan pertukaran Ilahi di kayu salib yang berlaku sekali untuk selama-lamanya !

"Di dalam hukum Torat , hanya terdapat bayangan saja dari keselamatan yang akan datang , dan bukan hakekat dari keselamatan itu sendiri . Karena itu dengan korban yang sama yang setiap tahun  terus menerus dipersembahkan, hukum Torat tidak mungkin menyempurnakan mereka yang datang mengambil bagian di dalamnya . Sebab jika hal itu mungkin , pasti orang tidak mempersembahkan korban lagi , sebab mereka yang melakukan ibadah itu tidak sadar lagi akan dosa setelah disucikan sekali untuk selama-lamanya . Tetapi justru oleh korban-korban itu, setiap tahun orang diperingatkan akan adanya dosa . " ( Ibrani 10 : 1 - 2 Terjemahan LAI 1993 )

Mengapa hukum Torat yang terkait dengan pengampunan dosa , dikatakan hanya bayangan saja dari keselamatan dan bukan hakekat dari keselamatan itu sendiri ? Karena , pengampunan dosa dalam sistem hukum Torat tidak berlaku untuk selama-lamanya, dalam arti hanya berlaku sekali itu saja . Karena itulah selalu diulang-ulang . Sekarang berdosa , diampuni ! Berdosa lagi , diampuni lagi ! Berdosa lagi , diampuni lagi ! Begitu terus menerus selama lebih dari 1200 tahun setelah hukum Torat diberikan lewat Musa  . Jikalau pengampunan itu berlaku selamanya, di mana orang sudah dikuduskan sekali untuk selama-lamanya , tentulah orang tidak sadar lagi akan dosanya , melainkan sadar bahwa ia sudah menjadi orang yang dibenarkan selamanya . Tetapi dengan pengulangan yang terus-menerus itu, justru orang selalu ingat bahwa ia orang yang berdosa dan belum mendapatkan pembenaran yang berlaku selamanya . Tidak demikian dengan pertukaran Ilahi di kayu salib ! Itu terjadi hanya sekali tetapi berlaku selama-lamanya , sehingga kita menerima pembenaran, pengudusan dan penyempurnaan yang sifatnya kekal . Tidak diulang-ulang lagi !


Tentang orang yang murtad :

 Barangkali saudara bertanya :" Jika berlakunya kekal selama-lamanya , mengapa ada orang yang murtad ?"  Pertanyaan saudara dijawab oleh teks Alkitab berikut ini :\\

" Memang mereka berasal dari antara kita , tetapi mereka tidak sungguh-sungguh termasuk pada kita ; sebab jika mereka sungguh-sungguh termasuk pada kita , niscaya mereka tetap bersama-sama dengan kita . Tetapi hal itu terjadi, supaya menjadi nyata tidak semua mereka sungguh-sungguh termasuk pada kita ." ( 1 Yohanes 2 : 19 , Terjemahan LAI 1993 )

Jadi , orang yang murtad itu dari semula memang tidak sungguh-sungguh percaya pada karya penyelamatan Kristus. Sebab jika mereka sungguh-sungguh percaya, tentulah mereka tidak murtad . Tetapi hal seperti itu  ( hal adanya orang yang murtad ) harus terjadi , supaya kelihatan dan nyata bahwa mereka yang murtad , dari semula memang tidak sungguh-sungguh  percaya pada karya penyelamatan Kristus . Bagi kita yang dari semula memang sudah percaya sungguh-sungguh pada karya penyelamatan itu , sudah barang tentu tidak akan murtad . Dengan demikian jika kita mendengar atau melihat ada orang yang murtad kekal , ingatlah bahwa hal itu harus terjadi supaya nyata bahwa dari semula mereka sudah tidak sungguh-sungguh percaya pada karya penyelamatan Kristus .


Roh Kudus memimpin orang yang diselamatkan :

 Barangkali ada juga yang berkata :" Jikalau keselamatan itu sudah pasti , bukankah kita boleh hidup seenaknya saja , karena sudah pasti kita diselamatkan !"  Perkataan seperti ini adalah pernyataan konyol dan cuma lahir dari rekayasa manusia dan tidak Alkitabiah ! Mengapa ? Karena Alkitab mengatakan bahwa kita yang sudah diselamatkan , diperbaharui oleh Roh Kudus untuk melakukan perbuatan-perbuatan baik yang berguna bagi sesama .

"Tetapi apabila Ia datang , yaitu Roh Kebenaran ( Roh Kudus ; penulis ) , Ia akan memimpin kamu  ke dalam seluruh kebenaran .....( Yohanes 16 : 13.a , Terjemahan LAI 1993 )

" Tetapi buah Roh (Roh Kudus ; penulis ) ialah : kasih, suka-cita , damai-sejahtera, kesabaran , kemurahan , kebaikan , kesetiaan , kelemah-lembutan , penguasaan diri . Tidak ada hukum yang menentang hal-hal itu . ( Galatia 5 : 22-23 Terjemahan LAI 1993 )

Jelas sekali bahwa Roh Kudus memimpin orang percaya yang sudah diselamatkan ke dalam seluruh kebenaran . Roh Kudus yang mengajarkan kita agar diperlengkapi dan dipanggil untuk berbuat baik ! Sekali lagi saya ingatkan bahwa bentuk berita (indikatif) adalah bahwa kita sudah dibenarkan untuk selama-lamanya , dan hal itu selalu diikuti oleh bentuk suruhan (imperatif) bahwa kita harus melakukan perbuatan-perbuatan yang baik .  Sekalipun bentuk suruhan (imperatif) ini tidaklah memberi kontribusi pada karya penyelamatan Kristus ,  namun tetap saja ia adalah bentuk suruhan (imperatif) yang harus dikerjakan : .( band, Titus 3  : 8 )

Sampai di sini , semakin jelas bagi kita bahwa pertukaran Ilahi di kayu salib adalah hal yang paling penting dalam karya penyelamatan Kristus , dimana : (1.) Pertukaran Ilahi itu dilakukan sekali saja, namun berlaku untuk selama-lamanya . Tidak akan diulang- ulang . (2). Implikasinya, kita dibenarkan, dikuduskan dan disempurnakan , juga berlaku sekali buat selama-lamanya . Tidak akan diulang-ulang . (3) Penyebabnya adalah bahwa karya penyelamatan Kristus dilakukan sekali saja dan sudah selesai . Tidak akan diulang-ulang !  Jadi tidak dapat ditambahi dengan apapun seakan-akan karyaNya itu belum selesai .

Konklusi :

 Karena itu jika saudara mendengar perkataan pengkhotbah yang nuansanya seperti akan menambahi karya Kristus , jangan didengarkan ! Saya mengerti bahwa pengkhotbah itu bermaksud baik untuk menjaga moral Kristen , namun saya harus mengatakan bahwa keselamatan kita bukan tergantung pada moral kita , melainkan sepenuhnya pada kasih-karunia Allah .  Saya mengerti bahwa pengkhotbah itu tidak bermaksud buruk , namun ia telah membawa jemaat kembali ke sistem legalistik hukum Torat , sedangkan setiap orang percaya adalah orang-orang yang hidup di bawah kasih-karunia dan bukan di bawah hukum Torat lagi  ( Roma 6 : 14 ).


Sekarang , tergantung ! Apakah saudara percaya bahwa pertukaran Ilahi di kayu salib telah menjadikan saudara sebagai orang yang dipandang benar di hadapan Allah, bukan karena kebaikan saudara melainkan karena kebaikan Kristus , di mana pembenaran saudara itu harus diikuti oleh cara hidup yang baik ? Ataukah saudara lebih percaya bahwa saudara dibenarkan karena kebaikan saudara dengan atau tanpa karya Kristus ?  Tidak ada jalan tengah atau jalan campuran ! Cuma ada satu jalan ! Mau bergantung sepenuhnya pada kasih karunia Allah berdasarkan karya penyelamatan Kristus atau tidak !?

  Hanya satu yang perlu saya ingatkan kembali bahwa sebaik apapun hidup saudara , saudara tidak pernah lulus dari ketentuan Allah bahwa saudara harus melakukan semuanya !  Perlu diketahui tuntutan hukum Allah jauh lebih luas dari pada hukum dunia . Hanya berangan-angan buruk, hukum dunia tidak menyalahkan kita . Tetapi dosa yang kita buat menurut tuntutan Allah adalah meliputi dosa pikiran , angan-angan , ucapan , perkataan , sikap jasmani dan perbuatan konkrit .  Karenanya, mengulang pernyataan Profesor. Gordon Fee dalam bukunya "Hermeneutik " , mengandalkan kebaikan untuk mengharapkan keselamatan sudah pasti gagal ! Karena tidak seorang manusiapun yang tidak pernah bersalah seumur hidupnya !

Kembali ke seruan Yesus :" Eli, Eli, lama sabakhtani ?" ( AllahKu, AllahKu, mengapa Engkau meninggalkan Aku ?" ) . Seandainya segala kesalahan dan dosa kita tidak dipindahkan ke Kristus , siapa yang menanggung dan memikul salah dan dosa kita ? Sementara kita tetap dipandang berdosa karena gagal melakukan semua tuntutan hukum Allah . Seandainya hadirat Tuhan dalam kebenaran, kekudusan dan kesempurnaan Kristus tidak dipindahkan ke kita , dengan apa kita dapat dipandang benar oleh Allah ? Sementara kita tidak pernah bisa benar sebagaimana standar Allah . Jadi jangan ikut-ikutan dengan orang yang mengatakan bahwa seruan Yesus itu menjadi bukti bahwa Ia bukan Tuhan ! Dengan perkataan lain, jangan melecehkan dan menghina Tuhan Yesus ! Apalagi kalau hanya melecehkan dan menghina tanpa dasar , dalam arti sama-sekali tidak mengerti akan adanya pertukaran Ilahi di kayu salib !

Sampai bertemu pada blog selanjutnya ! Tuhan Yesus memberkati kita semua ! Salam dari laut ! ( Capt. Yordan EP Sihombing SH.M.Ap )





Selasa, 10 Februari 2015

KESELAMATAN KRISTEN INDIKATIF IMPERATIF

EKSKLUSIF UNTUK KALANGAN SENDIRI


Batasan tentang Indikatif dan Imperatif :


Pada tulisan saya sebelumnya, " Inti Pesan dan Muatan Pesan Kristiani " , yang kemudian diuraikan menjadi dua bagian yakni " Inti Pesan Kristiani " ( the essence of the Christian message ) dan " Muatan Pesan Kristiani " (the load of the Christian message ) , saya mencoba menulis agar orang Kristen awam dapat mengerti bahwa terdapat perbedaan yang mendasar antara Inti Iman Kristiani yang bertumpu mutlak pada fakta kematian dan kebangkitan Kristus, dengan Muatan Pesan Kristiani yang mengacu kepada etika, moral dan cara hidup kekristenan yang baik . . Pada tulisan saya kali ini, hal keduanya itu akan saya jelaskan lagi dengan menggunakan bahasa yang lain yaitu bahwa keselamatan Kristen adalah indikatif imperatif .  Dalam bukunya " Homiletika " , DR. H. Rothlisberger , mengatakan bahwa :

"Di dalam Alkitab kita melihat  bahwa indikatif (bentuk berita ) mendahului imperatif ( bentuk suruhan ). ....Janganlah pendeta menukar urutan  indikatif-imperatif, karena justru di sini letak  keistimewaan Kristen . Dalam agama-agama yang lain, manusia disuruh  berusaha untuk mencapai selamat, tetapi Injil menceriterakan  bahwa Allah datang kepada kita manusia dan mengaruniakan keselamatan yang dari padaNya tanpa syarat .Kita tidak disuruh menyucikan diri kita supaya diterima oleh Allah , melainkan sebaliknya : Allah telah menerima dan menyucikan kita  ; oleh sebab itu kita dipanggil supaya hidup sebagai anak Allah  yang dikasihi. " ( DR. H. Rothlisberger , "Homiletika , 2009 )

Indikatif (bentuk berita) mendahului imperatif (bentuk suruhan) . Fakta mengenai kematian dan kebangkitan Kristus yang menyelamatkan orang percaya itulah yang disebut sebagai bentuk berita (indikatif) , yang sebelumnya kita sebut sebagai Inti Pesan Kristiani .  Oleh karena kita sudah dibenarkan, dikuduskan dan disempurnakan berdasarkan persembahan tubuh dan darah Kristus ,  justru ketika kita masih berdosa , maka sudah sepantasnyalah kalau kita harus hidup sebagai anak-anak Allah . Etika , moral dan cara hidup kekristenan yang baik itulah yang disebut sebagai bentuk suruhan (imperatif ). Urutan indikatif-imperatif ini tidak dapat dibalik menjadi imperatif-indikatif ! Kita tidak berusaha mencari keselamatan dengan berbuat baik , melainkan kita sudah diselamatkan tanpa syarat , sehingga karenanya kita harus hidup dengan cara yang baik . Yang perlu saudara renungkan selalu adalah bahwa segala kebaikan-kebaikan yang kita lakukan , bukanlah bagian dari kerja-sama kita dengan Tuhan untuk menyelamatkan kita !

Bentuk berita (Indikatif) :

Sudah cukup bagi kita untuk menyerah bahwa lebih dari 1200 tahun , aturan hukum Torat tidak pernah berhasil melepaskan manusia dari dosa ! Sekalipun manusia melakukan banyak kebaikan-kebaikan , namun tidak ada seorangpun yang pernah sanggup melakukan semuanya sesuai tuntutan Allah . Oleh karenanya , manusia selalu jatuh dalam kutuk , jatuh dalam dosa dan selalu memerlukan pengampunan secara terus-menerus seumur hidupnya . Perhatikan teks Alkitab berikut di bawah ini :

" Cursed is the one who does not confirm all the words of the law by observing them ." ( Deuteronomy /Ulangan 27 : 26 Terjemahan NKJV , diterjemahakan bebas :"  Terkutuklah orang yang tidak melakukan semua yang tertulis dalam hukum Torat, dengan perbuatan .' )

"For as many as are of the works of the law are under the curse, for it is written :" Cursed is everyone who does not continue in all things which are written in the book of the law, to do them ." ( Galatians 3 : 10 Terjemahan NKJV , diterjemahkan bebas :" Karena semua orang yang hidup dari pekerjaan hukum Torat berada di bawah kutuk ,sebab ada tertulis :" Terkutuklah orang yang tidak setia  melakukan segala apa yang tertulis  dalam kitab hukum Torat , dengan perbuatan ." )

Tidak seorangpun sanggup melakukan semuanya ! Padahal , tuntutan Allah harus dilakukan semuanya dengan perbuatan ! Apakah ada manusia yang mampu mengerjakan tuntutan ini ? Tidak ada ! Apa akibatnya ? Manusia selalu jatuh dalam kutuk ! Jatuh dalam dosa ! Termasuk saudara dan saya ! Sudah terbukti segala kebaikan yang kita lakukan tidak cukup bahkan jauh dari cukup untuk membuat kita dipandang benar di hadapan Allah ! Dengan mengandalkan kebaikan-kebaikan kita , kita tetap dipandang berdosa di hadapan Allah .  Satu-satunya cara untuk dipandang benar di hadapan Allah adalah mengakui dengan mulut dan dengan hati bahwa hanya Karya Salib Kristus yang membuat setiap orang yang percaya dipandang benar di hadapan Allah ( band. Roma 10 : 9 ).  Mengapa begitu ? Karena segala ketidak-mampuan kita untuk menggenapi hukum Torat , segala dosa dan kelemahan kita , ditanggung oleh Kristus di kayu salib , sehingga kita yang tidak benar , sekarang dibenarkan , kita yang tidak kudus, sekarang dikuduskan dan kita yang jauh dari sempurna , sekarang disempurnakan . ( Roma 3 : 23-24 , Ibrani 10 : 10 dan 14 ) .  Inilah bentuk berita (indikatif ) .

Bentuk suruhan (Imperatif) :

Sekarang jelas bahwa kita berhutang kebaikan bahkan berhutang keselamatan pada Tuhan ! Kebaikan Tuhan itu tidak mungkin dapat saudara balas . Dengan apa kita harus membalas kebaikan Tuhan ? Tidak ada ! Yang bisa kita lakukan adalah mengucap syukur dan berterima-kasih atas kasih-karuniaNya .  Wujud dari ungkapan syukur dan terima-kasih kita itulah yang di sebut bentuk suruhan (imperatif) ; di mana kita memuliakan Allah dengan tubuh kita dan dengan roh kita , melalui etika , moral dan cara hidup kekristenan yang baik di tengah-tengah masyarakat global . Perhatikan Muatan Pesan yang berbentuk suruhan (imperatif) di bawah ini, yang diucapkan Yesus dengan bahasa figuratif metafora :

"Kamu adalah garam dunia . Jika garam itu menjadi tawar, dengan apakah ia diasinkan ? Tidak ada lagi gunanya selain dibuang dan diinjak-injak orang . Kamu adalah terang dunia . Kota yang terletak di atas gunung tidak mungkin tersembunyi. Lagi pula orang tidak menyalakan pelita lalu meletakkannya  di bawah tempayan , melainkan di atas kaki pelita sehingga menerangi semua orang di dalam rumah itu .  Demikianlah hendaknya terangmu bercahaya di depan orang supaya mereka melihat  perbuatanmu yang baik dan memuliakan  Bapamu yang di surga . " ( Matius 5 : 13 - 16 Terjemahan LAI 2002 )

Saudaraku ! Teks di atas adalah bentuk suruhan (imperatif) yang bersifat muatan pesan , dan bukan bentuk berita (indikatif) yang bersifat inti pesan .  Oleh karena itu jangan sekali-kali bentuk suruhan (imperatif) saudara artikan sebagai bentuk berita (indikatif).  Fakta kematian dan kematian Kristus telah menyelamatkan setiap orang yang percaya , tanpa syarat ini dan itu , selain percaya ! (indikatif ). Oleh karena itu kita disuruh menjadi garam dunia dan terang dunia , yaitu melakukan kebaikan yang berguna bagi sesama . (imperatif) . Namun  sangat disayangkan jika  ada orang yang terkontaminasi oleh ajaran sinergisme , yang mengatakan bahwa harus ada kerja-sama antara manusia dengan Allah dalam hal keselamatan . Allah mengerjakan bagianNya dan manusia mengerjakan bagiannya .  Apakah ajaran seperti ini benar dan Alkitabiah ?  Terkait hal tersebut , DR. Erwin Lutzer , dalam bukunya " Ten Lies About God " mengatakan bahwa :

"Pada kenyataannya , jika Ia (Allah) tidak membantu mereka yang tidak bisa  membantu dirinya sendiri, kita semua akan terhilang ! ..Sebagai catatan ,pernyataan :" Allah menolong mereka  yang menolong dirinya sendiri."  tidak ada dalam Alkitab , itu berawal dari  agama yang menyembah berhala.  500 tahun sebelum Kristus, Aesop menulis :" Dewa-dewa menolong mereka yang menolong dirinya sendiri." Euripides, seorang filsuf Yunani  berkata :" Berusahalah dulu sendiri, setelah itu berserulah kepada Allah !." Dan George Gerbert pada abad ke XVII  berkata :" Tolonglah dirimu sendiri dan Allah akan menolongmu ." Kita menerima perumusan terkini dari Benyamin Franklin ( seorang deist )  :" Allah menolong mereka yang menolong dirinya sendiri .". Pernyataan ini adalah musuh dari anugerah dan jika Franklin mempercayainya , maka itu berkontribusi pada penolakannya terhadap Injil .( DR. Erwin Lutzer , Ten Lies About God , 2002 )

Dua golongan manusia yang sulit menerima kasih-karunia :

Memang kasih-karunia Allah yang gratis itu , sulit diterima oleh sistem dunia yang meritokrasi ! Ada dua kelompok manusia Kristen yang sulit menerima kasih-karunia ini , Yang pertama adalah orang yang hidupnya kacau , amburadul dan rusak secara moral . Ketika orang seperti ini diberi berita tentang kasih-karunia yang menyelamatkan orang berdosa , kebanyakan dia menjawab :" Ah ! Saya orang berdosa ! Betul-betul saya tidak layak menerima kasih-karunia Allah ! ." Padahal posisinya sama saja dengan saya dan saudara , yaitu sebenarnya sama-sama tidak layak menerima kasih karunia Allah . Dia , saya dan saudara adalah orang berdosa dan tak seorangpun yang baik ( Roma 3 : 10 - 12 ).

 Yang kedua adalah orang yang hidupnya mapan , serba ada dan dari lingkungan keluarga yang baik .  Ketika orang seperti ini diberitahu bahwa keselamatan bukan tergantung dari kebaikan-kebaikan yang dilakukan manusia , melainkan semata-mata karena kasih-karunia , maka kebanyakan dia mengelak dengan bertanya :" Kalau begitu , buat apa kebaikan saya selama ini ? Buat apa amal saya selama ini ? Buat apa ibadah saya selama ini ?" 

Perhatikan ! Yang pertama merasa tidak layak diterima Tuhan , dan yang kedua merasa eksitensinya tidak diakui !  Yang pertama ingin menjadi layak dahulu dengan usahanya , dan yang kedua ingin diakui keberadaannya selaku orang yang sudah layak karena kebaikannya ! Padahal kedua-duanya salah besar !! Apalagi jika orang seperti itu  kurang memahami pembenaran oleh iman , membaca teks-teks Alkitab seperti contoh berikut ini :

"Atau tidak tahukah kamu bahwa orang-orang yang tidak adil tidak akan mendapat bagian dalam Kerajaan Allah ?  Janganlah sesat ! Orang cabul, penyembah berhala, orang berzinah, banci , orang pemburit, pencuri, orang kikir, pemabuk, pemfitnah dan penipu tidak akan mendapat bagian dalam Kerajaan Allah. Dan beberapa orang di antara kamu , demikianlah dahulu . Tetapi kamu sudah memberi dirimu disucikan, kamu telah dikuduskan, kamu telah dibenarkan dalam nama Tuhan Yesus Kristus dan dalam Roh Allah kita ." ( 1 Korintus 6 : 9 - 11 Terjemahan LAI 1987 )

Bagi orang Kristen awam yang kurang belajar hermeneutik , kelihatannya teks tersebut di atas seperti mengajarkan bahwa keselamatan itu diperoleh dari berbuat baik dengan menghindari yang jahat ! Padahal tidak demikian adanya . Kata Ibrani untuk Kerajaan Allah adalah malkuth haelohim dan kata Ibrani untuk Kerajaan Surga adalah malkuth hasyamayim , Kedua-duanya tidak berbicara mengenai tempat surga ( syamayim , Ibrani ) , melainkan bicara tentang pemerintahan Allah di dunia dengan kita sebagai umat Allah yang baru .

Jadi maksud keseluruhan teks Alkitab di atas adalah bahwa sebagai umat baru Allah yang sudah disucikan , sudah dikuduskan dan sudah dibenarkan karena Karya Salib Kristus , tidak pantaslah bagi kita jika masih ada orang yang berlaku tidak adil , cabul, menyembah berhala, berzinah, banci, pemburit, pencuri, kikir, pemabuk , pemfitnah dan penipu ! Jadi teks tersebut mengajak kita untuk melakukan kebaikan-kebaikan dengan menghindari yang buruk , bukan untuk mencari keselamatan , tetapi karena sudah diselamatkan . Ini juga bagian dari bentuk suruhan (imperatif ) yang merupakan muatan pesan Kristiani .(band. Efesus 5 : 1 - 5 )

Jadi pendek kata , kita tidak bisa menegakkan doktrin hanya dengan mengandalkan dukungan satu atau dua ayat Alkitab , dengan mengorbankan serta menggugurkan seluruh teks Alkitab yang membangun teologi Injil Kasih Karunia , bahwa orang dibenarkan lantaran imannya pada karya penyelamatan Kristus Yesus . Teks Alkitab yang paling terkenal dan begitu sering kita dengar adalah :

"For you were bought at a price . Therefore glorify God in your body and in your spirit , which are God's. ( 1 Corinthians 6 : 20 Terjemahan NKJV , diterjemahkan bebas :" Sebab kamu sudah dibeli , harganya sudah lunas dibayar . Karena itu , muliakanlah Allah dengan tubuhmu dan dengan rohmu , yang keduanya adalah milik Allah .' )

Teks Alkitab di atas jelas ! Kita sudah dibeli dan lunas dibayar harganya dan sekarang resmi menjadi milik Allah , pembeli kita ( indikatif ) . Karena itu , kita harus memuliakan Allah , baik dengan tubuh maupun dengan roh kita melalui etika, moral dan cara hidup kekristenan yang baik .(imperatif ). Apakah kurang jelas bentuk berita dan bentuk suruhan dalam teks di atas ? Apakah harus saya ubah teks tersebut dengan mengatakan bahwa : " Kamu belum dibeli lunas, masih kredit  ! Karena itu berbuatlah baik sebanyak-banyaknya supaya harganya dilunasi ! " Apa harus begitu ?


Ragi orang Farisi dan Saduki :

Matius adalah salah satu saksi mata kehidupan ,kematian dan kebangkitan Kristus , sebab ia adalah salah satu dari kedua-belas murid inti Yesus . Ia menulis sekitar 30 tahun setelah kenaikan Yesus ke surga . Posisinya pada waktu itu adalah sebagai orang Yahudi yang Kristen . Maka ia menulis untuk orang Kristen berlatar-belakang Yahudi (Torat ) .

"Yesus berkata kepada mereka :" Berjaga-jagalah dan waspadalah terhadap ragi orang Farisi dan orang Saduki."....Bagaimana mungkin kamu tidak mengerti bahwa Aku berkata-kata kepadamu bukan tentang roti ? Waspadalah terhadap ragi orang Farisi dan Saduki ?" Ketika itu barulah mereka mengerti bahwa bukan maksudNya supaya mereka waspada terhadap ragi roti , melainkan terhadap ajaran orang Farisi dan Saduki." ( Matius 16 : 6 , 11 dan 12 Terjemahan LAI 2002 ).

Dalam pembacaan historical exegetical reading , teks tersebut mengajak kita untuk berjaga-jaga dan waspada terhadap ajaran orang Farisi dan Saduki ! Waspada terhadap ajarannya , bukan orangnya ! Di tempat lain Matius menulis , bahwa kita harus mengikuti ajaran orang Farisi tetapi jangan mengikuti perbuatannya . ( Matius 23 : 3 ). Hal ini mempunyai maksud sebagai berikut :' Sepanjang mereka mengajarkan perbuatan-perbuatan yang baik , itu harus dituruti , karena memang itu adalah bentuk suruhan (imperatif ).  Tetapi yang harus diwaspadai adalah raginya , pengembangannya !

Orang Farisi percaya pada adanya kebangkitan  dan kekekalan jiwa , Kesalahan mereka adalah mengajarkan bahwa jika manusia taat pada aturan-aturan hidup sebagaimana diatur dalam hukum Torat , maka manusia akan mencapai keselamatan kekal .  Mereka tidak percaya bahwa satu-satunya jalan adalah Kristus ! Di sinilah mereka salah besar ! Sementara itu , orang Saduki tidak percaya kepada adanya kebangkitan dan kekekalan jiwa . Mereka inipun salah besar karena Yesus memberitakan tentang keselamatan kekal .  Itulah sebabnya Yesus mengatakan bahwa kita harus berjaga-jaga dan waspada terhadap ragi orang Farisi dan Saduki , maksudnya terhadap ajaran mereka yang menyimpang dan bukan terhadap ajaran mereka mengenai perbuatan baik .


Ajaran Yesus dan karya salibNya :

Sebagaimana telah pernah disinggung pada tulisan saya sebelumnya, semua ajaran Yesus adalah bentuk suruhan (imperatif) , mengenai etika, moral dan cara hidup yang baik , yang dirangkum dalam satu azas yakni "mengasihi sesama manusia seperti diri sendiri ".  Akan tetapi tujuan-utama kedatangan Yesus ke dunia , bukanlah mengajarkan perbuatan baik , melainkan untuk "mati di kayu salib dan bangkit pada hari ketiga "  Itulah tugas utamanya sebagaimana Dia ucapkan pada Yohanes 10 : 18 pada bagian kalimat " Inilah perintah yang kuterima dari Bapaku ."  Saya harus mengulangi bahwa keselamatan kita bukan terletak pada ajaranNya , melainkan pada fakta kematian dan kebangkitanNya . Harus dibedakan antara ajaranNya dan Karya SalibNya ! Perhatikan ucapanNya,pada malam sebelum hari kematianNya di kayu salib , berikut ini :


" Sebab inilah darahKu ,darah perjanjian, yang ditumpahkan bagi banyak orang, untuk pengampunan dosa-dosa ." ( Matius 26 : 28 , Terjemahan LAI 2002 )

PerkataanNya didaktif dan indikatif ! Bahwa darahNyalah yang mengampuni segala dosa kita ! DarahNyalah yang membuat kita dipandang benar di hadapan Allah . DarahNyalah yang menyucikan dan menguduskan kita , dan sama-sekali bukan ajaranNya tentang perbuatan baik ! Indikatif selalu mendahului imperatif dan jangan pernah dibalik . Kita yang sudah percaya pada pembenaran oleh Allah melalui darah Yesus Kristus , harus mengerjakan ajaranNya tentang perbuatan baik yang berguna bagi manusia ( Titus 3 : 8 ).


Di sinilah banyak orang Kristen yang kurang mengerti dalam penerapannya , di mana ajaranNya tentang perbuatan baik menjadi bentuk berita indikatif , sehingga yang terjadi adalah keselamatan yang imperatif-indikatif , yakni ajaran "Salvation by works" , keselamatan dari perbuatan baik ! Padahal perbuatan baik itu nyata-nyata adalah hasil dari keselamatan yang kita terima tanpa syarat . Ada perbedaan mendasar antara ajaran "Salvation by works ( keselamatan dari perbuatan baik ) dengan "Salvation by faith " ( keselamatan berdasarkan iman pada karya Salib Yesus ).

 Bagi kita yang percaya pada Karya Salib Yesus sebagaimana yang diberitakan oleh Kabar Baik , tidak ada keragu-raguan bahwa keselamatan yang kita terima dari Allah itu adalah pasti ! (Band. Yohanes 10 : 27 - 28 ). Sementara mereka yang bergantung pada "salvation by works " , selalu berada dalam keadaan ragu-ragu dan bimbang serta tidak pasti , apakah kebaikan-kebaikan mereka sudah cukup untuk membuat mereka dibenarkan di hadapan Allah ? Padahal Alkitab menjawab , tidak cukup ! ( Band. Galatia 3 : 11 ). Lebih jelas lagi rasul Paulus menulis :

"Aku tidak menolak anugerah Allah , . Sebab sekiranya ada pembenaran melalui hukum Torat , maka sia-sialah kematian Kristus ." ( Galatia 2 : 21 Terjemahan LAI 2002 )

Hukum Torat , sebagaimana pernah disinggung, meliputi banyak aturan , termasuk aturan pidana , aturan perdata dan aturan agama , termasuk sunat , persepuluhan dan sebagainya yang pada dasarnya semuanya baik . Akan tetapi, oleh karena tuntutan Allah kepada kita untuk tidak melewatkan satupun dari aturan-aturan itu , di mana tidak ada satupun manusia yang sanggup melakukannya , maka semua manusia menjadi pelanggar hukum dan berdosa ( band. Yakobus 2 : 10 ). Jadi , sekalipun kita mengerjakan banyak kebaikan-kebaikan menurut aturan hukum tersebut , tidak ada pembenaran oleh Allah di situ , karena kita tidak mampu mengerjakan seluruhnya !


Bukan berarti bahwa kebaikan-kebaikan yang kita lakukan itu tidak baik atau salah ! Bukan ! Kesalahannya terletak pada keyakinan saudara bahwa kebaikan-kebaikan itu menyelamatkan ! Sebab jika saudara berkeyakinan seperti itu , buat apa Yesus mati di kayu salib ? Apakah Dia berbohong ketika Dia berkata :" Inilah darahKu , darah perjanjian , yang ditumpahkan bagi banyak orang , untuk pengampunan dosa-dosa ?"  Saudaraku , pengampunan dosa itu saudara terima dari tumpahnya darah Yesus, dan sama-sekali bukan dari perbuatan baik saudara yang tidak cukup itu . Namun sangat disayangkan juga bahwa ada orang yang tidak mengerti akan teks Alkitab di bawah ini :

"Saudara-saudaraku yang kekasih, kamu senantiasa taat , karena itu tetaplah kerjakan keselamatanmu dengan takut dan gentar , bukan saja seperti waktu aku masih hadir, tetapi terlebih lagi sekarang waktu aku tidak hadir , karena Allahlah yang mengerjakan di dalam kamu baik kemauan maupun pekerjaan menurut kerelaanNya ." ( Filipi 2 : 12 - 13 Terjemahan LAI 2002 )

Jika kita mengisolasi teks tersebut di atas dengan melepaskannya dari konsteknya , maka kelihatannya, teks tersebut mengajarkan bahwa keselamatan harus dikerjakan dengan perbuatan-perbuatan baik, karena dipergunakan kata kerja "mengerjakan"  ! Pada hal tidak begitu adanya . Sebelum diinjili oleh Paulus, orang Filipi percaya pada agama dan filsafat hidup mereka . Setelah menerima penginjilan Paulus , maka mereka sudah menerima keselamatan berdasarkan karya salib Kristus . ( band. Filipi1  : 27 - 30 ) .


Maksud dari kata-kata :" tetaplah kerjakan keselamatanmu dengan takut dan gentar " adalah sama dengan kata-kata " sehati sejiwa  berjuang untuk iman yang timbul dari Injil " pada Filipi 1 : 27 , di mana juga digunakan kata kerja " berjuang " . Pendek kata , teks ini bermaksud mengajak jemaat Filipi untuk berpegang teguh pada iman berdasarkan Karya Salib Kristus ! Persis seperti teks Alkitab pada Ibrani 10 : 35 yang juga menggunakan kata kerja "melepaskan" pada anak kalimat :" janganlah kamu melepaskan kepercayaanmu .." .

 Jadi bukan menyuruh agar orang mengerjakan kebaikan untuk menjaga keselamatan mereka .  Sebab jikalau demikian cara mengartikannya , maka itu bertentangan dengan kalimat :" karena Allahlah yang mengerjakan di dalam kamu ."pada teks tersebut , serta juga bertentangan dengan ucapan Paulus pada Filipi 3 : 9 yang berbunyi :" ..dan berada di dalam Dia bukan dengan kebenaranku sendiri karena mentaati hukum Torat , melainkan dengan kebenaran  karena kepercayaan  kepada Kristus , yaitu kebenaran  yang Allah anugerahkan  berdasarkan kepercayaan ."  Sekalipun demikian , bukan berarti kita tidak perlu melakukan kebaikan , sebab hal itu bersifat imperatif , harus dikerjakan sebagai wujud bahwa kita percaya pada keselamatan yang sudah kita terima dan oleh karenanya berterima-kasih dalam bentuk hidup yang baik ( Filipi 1 : 27 ).


Keselamatan itu kehendak Bapa :

Percaya pada karya penyelamatan Kristus , itulah kehendak Allah , kehendak Bapa yang yang mengutus Yesus untuk mati di kayu salib ! Perhatikan tanya-jawab antara orang Yahudi dengan Yesus di bawah ini :

"Lalu kata mereka kepadaNya :" Apakah yang harus kami perbuat  supaya kami mengerjakan pekerjaan-pekerjaan yang dikehendaki Allah ? Jawab Yesus kepada mereka :" Inilah pekerjaan-pekerjaan yang dikehendaki Allah , yaitu hendaklah kamu percaya kepada Dia yang telah diutus oleh Allah ." ( Yohanes 6 : 28 - 29 Terjemahan LAI 2002 ).

Orang-orang bertanya, mereka harus berbuat apa supaya melakukan kehendak Bapa ? Tetapi Yesus menjawab , bahwa yang dikehendaki Bapa adalah supaya manusia percaya  pada Yesus yang diutus oleh Bapa untuk pergi ke kayu salib dan tumpahkan darahNya di sana guna pengampunan dosa-dosa . Bahwa hal percaya pada karya Yesus , merupakan kehendak Bapa , diulangi lagi oleh Yesus pada Yohanes 6 : 40.  Bahwa bagi yang tidak percaya akan mati dalam dosa-dosanya , diucapkan juga oleh Yesus dalam Yohanes 8 : 24 . Seluruh teologi rasul Paulus mengenai soteria (keselamatan) bertumpu pada karya salib Kristus,yakni fakta kematian dan kebangkitanNya .  Itulah sebabnya , untuk dapat membedakan antara hal yang indikatif dan imperatif , rasul Paulus menulis :"

" Kamu lepas dari Kristus , jikalau kamu mengharapkan pembenaran dari hukum Torat , kamu hidup di luar anugerah ." ( Galatia 5 : 4 Terjemahan LAI 2002 )

Kasih-karunia atau anugerah adalah pemberian Allah secara cuma-cuma , yang membenarkan setiap orang yang percaya pada karya penyelamatan Kristus . Inilah bentuk berita , indikatif . Sebagai wujud syukur dan terima-kasihnya , melalui pembaharuan yang dikerjakan oleh Roh Kudus , setiap orang percaya sudah pasti melakukan perbuatan-perbuatan baik yang berguna bagi sesama . Inilah bentuk suruhan, imperatif .  Namun jikalau kita menganggap bahwa lewat kebaikan-kebaikan itulah kita memperoleh pembenaran oleh Allah , justru kita keluar dari Kristus dan hidup di luar kasih-karunia . Dalam arti , kita harus sadar bahwa sebaik apapun hidup kita, sesaleh apapun cara bermasyarakat kita , semuanya tidak berharga di hadapan Tuhan , jika dikaitkan dengan pembenaran oleh Allah . Sebab jika tidak demikian , buat apa Kristus harus datang ke dunia , dan mati sebagai orang terkutuk di kayu salib .



Konklusi :

  Andaikata hal itu tidak benar buat apa ditanda-tangani Deklarasi Bersama tentang pembenaran oleh iman , the Joint Declaration on the Doctrine of Justification (JDDJ) , di Ausburg Jerman pada tanggal 31 Oktober 1999 yang lalu ?

"Together we confess : By grace alone , in faith in Christ saving work and not because  of any merit on our part , we are accepted by God  and receive  the Holy Spirit  who renews  our hearts while equipping and calling us to good works ."

Kalimat pertama dari pengakuan bersama itu :" By grace alone , in faith in Christ saving work and not because of any merit on our part ", adalah bentuk berita (indikatif) bahwa hanya oleh kasih-karunia saja dalam iman kepada karya penyelamatan Kristus , dan bukan karena perbuatan-perbuatan kebaikan dalam kehidupan , kita diterima oleh Allah dan menerima Roh Kudus . Kalimat selanjutnya :" who renews our hearts while equipping and calling us to good works " adalah bentuk suruhan (imperatif) , dimana dengan pembaharuan yang dikerjakan oleh Roh Kudus , kita diperlengkapi dan dipanggil untuk melakukan perbuatan-perbuatan baik ( sebagai wujud syukur dan terima-kasih karena sudah diterima oleh Allah ; penulis ). Sampai bertemu pada blog selanjutnya . Tuhan Yesus memberkati kita semua . ( Capt. Yordan EP Sihombing SH.M.Ap )



Minggu, 08 Februari 2015

MUATAN PESAN KRISTIANI ( THE LOAD OF THE CHRISTIAN MESSAGE )

EKSKLUSIF UNTUK KALANGAN SENDIRI


Batasan tentang Muatan Pesan Kristiani:



Telah kita ketahui bersama bahwa bagi kita orang Kristen , Alkitab berisi dua buah pesan saja yakni Inti Pesan Kristiani ( the essence of the Christian Message) yang terletak mutlak pada fakta kematian dan kebangkitan Kristus , yang merupakan inti iman kekeristenan ( 1 Korintus 15 : 14 ) ; dan Muatan Pesan Kristiani ( the load of the Christian message) yang merupakan etika, moral dan cara hidup orang-orang Kristen di tengah-tengah masyarakat dunia, yang merupakan buah iman kekristenan . Dalam hal ini perlu saya ulangi lagi , bahwa inti pesan yang dimaksud adalah bersifat satu-satunya , dalam arti hanya ada dan dikenal di dalam kekristenan saja ; sementara wujud muatan pesan dapat berada di mana-mana , di ajaran kepercayaan lain dan bahkan di semua hukum positip negara modern dewasa ini (bandingkan dengan Roma 13 : 1-2 )  

Sebagai contoh persamaan dari muatan pesan adalah perintah Tuhan Yesus supaya kita mengasihi sesama seperti diri sendiri ( Matius 22 : 39 ). Apakah ada ajaran kepercayaan lain yang tidak mengajarkan supaya orang mengasihi sesama manusia seperti diri sendiri ? Contoh lain : Alkitab mengajarkan kita untuk tidak mencuri milik orang lain .Apakah ada ajaran kepercayaan lain yang tidak mengajarkan hal yang sama seperti itu ? Alkitab mengajarkan supaya kita jangan menerima suap atau memberi suap ! Bukankah ajaran kepercayaan lain juga mengajarkan demikian ? Demikian pula hukum positip semua negara modern juga mengatur  ketertiban masyarakat dengan membuat larangan-larangan serta perintah-perintah , yang bukan saja berlaku secara nasional, juga secara internasional , mengingat hubungan bilateral atau multi-lateral antar bangsa ! Termasuk negara dengan paham komunis sekalipun , minus perihal ibadah !

Itulah yang saya maksud dengan perkataan bahwa muatan pesan bisa berada di mana-mana, di dalam hukum positip , di dalam ajaran kepercayaan lain , di dalam pernyataan Hak Azasi Manusia ( declaration of Human Right )  bahkan di dalam beberapa ajaran filsafat tentang kehidupan . Semuanya bertujuan baik , yaitu supaya manusia saling mengasihi sehingga terciptalah perdamaian dunia sebagaimana dicita-citakan oleh Perserikatan Bangsa Bangsa . 

Bahkan jauh sebelum manusia mengenal kertas dan percetakan , kira-kira di abad ke XVII SM , di Asia Barat Daya kuno di kenal adanya aturan hukum yang mengatur peri-laku manusia, yang sekarang dikenal dengan nama Hammurabi Code. Kira-kira 1200 tahun SM , pada kalangan orang Israel dikenalnya adanya Tora (hukum) yang isinya juga mengenai perintah dan larangan-larangan mengenai hukum pidana, perdata dan agama . Kemudian kira-kira 1000 tahun SM , di lembah sungai Gangga, hasil perpaduan budaya bangsa Arya dan Dwipangga, lahirlah Kitab Weda , dari kepercayaan Hindu , yang bertujuan sama yakni agar manusia saling mengasihi .

 Setelah itu , kira-kira di abad ke VII atau VI SM , di daerah Persia (sekarang Iran) lahirlah sebuah Kitab Suci yang diberi nama Zend Avesta , dari penganut Zoroastrian , yang mengatur etika dengan suci pikiran, suci perkataan dan suci perbuatan. . Selanjutnya pada  penghujung abad ke VI SM , di India , lahirlah Kitab Tripitaka , dari penganut Budha , yang mengatur peri-laku dan moral manusia supaya saling mengasihi  . Siapa yang tidak mengenal Bapa Etika Socrates, dan penerusnya , Plato dan Aristoteles ? Bukankah mereka pengajar kehidupan lewat filsafat mereka ?  Dalam bukunya " Introducing the New Testament " ,DR. Jhon Drane menulis tentang kehidupan pengikut filsafat Stoa pada zaman Tuhan Yesus , sebagai berikut :

" Banyak dari antara mereka (maksudnya , pengikut filsafat Stoa ; penulis ) , yang dihormati masyarakat luas karena standar  yang tinggi yang dimiliki tentang moralitas pribadi . Tidak jarang mereka memilih bunuh diri dari pada kehilangan martabat serta harga diri ." ( DR. Jhon Drane , Introducing the New Testament , 2009 ) 


Perbedaan Kekristenan dengan yang lain:

Kita bicara soal ajaran , bukan soal individual atau kelompok ! Saya berpendapat tidak ada ajaran kepercayaan manapun yang mengajarkan keburukan pada pemeluknya ! Semua ajaran kepercayaan di luar kekristenan selalu mengajarkan kebaikan pada pemeluknya , supaya mendapatkan kehidupan yang baik , baik di dunia maupun di akhirat nanti ! Itulah perbedaannya dengan kekristenan ! Di dalam Kekristenan , keselamatan untuk di akhirat tidak bisa diperoleh dengan kebaikan-kebaikan yang dikerjakan oleh manusia , namun semata-mata hanya oleh kasih-karunia Allah di dalam Maha Karya Yesus di kayu salib

Mengenai peri-laku individual atau kelompok , kita tidak dapat bersikap apriori terhadap pemeluk kepercayaan lain . Maksud saya , jika saudara ingin melihat pemeluk Kristiani memenuhi isi penjara , jangan lihat penjara di Indonesia , jangan lihat penjara di Malaysia , tetapi lihatlah penjara di Amerika Serikat atau di negara-negara Eropa Barat .  Ajaran tentang kebaikan tidak pernah salah , hanya individu atau kelompok tertentu yang bersalah dengan melanggar ajaran tentang kebaikan ! 

Di dalam kekristenan , ajaran tentang moral , etika dan cara hidup yang baik , saya sebut sebagai muatan pesan Kristiani ( the load of the Christian message ). Di dalam Perjanjian Lama , mulai dari Keluaran 20 hingga Ulangan 32 , dipenuhi dengan aturan-aturan hukum yang jumlahnya lebih dari 600 aturan, Itu belum termasuk yang berada di dalam Perjanjian Baru , yang diajarkan kembali oleh Yesus .  Itu juga belum termasuk hukum positip negara yang memang harus kita taati sebagaimana pesan rasul Paulus di dalam Roma 13 : 1 - 4 .  Begitu banyak dan komplek aturan-aturan hukum yang harus kita taati .

 Pertanyaannya : "Siapakah manusia yang mampu melakukan semuanya ? Mengapa harus semuanya ? Karena untuk mencapai standar Tuhan, harus dilakukan semuanya ! ( Yakobus 2 : 10 )  . JIkalau tidak mampu melakukan semuanya, apakah sanksinya ? Dengan jelas Alkitab menjawab : terkutuk ! ( Ulangan 27 : 26 ; Galatia 3 : 10 ).   Oleh sebab manusia tidak mampu melakukan seluruh aturan hukum , dapatkah manusia dipandang benar di hadapan Allah berdasarkan kebaikan-kebaikannya ? Jelas tidak dapat ! Sebab standar Tuhan mengharuskan kita melakukan semuanya ! Tidak ada yang terlewati !

 Tetapi ada seorang teman saya yang mengaku lulusan Pasca Sarjana dari Sekolah Tinggi Theologi , yang berkata :" Kebaikan yang dilakukan orang Kristen , tidak sama dengan kebaikan yang dilakukan di luar Kristen , sebab kebaikan dalam Kristen diperintahkan  oleh Tuhan kita sementara kebaikan di luar Kristen tidak ! "  Saya tidak sependapat dengan teman saya itu berdasarkan esensi kebaikan ! Saya melihat esensinya, bukan siapa yang menyuruhnya . JIkalau kita melakukan kebaikan , tentu ada hasil dari kebaikan tersebut , dan bukan terletak pada siapa yang memerintahkannya .  Jadi kebaikan , terlihat dari hasilnya !  Bukan dari siapa yang menyuruhnya !  Contoh konkrit :

"Seorang Kristen memberi makan orang lapar , hasilnya : orang lapar itu kenyang . Seorang non Kristen memberi makan orang lapar , hasilnya : orang lapar itu kenyang .Hasilnya sama bukan ?   Seorang dermawan Kristen menyumbang gedung untuk digunakan sebagai gereja Kristen , hasilnya:  ada gereja untuk orang Kristen . Seorang dermawan non-Kristen menyumbangkan gedung untuk digunakan sebagai Gereja Kristen , hasilnya :" ada gereja untuk orang Kristen . Hasilnya, sama bukan ?  Sebuah kelompok Kristen menyumbang 1 truk beras untuk korban banjir di Jawa Tengah , hasilnya korban banjir terbantu makanan . Sebuah kelompok non-Kristen menyumbang 1 truk beras untuk korban gempa bumi di Sumatera , hasilnya : korban gempa bumi terbantu makanan .  Hasilnya, sama bukan ? "

Saudara jangan menutup mata dan telinga rohani , seolah-olah jikalau perbuatan baik itu dilakukan oleh orang yang bukan Kristen , tidak ada hasilnya ! Itu sama dengan menipu diri sendiri, dan lebih parah lagi , merasa lebih baik dari orang yang bukan Kristen . Bagian kalimat " Seorang dermawan  non-Kristen menyumbangkan gedung untuk digunakan sebagai Gereja Kristen "  tersebut di atas ,  adalah fakta empiris !. Terjadi di Surabaya ! Gedung gereja GPKI ( Gereja Pantekosta Kharismatik Indonesia ) yang terletak di daerah Tandes, adalah hasil pemberian cuma-cuma dari seorang dermawan non-Kristen . Saudara berbuat baik , orang lain juga berbuat baik , tidak perduli siapapun dia . 

Bukti Alkitab juga tidak kurang banyak . Secara gratis Abraham diberi sebidang tanah untuk dibuat sebagai tanah makam keluarga oleh Efron , walaupun Abraham memaksa membayarnya (Kejadian 23 : 10 - 11 ).  Akhis , raja Filistin memberikan perlindungan kepada Daud beserta ke 600 pengikutnya ketika dikejar-kejar oleh raja Saul , dan tinggal di sana selama 1 tahun 4 bulan lamanya ( 1 Samuel 27 : 2 - 6 )  Ketika kapal yang membawa rasul Paulus ke Roma terkandas di pulau Malta , Alkitab mencatat bahwa penduduk pulau dan gubernur Publius, yang nota-bene bukan orang Kristen , berbuat baik pada rombongan rasul Paulus, dengan menerima mereka secara ramah dan menjamu mereka selama tiga hari ( Kisah Para Rasul 28 : 1 - 7 ).  Banyak contoh dalam Alkitab bagaimana manusia saling berbuat baik , baik antar orang percaya maupun antara orang percaya dengan orang yang tidak percaya . Tetapi lihat , apa yang dikatakan Alkitab ?
 
" ...seperti ada tertulis : Tidak ada yang benar , seorangpun tidak ! Tidak ada seorangpun yang berakal budi , tidak ada seorangpun yang mencari Allah . Semua orang telah menyeleweng, mereka semua tidak berguna, tidak ada yang berbuat baik , seorangpun tidak ." ( Roma 3 : 10 - 12  Terjemahan LAI 1987 )

Perhatikan ! Semua manusia dikatakan tidak ada yang benar dan tidak ada seorangpun yang berbuat baik. Kenapa ? Karena tidak ada seorangpun manusia yang dapat melakukan semua kebaikan yang dituntut oleh hukum Tuhan , termasuk saya dan saudara ! Jadi kebaikan-kebaikan saudara tidak ada bedanya dengan kebaikan-kebaikan orang lain .  Di dalam kekristenan hanya sebagai muatan-pesan dan sama-sekali tidak berkaitan dengan pembenaran yang diberikan oleh Allah . Alkitab mengajarkan kepada kita bahwa kita dibenarkan oleh Allah bukan karena kebaikan-kebaikan yang kita lakukan . Mengapa ? Jangan pernah lupa , saudara dan saya tidak pernah mampu untuk melakukan semua kebaikan yang dituntut oleh Alkitab .

 Ada juga yang menyangka bahwa dengan usaha sendiri , melalui menjaga pikiran , menjaga perkataan dan menjaga perbuatan , maka mereka dibenarkan oleh Allah ! Mereka lupa bahwa segala usaha manusia dari sisi manapun , tidak dapat membuat manusia dibenarkan di hadapan Tuhan . Mereka mengubah konsep keselamatan Kristiani yang berupa anugerah menjadi sesuatu yang bukan anugerah , yaitu diusahakan sendiri . Mereka mungkin tidak pernah mengetahui bahwa 6 atau 7 abad sebelum Kristus , Zoroaster telah mengajarkan bahwa untuk diterima oleh Ahura Mazda ( Tuhan sesembahan Zoroastrian) , manusia harus menjaga 3 (tiga) kesucian yaitu  kesucian pikiran ( humat ) supaya berpikir yang baik ( pendare nik ) ; kesucian perkataan ( huklit ) supaya berkata yang baik (goftare nik ) dan kesucian perbuatan ( huvasht) supaya perbuatannya baik (kendare nik ).  

Apakah saudara tidak merasa bersalah jika mempercayai bahwa ajaran Zoroastrian tersebut bercampur dengan kasih-karunia Kristus ?  Bukankah sudah saya katakan bahwa inti pesan Kristiani , yang terletak mutlak pada kematian dan kebangkitan Kristus  adalah eksklusif , hanya ada pada inti iman Kristiani ?  Bahwa muatan pesan bisa berada di mana-mana ? Termasuk di ajaran Zoroastrian , bukan ?  Dengan demikian , kita harus mengakui bahwa perkara berbuat baik itu , adalah milik seluruh manusia sebagai mahluk sosial yang mau tidak mau pasti saling berinter-aksi .  Tetapi perkara Karya Salib Kristus adalah terbatas hanya milik kekristenan .  


Roh Kudus  memanggil kita untuk berbuat baik :

 Namun sebagai orang yang telah dibenarkan dan diselamatkan semata-mata oleh kasih-karunia Allah , biarlah Roh Kudus memanggil kita semua untuk melakukan perbuatan-perbuatan yang baik , yang berguna bagi sesama manusia .  Bagaimana wujud konkritnya ? Alkitab mengajar kita sebagai berikut :

"Segala sesuatu yang kamu kehendaki supaya orang perbuat kepadamu, perbuatlah demikian juga kepada mereka . Itulah isi seluruh hukum Torat dan kitab para nabi ." ( Matius 7 : 12 , Terjemahan LAI 2002 )

"Perintah yang kedua, yang sama dengan itu , ialah : Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri . Pada kedua perintah inilah ( maksudnya , bersama dengan hukum utama ; penulis ) tergantung seluruh hukum Torat dan kitab para nabi ." ( Matius 22 : 39 - 40 )

Seluruh isi hukum Torat  dan kitab para nabi yang berbau aturan hukum , selalu dirangkum dalam satu kata " kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri " ( Roma 13 : 9 ).  Kalau kita suka ditolong , tolonglah orang lain . Kalau saudara suka dilayani, layanilah orang lain . Kalau saya senang untuk dihargai , saya hargai juga orang lain . Kalau kita tidak suka difitnah, janganlah suka memfitnah orang lain . Kalau saudara suka dimaafkan , maafkan juga orang lain . Kalau saya senang diberi , sayapun harus senang memberi orang lain .  Segala kebaikan harus kita lakukan semampu kita ! 

 Dan itu memang sangat baik dan memang diperintahkan oleh Tuhan kepada kita .  Namun saya harus tetap berkata bahwa sekalipun kita terpanggil untuk berbuat baik , kalau kita mengharapkan pembenaran oleh Allah dari kebaikan-kebaikan kita itu, sudah pasti kita gagal ! Sebab Alkitab telah membuktikan bahwa tidak ada seorangpun manusia yang tidak bersalah selama hidupnya .

"Sebab Allah telah mengurung semua orang dalam ketidak-taatan , supaya Ia dapat menunjukkan belas-kasihanNya atas mereka semua ." ( Roma 11 : 32 Terjemahan LAI 2002 )

Perhatikan bahwa teks di atas secara explisit menyatakan bahwa tidak ada seorangpun manusia yang mampu mentaati semua aturan hukum Torat yang terrangkum dalam satu kalimat " mengasihi sesama manusia seperti diri sendiri ' .  Oleh karena tidak mampu melakukan semua, maka kita tidak mungkin memperoleh pembenaran dari kebaikan-kebaikan yang sudah kita lakukan, selain hanya melalui kasih-karuniaNya , di dalam penebusan yang dilakukan oleh Kristus di kayu salib . Dengan perkataan lain , seluruh perbuatan baik yang sudah kita lakukan , jangan kita perlakukan secara meritokrasi menurut  sistem dunia .  Sebab seandainya kebaikan-kebaikan kita dapat menghasilkan pembenaran oleh Allah , maka Yesus 
mati di kayu salib tanpa guna ! Tidak ada gunanya sama-sekali ( Galatia 2 : 21 ).


Apakah betul Yesus mati tanpa guna ?

Kira-kira 700 tahun SM , kedatangan Kristus telah dinubuatkan ( Yesaya 9 : 6 ) , dan juga dinubuatkan akan lahir di Betlehem ( Mikha 5 : 1 ) . Ia juga dinubuatkan harus mati sebagai penebus dosa ( Yesaya 53 : 10 ) . Ia ditangkap pada malam hari di Taman Getsemani , lalu dihina, dipukuli di rumah Imam Besar . Menderita , dipermalukan , dan dan dimahkotai duri di tempat Pontius Pilatus . Selanjutnya memikul salib di jalanan menanjak menuju bukit Golgota , jatuh bangun dalam mandi keringat dan darah . Kaki dan tangannya dipaku pada kayu salib dengan paku-paku sebesar jari manusia . Tergantung di antara langit dan bumi menjadi tontonan orang banyak .

 Bahkan , lambungnyapun ditombak  seperti menombak perut babi hutan . Sungguh , seluruh murka Allah akan dosa kita ditanggungkan kepadaNya. Lalu , apakah semua itu tanpa guna ? Apakah semua itu sia-sia ? Saudara jangan memandang salah pada apa yang dialami Kristus ! Ia bukan sedang menunjukkan bagaimana teladan berbuat baik ! Bukan itu ! Ia sedang mengerjakan keselamatan saya dan saudara ! ( Yohanes 1 : 29 ) . Apakah semua itu tidak ada gunanya sama sekali ? 

Karena itu , jikalau kita semua melakukan kebaikan-kebaikan , marilah kita lakukan karena kita ingin , dan bukan karena kita harus menurut cara legalistik .  Jangan pula kita melakukan kebaikan dengan mengharap jasa, dalam arti melakukan kebaikan dengan memiliki pamrih supaya dibenarkan oleh Allah .  Kalau kebaikan-kebaikan kita ( kesalehen hidup ) , kita perlakukan secara meritokrasi menurut sistem dunia, dengan mengharap mendapat balasan dari Allah berupa pembenaran oleh Allah , maka ada dua hal yang terjadi pada kita , yaitu : (1) kita tidak menghargai karya penebusan Kristus dan (2) sesungguhnya segala kebaikan kita hanya seperti kain-haid ( begged iddim , Ibrani ; dari Yesaya 64 : 6 ) . 

" Siapakah orang yang menyukai hidup , yang mengingini umur panjang , untuk menikmati yang baik ? Jagalah lidahmu terhadap yang jahat , dan bibirmu terhadap ucapan-ucapan yang menipu , jauhilah yang jahat dan lakukanlah yang baik , carilah perdamaian dan berusahalah mendapatkannya " ( Mazmur 34 : 13 - 15 Terjemahan LAI 1987 )

Perhatikan teks di atas ! Untuk segala kebaikan yang kita lakukan , bukan bertujuan untuk memperoleh pembenaran oleh Allah , tetapi hanya untuk kebaikan kita sendiri selama berada di muka bumi , umur panjang dan menikmati yang baik . Segala kebaikan-kebaikan yang kita lakukan adalah baik dalam pandangan Allah , sepanjang kita bukan mengharapkan .keselamatan kekal darinya . Kebaikan-kebaikan kita menjadi tidak baik dalam pandangan Allah jika kita mengharapkan keselamatan kekal darinya . Kebaikan kita menjadi seperti kain-haid yang berbau busuk di hadapanNya ! Percayalah bahwa Karya Yesus di kayu salib sudah menyelamatkan saudara !  Jadi saudara jangan mengharapkan keselamatan dari berbuat baik , seolah-olah keselamatan itu belum saudara terima ! Keselamatan itu sudah saudara terima ! Oleh karena itu , marilah kita berbuat baik berdasarkan 3 (tiga) hal di bawah ini :

1. Semata-mata hanya untuk kemuliaanNya saja ( 1 Korintus 6 : 20 )
2. Semata-mata sebagai ungkapan kasih kita kepadaNya ( Yohanes 14 : 15 )
3. Semata-mata sebagai rasa syukur kita kepadaNya.( Titus 3 : 8 )

Ketiganya itu berdasarkan fakta bahwa oleh kematian dan kebangkitanNya , kita semua yang percaya , telah dibenarkan , dikuduskan, disempurnakan dan diselamatkan , sehingga kita memuliakanNya , mengasihiNya dan bersyukur kepadaNya, atas anugerah kasih-karuniaNya  , lewat kebaikan-kebaikan yang berguna bagi sesama. Pemahaman seperti ini sangat penting dalam membina dan membangun iman Kristiani seraya membangun etika, moral dan cara hidup kekristenan yang baik . Satu-satunya perbedaan kebaikan -kebaikan Kristen dengan kebaikan-kebaikan di luar Kristen adalah :" bahwa dalam kekristenan , segala kebaikan yang kita lakukan , sama sekali tidak ada sangkut-pautnya dengan keselamatan kekal , selain hanya berguna bagi sesama selama hidup di bumi ." !   Itulah sebabnya , mengenai pemberitaan firman Tuhan dari mimbar , dalam bukunya yang berjudul "Homiletika " , DR. H. Rothlisberger menulis :

"Tadi sudah dikatakan bahwa pemberitaan tentang Yesus Kristus adalah kabar kesukaan (euanggelion) , oleh sebab itu tiap-tiap khotbah seyogyanya harus menimbulkan kesukaan di dalam hati pendengarnya. ...Oleh sebab itu harus dikatakan bahwa sebuah khotbah yang semata-mata membuka dosa, menuduh , menjadikan manusia malang dan putus-asa , bukanlah khotbah yang baik ! Kita ditugaskan mengabarkan kabar kesukaan , dan bukan hukum Torat ! ." ( DR. H. Rothlisberger , Homiletika , 2009 )

Maksud himbauan di atas sangat jelas ! Bukannya hukum Torat yang berguna membangun kebaikan itu tidak berguna , bukan ! Namun , mengingat bahwa bukan kebaikan kita yang membenarkan kita di hadapan Allah , maka khotbah tentang muatan-pesan hendaknya tidak berubah menjadi ajang penghakiman , karena justru Amanah Agung Tuhan Yesus dalam Matius 28 : 19 adalah agar kita memberitakan Kabar Baik (Injil) dan bukan Torat ! Mengutip apa yang ditulis oleh Joseph Prince dalam bukunya " Unmerited Favor " ,  bahwa khotbah-khotbah yang menjurus ke aturan hukum Torat , bersifat legalistik , walaupun maksudnya baik, yaitu untuk menjaga etika Kristen , namun bahayanya jauh lebih besar , yakni membawa jemaat menjauh dari kasih-karunia Kristus . Padahal , dengan  kasih-karunia , melalui pembaharuan yang dilakukan oleh Roh Kudus , sudah pasti jemaat akan memiliki etika , moral dan cara hidup yang baik sebagaimana maksud teks Alkitab berikut ini :

"Tetapi sekarang kita telah dibebaskan dari hukum Torat, sebab kita sudah mati bagi dia (maksudnya , sudah mati bagi hukum Torat; penulis ) , yang mengurung kita  ( maksudnya, mengurung kita dengan banyak aturan yang tidak sanggup kita penuhi ; penulis ) , sehingga  kita sekarang melayani dalam keadaan baru menurut Roh  dan bukan dalam keadaan lama menurut huruf hukum Torat ." ( Roma 7 : 6 Terjemahan LAI 1987 )

Kolose 3 : 1 - 25 berisi muatan pesan yang padat ! Jika saudara membacanya , ingatlah itu semua hanyalah muatan pesan , buah-buah yang dihasilkan oleh Inti Pesan ! Jadi jangan diperlakukan sebagai inti-pesan ! Bahwa kita sudah dibenarkan di hadapan Allah berdasarkan karya salib Kristus , jangan pernah ditukar dengan yang lain , apapun itu !   Percayalah yang benar supaya menghasilkan perbuatan yang benar , dan jangan dibalik !
: 

Konklusi

 Ada sebuah teks dalam Alkitab yang menganjurkan kita agar tidak bangga atau tidak bermegah dengan segala kebaikan yang kita lakukan . 

" Sebab karena anugerah kamu diselamatkan oleh iman , itu bukan hasil usahamu , tetapi pemberian Allah , itu bukan hasil pekerjaanmu , supaya tidak ada orang yang memegahkan diri " ( Efesus 2 : 8-9 Terjemahan LAI 2002 )

Ketika orang menyangka bahwa kebaikan-kebaikannya yang menyelamatkan dia , maka firman Tuhan menegur keras :" Itu bukan hasil usahamu ! Bukan karena kebaikanmu ! Bukan karena perbuatan benarmu " .  Jikalau orang itu masih juga bersikeras dengan pendiriannya , firman Tuhan menegur lagi :" Itu pemberian Allah ! Kamu cuma diberi sesuatu yang tidak kamu usahakan sama-sekali ! "  Apabila orang tersebut masih juga bebal , firman Tuhan menegur lagi :" Itu bukan hasil pekerjaanmu ! Pokoknya keselamatan itu bukan hasil usaha dari pihak manusia, melainkan pemberian gratis dari Allah ."  Jangan pula kita pernah menyangka bahwa pembenaran oleh Allah yang cuma-cuma itu kita peroleh karena kita rajin melayani , rajin memimpin pujian , rajin berkhotbah , rajin berdoa dan sebagainya .  Firman Tuhan menegur keras :" Supaya tidak ada orang yang memegahkan diri ."  Semua sama ! 
Semua sama-sama cuma diberi , gratis . Semua diberi tanpa syarat , dengan tidak menghitung si A  lebih baik dari si B atau si G lebih baik dari si H .  Semua sama diberi cuma-cuma , sama-sekali bukan berdasarkan kebaikan-kebaikan yang sudah dilakukan   . Oleh karena bukan kebaikan-kebaikan yang menjadi dasar pembenaran oleh Allah , maka tidak ada seorangpun yang dapat memegahkan diri berdasarkan kebaikannya ! Apa yang akan dan bisa disombongkan ? Tidak ada ! 

Sebagai penutup , di bawah ini saya kutipkan pesan Alkitab yang mengandung pengertian bahwa segala perbuatan baik yang kita lakukan adalah berdasar pada kasih-karuniaNya , yang terlebih dahulu sudah menyelamatkan kita , justru bukan dari perbuatan-perbuatan baik yang sudah kita lakukan , tetapi semata-mata karena anugerahNya .

"Tetapi ketika nyata kemurahan Allah, Juruselamat kita , dan kasihNya kepada manusia , pada waktu itu Dia telah menyelamatkan kita , bukan karena perbuatan baik yang telah kita lakukan, tetapi karena rahmatNya oleh permandian kelahiran kembali dan oleh pembaharuan yang dikerjakan oleh Roh Kudus , yang sudah dilimpahkanNya kepada kita oleh Yesus Kristus, Juruselamat kita, supaya kita sebagai orang yang dibenarkan oleh kasih-karuniaNya, berhak menerima hidup yang kekal sesuai dengan pengharapan kita . Perkataan ini benar dan aku mau supaya engkau dengan yakin  menguatkannya, agar mereka yang sudah percaya kepada Allah , sungguh-sungguh berusaha melakukan pekerjaan yang baik. Itulah yang baik dan berguna bagi manusia . " ( Titus 3 : 4 - 8 Terjemahan LAI 1987 ).

Bagian pertama teks di atas adalah Inti Pesan Kristiani , yang bertumpu pada kematian dan kebangkitan Kristus ! Bahwa kita dibenarkan semata-mata karena kasih karuniaNya dan sama-sekali bukan karena kebaikan-kebaikan kita . Bagian terakhir dari teks di atas , mengajak kita semua untuk berbuat baik yang berguna bagi sesama manusia , dan bagian inilah yang disebut sebagai muatan pesan Kristiani . Misalnya , jadilah garam dunia ! Jadilah terang dunia ! Dan lain-lain , yang berhubungan dengan etika, moral dan cara hidup kekristenan yang baik .  Selamat berjumpa pada blog selanjutnya .Saya menganjurkan agar saudara mengikuti blog saya , karena satu sama lain berkaitan dan tidak terpisah ! Tuhan Yesus memberkati kita semua . ( Capt.Yordan EP Sihombing SH.M.Ap.M.Mar )

Jumat, 06 Februari 2015

INTI PESAN KRISTIANI ( THE ESSENCE OF THE CHRISTIAN MESSAGE )

EKSKLUSIF UNTUK KALANGAN SENDIRI


Batasan Inti Pesan Kristiani :


Dalam tulisan saya "Inti pesan dan muatan pesan Kristiani " beberapa waktu yang lalu, saya menyatakan bahwa kita tidak boleh mencampur-adukkan keduanya itu . Pada kesempatan ini , kita akan membahas mengenai Inti Pesan Kristiani saja . Kata "Kristiani" di sini mencakup setiap pengikut Kristus sejati, meliputi semua denominasi gereja yang mengakui bahwa kita dipandang benar oleh Allah, sama sekali bukan karena perbuatan-perbuatan baik yang kita lakukan , melainkan karena kasih-karuniaNya saja . Terkait dengan hal tersebut, saya hanya ingin mengingatkan kembali apa yang telah dihasilkan oleh Deklarasi Bersama antara Gereja Katolik Roma dan Gereja Protestant yang diwakili oleh The Lutheran World Federation (LWF) , tentang pembenaran oleh iman. .  Deklarasi Bersama tersebut bernama The Joint Declaration on the Doctrine of Justification (JDDJ) , di tanda-tangani di Ausburg Jerman pada tanggal 31 Oktober 1999 oleh pihak Gereja Katolik Roma dan pihak Protestant yang diwakili oleh LWF .  Bagian Ketiga  dari Deklarasi Bersama itu berbunyi sebagai berikut :

"Together we confess : By grace alone , in faith in Christ's saving work and not because of any merit on our part, we are accepted by God and receive the Holy Spirit who renews our hearts while equipping and calling us to good works. "( Terjemahan bebas : " Bersama kami mengakui : Oleh kasih-karunia saja, dalam iman di dalam karya penyelamatan Kristus dan bukan disebabkan  dari kebaikan dalam kehidupan kami , kami diterima oleh Allah dan menerima Roh Kudus yang memperbaharui hati kami sambil memperlengkapi dan memanggil kami untuk melakukan perbuatan-perbuatan baik" )

Saya tidak mengatakan bahwa Deklarasi Bersama itu adalah firman Tuhan ! Tetapi saya harus mengatakan bahwa Deklarasi Bersama itu adalah hasil pergumulan Hamba-Hamba Allah dari kedua belah pihak ( termasuk Gereja Reformed ) selama lebih dari 30 tahun dalam menggumuli Firman Tuhan terkait pembenaran oleh iman  ! Semakin jelas bahwa Inti Pesan Kristiani mutlak terletak pada pekerjaan Kristus dalam karya penyelamatan yang dikerjakanNya di kayu salib , dan sama sekali tidak terletak pada perbuatan dan pekerjaan manusia . Haruslah kita mengerti bahwa esensi pesan (Inti Pesan)  ini tidak terdapat di ajaran kepercayaan yang manapun juga , termasuk di agama Yahudi , selain hanya di dalam lingkup umat Kristiani saja . Mengapa fakta kematian dan kebangkitan Kristus itu menempati tempat yang paling esensial dalam kehidupan Kekristenan ?


Sejarah ketidak-mampuan manusia:

Lebih dari 1200 tahun setelah Hukum Torat di berikan lewat Musa , secara historis dan empiris sudah terbukti bahwa manusia tidak sanggup mencapai kebenaran menurut standar Tuhan melalui usaha , perbuatan dan pekerjaannya sendiri ! Lebih dari 1200 tahun , sudah terbukti bahwa Hukum Torat tidak mampu menghapus dosa. Dengan perkataan lain , semua perbuatan baik manusia yang diatur dalam hukum Torat , tidak mampu membuat orang menjadi benar di hadapan Allah . Itulah sebabnya , setiap tahun di adakan Hari Raya Pendamaian (yom kipur, Ibrani ; baca lengkap Imamat 16 ) , di mana Imam Besar masuk ke ruangan Maha Kudus dan memercikkan darah hewan yang tak bercacat-cela di atas Tutup Pendamaian , sebagai simbol penebusan segala dosa umat Israel , untuk satu tahun . Demikianlah Hari Raya Pendamaian itu dilakukan setiap tahun selama lebih dari 1200 tahun , dan tetap gagal ! Kenapa gagal ? Karena untuk tahun berikutnya , manusia menjadi tidak benar lagi di hadapan Tuhan meskipun melakukan kebaikan menurut aturan hukum Torat . Mengapa demikian ? Perhatikan teks Alkitab di bawah ini :

"Terkutuklah orang yang tidak setia melakukan segala sesuatu yang tertulis dalam kitab hukum Torat"  ( Galatia 3 : 10 dan Ulangan 27 : 26 terjemahan LAI 2002 )

Pertanyaannya ? Manusia yang mana yang sanggup melakukan segala apa yang tertulis dalam hukum Torat ? Saudara harus menyadari bahwa lebih dari 600 aturan hukum Torat , meliputi banyak bidang hukum, termasuk hukum pidana , hukum perdata, dan hukum agama .   Dengan segala perbuatan baik yang dilakukan oleh manusia dalam memenuhi hukum Torat tersebut ,  tetap saja bolong ! Untuk mencapai standar Tuhan , harus dilakukan semuanya ! Satu saja terlewati , bolong ! Itulah sebabnya Profesor Gordon Fee, ( seperti sudah saya sunting pada tulisan saya terdahulu )  mengatakan :" Mengandalkan kebaikan untuk mengharapkan keselamatan , sudah pasti gagal . Sebab tidak ada manusia yang tidak pernah bersalah seumur hidupnya ." ( Hermeneutik, Gordon Fee ) .

 Maka Allah sendiri turun kedunia , menjelma menjadi manusia , menumpahkan darahNya di atas kayu salib , sebagai pendamaian antara manusia dengan Allah , dalam mana seluruh kegagalan manusia untuk berbuat baik menurut standar Tuhan , dilupakan dan dihapus . Dan sejak darah Yesus tumpah , dimulailah zaman kasih-karunia , di mana setiap orang yang percaya pada karya penyelamatan Kristus , dipandang benar di hadapan Allah , tanpa memandang sudah berapa banyak kebaikan yang telah dibuat orang itu . Dan ini bukan cuma berlaku satu tahun ! Ini berlaku, sekali untuk selama-lamanya ( Ibrani 10 : 10 ) . Perhatikan juga ucapan Yesus di bawah ini :

"Hukum Torat dan kitab para nabi berlaku sampai zaman Yohanes ; dan sejak itu Kerajaan Allah diberitakan dan setiap orang memasukinya dengan paksa . Lebih mudah langit dan bumi lenyap dari pada satu titik dari hukum Torat batal ." ( Lukas 16 : 16 - 17 , terjemahan LAI 2002 )

Di sini , Yesus berbicara dalam bahasa figuratif paradoks , membandingkan hukum Torat dan kitab para nabi dengan berita Kerajaan Allah yang berupa kasih-karunia yang sepertinya bertentangan. Yesus berkata bahwa lebih mudah langit dan bumi lenyap dari pada satu titik dari hukum Torat batal . Ini menggambarkan bahwa hukum Torat itu tetap ada dan tidak batal ! Namun Yesus juga mengatakan bahwa hukum Torat dan kitab para nabi berlaku sampai zaman Yohanes saja ! Ini menggambarkan bahwa untuk memperoleh pembenaran di hadapan Allah , Hukum Torat dan kitab para nabi sudah tidak bisa diandalkan , sekalipun ia tidak batal .

Bagi orang yang pernah belajar ilmu hukum, sudah barang tentu mengerti bahwa terdapat adagium hukum yang berbunyi :" Lex specialis derogate legi generalis " ( aturan hukum yang khusus mengesampingkan aturan hukum yang umum ) . Kira-kira demikianlah persamaannya , bahwa sekalipun hukum Torat tidak batal , namun mengenai klausal pembenaran di hadapan Allah , ia dikesampingkan , dan yang diberlakukan adalah kasih karunia . Apakah pernyataan ini Alkitabiah ?  Saudara dapat memeriksanya pada banyak teks Alkitab , seperti ucapan Yesus pada Matius 26 : 28  ( darah Yesus yang mengampunkan segala dosa dan bukan darah hewan seperti pada hukum Torat ) . Juga dalam Surat-Surat Paulus , seperti Roma 6 : 14  ( kita tidak berada di bawah hukum Torat, tetapi di bawah kasih karunia ).  Lebih tajam lagi Titus 3 : 4 - 5 ( kita diselamatkan bukan karena perbuatan baik yang sudah kita lakukan ). Dan juga Galatia 5 : 4 ( kita lepas dari kasih-karunia Kristus, jika kita mengharapkan pembenaran dari hukum Torat ).

 Yang perlu kita cermati adalah , yang disebut kasih karunia di dalam Perjanjian Baru itu adalah masa setelah kematian dan kebangkitan Kristus , dan bukan sebelumnya ! Penebusan dosa dan pendamaian dengan Allah terjadi setelah kematian dan kebangkitanNya ! Kita semua manusia berdosa sekalipun banyak perbuatan baik yang kita sudah lakukan , karena segala perbuatan baik yang kita lakukan tidak cukup untuk mencapai standar Allah , yang mengharuskan kita melakukan semuanya ! Pada zaman Perjanjian Lama , darah binatang yang tak bercacat-cela dikorbankan untuk penghapusan dosa satu tahun . Sekarang , seluruh murka Allah atas segala dosa kita yang tidak mampu melakukan segala hukumnya , ditimpakan pada Yesus di kayu salib !

Darah Yesus tertumpah di kayu salib ! Yesus yang benar, kudus dan sempurna , yang tidak mengenal dosa , dijadikannya berdosa ganti kita !( 2 Korintus 5 : 21 ) Maka sekarang , kita memperoleh pembenaran , bahkan pengudusan dan penyempurnaan , bukan karena kita benar, kudus dan sempurna , melainkan karena kebenaran , kekudusan dan kesempurnaan Kristus . Hubungan kita dengan Allah dipulihkan dalam pendamaian yang dikerjakan Kristus ( Roma 5 : 10 ). Apakah saudara terlibat dalam karya pendamaian itu ?



Kabar Baik dikaburkan ?

Sejarah mencatat bahwa sepeninggal para rasul  yang rata-rata hidup di abad pertama Masehi , jemaat Kristen mulai diombang-ambingkan oleh berbagai-bagai pengajaran yang mengaburkan Inti Pesan Kristiani, yakni fakta kebangkitan dan kematian Kristus .  Yang sering kali dijadikan inti pesan justru muatan pesan , yakni bagaimana jemaat harus hidup beretika , bermoral dan mempunyai cara hidup yang baik di tengah-tengah masyarakat dunia . Akibatnya , Kabar Baik ( Injil ) ditangkap salah oleh jemaat . Kekristenan tidak ubahnya seperti agama-agama lain di sekitarnya saja . Yang penting melakukan kebaikan , rajin beribadah , jikalau perlu beraskese ( bertarak, menjauhi dunia , menjaga kesucian  ) dan atau berektase ( perenungan, bersemadi  ) .

Posisi Kristus sebagai Tuhan Juruselamat Penebus Dosa , bergeser menjadi guru pemberi teladan berbuat kasih . Fakta kematian dan kebangkitan Kristus sebagai inti pesan Kristiani , menjadi kabur .Padahal sudah sangat jelas terbukti , tidak ada seorang manusiapun yang dapat lolos dari kutuk hukum Torat  dengan mengandalkan segala bentuk kebaikan yang dilakukan , oleh karena tidak ada seorang manusiapun yang sanggup melakukan semuanya , sebagaimana tuntutan hukum itu ! Alkitab mencatat bahwa Kristus telah mencabut kutuk hukum Torat di kayu salib ! Kutuk hukum Torat yang mengancam kita itu telah dipakukan di atas kayu salib . Mari kita cermati  kumpulan teks Alkitab berikut ini :

" Kristus telah menebus kita dari kutuk hukum Torat dengan jalan menjadi kutuk karena kita, sebab ada tertulis : " Terkutuklah orang yang digantung pada kayu salib ." ( Galatia 3: 13 Terjemahan LAI 2002  )

"Kamu juga, meskipun dahulu mati oleh karena pelanggaranmu dan oleh karena tidak disunat secara lahiriah, telah dihidupkan Allah bersama-sama dengan Dia, sesudah Ia mengampuni segala pelanggaran kita dengan menghapuskan surat-hutang  yang dengan ketentuan-ketentuan hukum  mendakwa dan mengancam kita . Dan ini ditiadakanNya dengan memakukannya pada kayu salib ." ( Kolose 2 : 13 - 14  Terjemahan LAI 2002 )


Dahulu kita adalah orang-orang yang berada pada posisi terdakwa dengan ancaman kutuk ! Tidak ada seorangpun dari kita yang dianggap benar di hadapan Allah , sekalipun begitu banyak kebaikan kita dalam memenuhi aturan hukum Torat yang menyangkut aturan pidana, aturan perdata dan aturan agama . Seluruh kebaikan kita sama sekali tidak memenuhi standar Tuhan !  Hanya Kristus yang berkuasa mencabut dakwaan , ancaman dan kutuk tersebut . Kristus telah mencabut kutuk hukum Torat ! Kristus telah memakukan surat-hutang kita di kayu salib !

Maka kita sekarang menjadi orang yang merdeka, bukan merdeka dengan usaha sendiri , tetapi dimerdekakan oleh Yesus , baik dari hukum maut maupun dari hukum dosa ! ( Roma 8 : 2 ) .Inilah kasih-karunia , pemberian Allah semata-mata !  (Efesus 2 : 8-9 ). Tidak ada 
satu teks pun dalam Alkitab , setelah kematian dan kebangkitan Kristus , yang menyatakan makna bahwa Allah membenarkan kita karena kebenaran Kristus ditambah dengan kebenaran kita ! Kita sama sekali tidak memiliki kebenaran untuk dapat dipandang benar oleh Allah .  Kita dipandang benar oleh Allah karena Allah memandang kebenaran Kristus dan bukan kebenaran kita !

Sekarang kita beralih pada ucapan Martin Luther , Bapa Gereja abad ke XVI Masehi dan saya kira saudara kita dari Gereja Katolik Roma sudah dapat menerima dia sebagai Bapa Gereja juga , berdasarkan The Joint Declaration on the Doctrine of Justification (JDDJ) yang telah ditanda-tangani bersama , justru pada tanggal 31 Oktober , yang merupakan tanggal dan bulan di mana Martin Luther memakukan 95 tesisnya di pintu gereja Ausburg pada tahun 1517 . Mengutip ucapan Luther , H. Berkhof dalam bukunya yang berjudul "Sejarah Gereja " menulis kira kira demikian :

"Iman (maksudnya iman Kristiani terhadap karya penyelamatan Kristus; penulis  ) adalah sikap bathin seorang Kristen yang memperbaharui hidup kekristenannya . Dari iman itu mengalirlah perbuatan-perbuatan baik . Namun perbuatan-perbuatan baik itu tidaklah menyelamatkan karena keselamatan datang dari iman itu sendiri ." 

Jadi dapatlah dipahami bahwa inti pesan Kristiani dan muatan pesan Kristiani itu adalah dua hal yang berbeda secara esensial , namun tidak dapat dipisahkan bagi kehidupan kekristenan . Dengan kata lain , inti pesan pasti selalu diikuti oleh muatan pesan . Namun tidak boleh dianggap bahwa pembenaran yang kita terima dari Allah adalah hasil dari inti pesan ditambah muatan pesan . Sudah jelas kita tidak terlibat sedikitpun pada karya penyelamatan yang dilakukan oleh Kristus . Mulai dari sejak Allah merencanakan , merancang , dan menggenapi rancanganNya dengan menumpahkan darah Yesus di kayu salib  , sama sekali tidak ada andil manusia di dalamnya .

Karya keselamatan itu disebut sebagai Maha Karya Allah ! Apakah saudara tidak merasa malu kalau mengaku-aku ikut punya andil dalam karya Yesus tersebut ? Apakah anda tidak salah kalau anda mengatakan bahwa anda dipandang benar oleh Allah karena kebenaran Kristus ditambah kebenaran anda ? Kebenaran anda yang mana ? Apakah anda tidak tersindir dengan ungkapan teks Alkitab berikut ini ?

"Tetapi kebenaran  berdasarkan iman berkata demikian :" Jangan katakan dalam hatimu : Siapa yang akan naik ke surga ? yaitu: Untuk membawa Yesus turun ? atau : Siapa yang akan turun ke jurang maut ? yaitu : Untuk membawa Kristus naik dari antara orang mati ? " ( Roma 10 : 6 - 7 Terjemahan LAI 2002 )

Apakah saudara terlibat ketika Yesus turun dari surga ? Tidak bukan ? Apakah saudara juga terlibat ketika Yesus bangkit dari antara orang mati ? Tidak juga bukan ? Semua dikerjakan oleh Allah seorang diri ! Kita semua tidak dilibatkan ! Kita semua cuma menerima matangnya saja ! Lalu mengapa ada orang yang tidak malu mengatakan bahwa ia dibenarkan karena Karya Yesus ditambah perbuatan-perbuatannya yang baik ? Saya berpendapat bahwa orang yang punya pandangan seperti itu sama dengan menghina Tuhan Yesus , se-akan-akan Tuhan Yesus tidak sanggup menyelamatkan kita kalau tidak dibantu oleh manusia .  Itu adalah ajaran semi-pelagian yang lahir dari ajaran Pelagius yang dahulu sudah dinyatakan sesat oleh konsili gereja  , apapun dalihnya ( Konsili Efesus 431 ).

Ajaran semi-pelagian itulah yang melahirkan ajaran sinergisme, bahwa ada kerja-sama antara Allah dengan manusia dalam hal pembenaran ! Kerja-sama dari mana ? Inisiatif datang langsung dari Tuhan sendiri tanpa bertanya atau berunding dengan kita, ketika Ia mencari dan membenarkan kita bahkan ketika kita masih berdosa !( Roma 5 : 8 ).  Ketika kita dibenarkan , maka Roh Kudus memperbaharui hidup kita supaya kita melakukan pekerjaan-pekerjaan yang baik . Pekerjaan -pekerjaan baik yang kita lakukan adalah hasil pembenaran oleh Allah !( Titus 3 : 4 - 8 ) .  Dan sama sekali bukan bagian dari kerja-sama antara kita dengan Allah  supaya kita dibenarkan . Bukan ! Kita sudah dibenarkan karena kebenaran Kristus dan tatkala kita diperbaharui dan dipanggil untuk melakukan kebaikan , janganlah kebaikan kita itu kita anggap sebagai kerja-sama dengan Allah dalam hal membenarkan kita .  Lebih parah lagi kalau ada orang yang menganggap bahwa pembenaran oleh Allah dapat diperoleh dari usahanya sendiri dalam melakukan kebaikan-kebaikan  sesuai hukum Tuhan !

"Sebab aku dapat memberi kesaksian tentang mereka  bahwa mereka sungguh berapi-api untuk Allah , tetapi tanpa pengertian . Sebab oleh karena mereka tidak mengenal pembenaran oleh Allah dan oleh karena mereka berusaha  untuk mendirikan kebenaran diri mereka sendiri, maka mereka tidak takluk kepada pembenaran oleh Allah ." ( Roma 10 : 2 - 3 Terjemahan LAI 2002  )

Dalam teks tersebut, rasul Paulus sedang berbicara tentang orang Yahudi yang taat secara literal pada hukum Torat, yang di dalam teks ditulis " sungguh berapi-api untuk Allah " . Mereka tentu rajin beribadah , rajin berdoa , rajin melakukan kebaikan , rajin menjauh dari yang jahat dan rajin melakukan segala sesuatu yang baik . Akan tetapi Alkitab mencatat " tanpa pengertian " . Mengapa demikian ? Karena mereka tidak mengenal pembenaran oleh Allah bahwa hanya  melalui karya Yesus di kayu salib sajalah yang membuat manusia dipandang benar di hadapan Allah ! Mereka berusaha mendirikan kebenaran diri mereka sendiri , dengan menganggap bahwa segala usaha dan pekerjaan mereka yang sungguh berapi-api untuk Allah itu , akan membenarkan mereka ! Namun Alkitab mencatat :"mereka tidak takluk kepada pembenaran oleh Allah" Mengapa begitu ? Sekali lagi saya katakan bahwa tidak ada seorangpun manusia yang dapat lolos dari kutuk hukum Torat dengan melakukan kebaikan-kebaikan , karena tidak seorangpun yang dipandang baik menurut standar Tuhan . ( Roma 3 : 10 - 12 ).

Kekristenan tidak akan pernah ada , jikalau fakta kematian dan kebangkitan Kristus tidak historis ! Definisi dunia tentang iman adalah kira-kira sebagai berikut :" Iman adalah sesuatu yang aksioma , suatu dalil tanpa bukti " Definisi seperti ini bermasalah bagi Inti Pesan Kristiani . Seperti yang saya katakan , Inti Pesan Kristiani terletak mutlak pada fakta kematian dan kebangkitan Kristus ! Jadi inti iman Kristiani terletak pada fakta ! Kita percaya pada kematian Kristus di kayu salib . Itu fakta , bukan dongeng . Dapat dibuktikan lewat sejarah sekuler . Kita juga percaya Kristus bangkit dari kematian . Inipun fakta, bukan katanya ! Hal ini juga dapat dibuktikan dengan menggunakan hukum-bukti . Paling tidak saudara harus mengetahui bahwa sudah kira-kira 2000 tahun, usaha iblis untuk menghilangkan kematian dan kebangkitan Kristus dari sejarah    , dengan berbagai cara , tidak pernah berhasil  dalam arti temuan-temuan mereka itu tidak historikal bahkan bertentangan dengan sejarah .( termasuk buku karangan James Tabor " Dinasty Yesus " , 2007 ) .  Dengan demikian saudara paham bahwa apa yang kita imani , khusus pada Inti Pesan Kristiani , bukanlah iman yang buta .

Kita jangan mendengar suara-suara miring tentang Kekeristenan ! Misalkan ada orang yang bilang bahwa kisah Nuh itu dongeng atau kitab Ayub itu tidak hitoris atau kitab Daniel itu salah sejarah  atau kitab Ester itu hanya legenda Yahudi , tidak perlu kita gelisah ! Saya harus berterus terang bahwa seandainya memang kitab-kitab tersebut tidak historis , apa hubungannya dengan fakta kematian dan kebangkitan Kristus ? Inti iman Kristiani terletak mutlak pada fakta kematian dan kebangkitan Kristus . Tanpa kematian dan kebangkitan Kristus , sekali lagi saya katakan , tidak akan pernah ada yang namanya Kristen ! Jikalau demikian, apakah berarti kita tidak memerlukan Perjanjian Lama ? Bukan begitu ! Kita tetap memerlukan Perjanjian Lama untuk dapat memahami Perjanjian Baru . Perjanjian Lama penuh dengan bayangan Kristus dan penggenapannya ada pada Perjanjian Baru . Bahkan Paulus mengatakan bahwa  justru lewat hukum Toratlah dia mengenal dosa ( Roma 7 : 7 ) Maksud saya adalah kita harus dapat membedakan isi Alkitab , yang mana Inti Pesan Kristiani dan yang mana Muatan Pesan Kristiani .

Kita sekarang hidup di bawah kasih-karunia dan secara tegas Alkitab mencatat bahwa kita tidak hidup di bawah hukum Torat . Jadi jikalau ada yang memberitakan kepada anda berita tentang pembenaran oleh Allah , namun mendasarkannya pada sistem hukum , bukan pada kematian dan kebangkitan Kristus , saudara saya sarankan jangan mendengarkan ocehannya !  Saudara dapat menyeleksinya dari teks Alkitab berikut ini :

:"Karena dari kepenuhanNya kita semua telah menerima anugerah demi anugerah , sebab hukum Torat diberikan melalui Musa , tetapi anugerah dan kebenaran datang melalui Yesus Kristus ." ( Yohanes 1 : 16 - 17 Terjemahan LAI 2002 )


Konklusi :


Jadi apabila saudara mendengar pemberitaan tentang kasih-karunia dan pembenaran oleh Allah , yang di dasarkan pada hukum Torat dengan seribu satu syarat-syarat yang harus dipenuhi , saudara harus menutup telinga saudara . Sebab nyata-nyata Alkitab mengatakan bahwa kasih-karunia dan kebenaran itu datang melalui Yesus Kristus dan tanpa syarat , selain kita hanya percaya bahwa kematian dan kebangkitan Kristus telah membuat kita dibenarkan di hadapan Allah . ( band, Roma 10 : 9 ) Lebih dahsyat lagi kalau kita membaca buku Profesor Graig A Evans , Fabricating Jesus yang kira-kira bermaksud menulis demikian :

"Adalah fakta bahwa kekristenan lahir bukan dari adanya Alkitab , melainkan dari fakta kematian dan kebangkitan Kristus . Sejarah mencatat bahwa selama belum ada kanon Perjanjian Baru  ( sementara percetakan pun belum diketemukan oleh manusia untuk mencetak Alkitab; penulis ) , kekristenan tetap hidup hanya dari berita fakta kematian dan kebangkitan Kristus ." 

Itulah Inti Pesan Kristiani ( the essence of the Christian message ) ! Memperhatikan kalimat pada bagian kedua the Joint Declaration on the Doctrine of Justification (JDDJ)  yang berbunyi :" By grace alone , in faith in Christ's saving work  and not because of any merit on our part ", nyata bahwa deklarasi bersama tersebut alkitabiah , yaitu bahwa kita memperoleh pembenaran oleh Allah semata-mata hanya oleh kasih-karunia berdasarkan iman kita pada karya penyelamatan yang telah dilakukan Kristus di kayu salib dan bukan disebabkan oleh perbuatan-perbuatan kita yang baik .  Dan ketika kita diterima oleh Allah dan menerima Roh Kudus , hidup kita diperbaharui , sambil dilengkapi dan dipanggil untuk melakukan perbuatan-perbuatan yang baik . Dua hal yang berbeda secara esensial namun saling berkaitan . Kematian dan kebangkitan Kristus membuat kita dibenarkan , bahkan dikuduskan , bahkan lebih dari itu kita disempurnakan, di hadapan Allah ( Roma 3 : 23 - 24 ; Ibrani 10 : 10 , Ibrani 10 : 14 ).  Mengikuti kasih-karunia tersebut , kita dipanggil untuk melakukan kebaikan-kebaikan dalam segala bidang kehidupan yang dirangkum dalam satu kalimat " Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimua sendiri '' ( Matius 22 : 39 ) .Sekali lagi perhatikan bahwa perbuatan-perbuatan baik adalah buah dari pembenaran yang kita terima dari Allah , dan bukan hakekat pembenaran itu sendiri .

Sebagai penutup , kita mengingat teks Alkitab yang menjadi awal pemahaman Martin Luther tentang pembenaran oleh iman yaitu :


" Sebab di dalamnya (maksudnya di dalam Kabar Baik ; penulis ) dinyatakan pembenaran oleh Allah yang bertolak dari iman dan memimpin kepada iman , seperti ada tertulis :" Orang yang dibenarkan karena imannya , akan hidup " ( Roma 1 : 17 Terjemahan LAI 2002 )

Kalimat terakhir " Orang yang dibenarkan karena imannya , akan hidup " , sama persis dengan bahasa sumbernya (Yunani ) yang berbunyi :" Ho de dikaios ek pisteos zesetai "  Cermati kata-katanya , bahwa kita dibenarkan oleh Allah bukan karena perbuatan-perbuatan baik kita , melainkan karena iman kita kepada kematian dan kebangkitan Kristus .  Sampai bertemu pada blog selanjutnya , yang akan mengupas masalah Muatan Pesan Kristiani .  Tuhan Yesus memberkati kita semua . ( Capt. Yordan E.P.Sihombing SH.M.Ap ).


.