Selasa, 31 Maret 2015

ORANG KRISTEN SEBAGAI AHLI WARIS ABRAHAM

EKSKLUSIF UNTUK KALANGAN SENDIRI



Batasan Ahli Waris Abraham :

Dalam blog saya sola-scripture.blogspot.com , dalam tulisan berjudul :" Orang Kristen sebagai ahli-waris Allah" ,  telah diuraikan panjang lebar pengertian tentang ahli waris dan bagaimana karakteristik hukum waris tersebut . Intinya adalah suatu warisan merupakan pemberian cuma-cuma berdasarkan ketentuan hukum dan bukan bersifat balas-jasa . Warisan adalah harta dari si pewaris yang harus jatuh kepada orang yang sedarah dengannya , terutama anak-anaknya  (ab intestato ) . Ahli waris mempunyai hak hereditas petitio terhadap warisannya, artinya hak untuk tidak dapat diganggu-gugat oleh orang lain dan hak mempertahankan warisannya itu . 

Jikalau kita dikatakan sebagai ahli waris Allah , maka pewarisnya adalah Allah sendiri ! ( Galatia 4 : 7 ) .  Dan kita sebagai ahli-warisNya berhak atas hartaNya yang tidak ternilai , yakni hidup kekal di surga bersamaNya . Warisan dari Allah itu hanya bisa dibatalkan , jika kita menolak warisan tersebut dengan cara menolak Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat kita. Atau warisan tidak mungkin kita terima jika kita berbuat kejahatan besar terhadap si pewaris , yaitu kejahatan terhadap Allah sendiri , yang merupakan dosa yang tak terampuni , yakni tidak mempercayai bahwa Yesus adalah Allah yang telah turun sebagai daging !( band. 1 Yohanes  5 : 16 - 17 ; Matius 12 : 31- 32 )   Perhatikan teks Alkitab di bawah ini :

"And every spirit that confesseth not that Jesus Christ is come in the flesh is not of God and this is that spirit of antichrist ... " ( Dan setiap roh yang tidak mengakui bahwa Yesus datang sebagai daging , roh itu bukan dari Allah , dan inilah roh dari antikris ... ) 1 Yohanes 4 : 3 Terjemahan dari King James Version . 

 Alkitab mengatakan bahwa setiap roh , apa saja dan siapa saja , yang tidak mengakui bahwa Yesus selaku Allah telah turun sebagai daging (maksudnya sebagai manusia ) , roh  itu bukan dari Allah ! Saudara dan saya dapat menebak sendiri , suatu roh yang bukan dari Allah , tentunya berasal dari mana ?! Tidak mempercayai bahwa Tuhan Yesus adalah Allah itu sendiri , adalah dosa atau kejahatan vertikal terhadap Allah . Dan sebagai orang yang percaya , kitapun menerima janji Tuhan di bawah ini :

"Lagi-pula jikalau kamu  adalah milik Kristus , maka kamu juga adalah keturunan Abraham dan ahli-waris menurut janji Allah ." ( Galatia 3 : 29 Terjemahan LAI 2002 )

Kita sudah dibeli dan harganya sudah lunas dibayar ( 1 Korintus 6 : 20 ) . Pembeli kita adalah Tuhan Yesus ; dan karenanya kita adalah milik si pembeli , yakni Kristus ! Sekarang , kalau kita dikatakan sebagai ahli-waris Abraham ,maka pewarisnya adalah Abraham ! Berupa apakah harta Abraham yang di dalamnya kita memperoleh warisan darinya ?  Ada dua jenis harta Abraham yang ditinggalkan buat kita , yaitu harta rohani dan harta jasmani . Yang manakah harta  rohani dan yang manakah harta jasmani tersebut ? Kita tidak boleh mereka-rekanya, biarkan Alkitab yang menjawabnya !


Apakah yang dikatakan Alkitab ?

 Bagi orang Kristiani , Abraham adalah Bapak orang percaya ! Bagaimana tidak? Matius menuliskan sisilah Yesus Kristus juga mulai dari Abraham ; bahkan Yesus Kristus dinyatakan sebagai anak Daud , anak Abraham , dalam arti satu garis keturunan manusiawiNya . (Matius 1 : 1 )  Rasul  Paulus menulis :

" ... Sebab Abraham adalah bapa kita semua , seperti ada tertulis :" Engkau telah kutetapkan menjadi bapak banyak bangsa - di hadapan Allah yang kepadaNya dia percaya, yaitu Allah yang menghidupkan orang mati dan menjadikan dengan firmanNya apa yang tidak ada menjadi ada ." (Roma 4 :  16.b - 17 Terjemahan LAI 2002 )

Kepada Abraham dijanjikan bahwa keturunannya akan sangat banyak , seperti banyaknya bintang di langit yang tidak dapat dihitung ( Kejadian 15 : 5 ) . Waktu janji ini diucapkan , baik Abraham maupun Sarah sudah sangat tua , dan menurut cara berpikir manusia , Sarah tidak mungkin bisa mengandung ! Jadi mustahil bagi manusia , tetapi bagi Abraham , tidak ada yang mustahil bagi Tuhan dan ia percaya pada janji Tuhan tersebut sebelum melihat buktinya . Dan imannya itu diperhitungkan sebagai kebenaran !


"Lalu percayalah Abram kepada TUHAN , maka TUHAN memperhitungkan hal itu ( hal percayanya Abram ; penulis ) kepadanya sebagai kebenaran ." ( Kejadian 15 : 6  Terjemahan LAI 1987 )

Tidak ada catatan dalam Alkitab bahwa hidup Abraham adalah rusak secara moral ! Dengan demikian , ia adalah orang yang sangat baik terhadap sesama , juga terhadap orang-orang seisi rumahnya , sebab ia banyak mempunyai budak laki-laki dan budak perempuan , yang lahir dan besar di rumahnya ! ( bandingkan Kejadian 14 : 14 ) .  Namun atas janji TUHAN kepadanya , Abraham dibenarkan oleh sebab imannya , bukan oleh kebaikannya ! ( band. Roma 4 : 2 - 3 ).


Jadi warisan kita dari Abraham , adalah dibenarkan karena iman ! Tuhan Yesus berjanji bahwa setiap orang yang percaya kepadaNya , tidak binasa , melainkan memperoleh hidup yang kekal ( Yohanes 3 : 16 ) . Tuhan Yesus juga berkata bahwa barang-siapa percaya kepadaNya , sudah pindah dari maut ke dalam hidup ( Yohanes 5 : 24 ) .  Kalau kita percaya dengan iman kita atas janji Tuhan Yesus tersebut , itulah yang dikatakan kita dibenarkan oleh iman kita ! Abraham dibenarkan karena iman pada janji Tuhan . Kitapun dibenarkan karena iman pada janji Tuhan !

Kita semua adalah orang berdosa dan kehilangan kemuliaan Allah ! Tidak ada yang berbuat baik , tidak ada yang benar , menurut standar Allah ( Roma 3 : 10 - 12 ) . Ketika Alkitab berkata , bahwa manusia tidak ada yang baik , bukan berarti , tidak ada manusia yang berbuat baik ! Bukan itu maksudnya ! Maksudnya adalah kebaikan manusia tidak cukup untuk memenuhi standar Allah ! Seumur hidupnya , kebaikan manusia tidak akan mampu memenuhi standar Allah ! Jadi akibatnya , seumur hidup manusia tetap berdosa dan harus binasa ! (band. Galatia 3 : 10 - 11 )  Itulah sebabnya Tuhan Yesus datang ke dunia untuk membayar harga dosa kita di kayu salib , supaya kita diselamatkan ! Di sinilah diperlukan iman , supaya kita dibenarkan !

"Jadi kamu lihat bahwa mereka yang hidup berdasarkan iman ,  mereka itulah anak-anak Abraham ." ( Galatia 3 : 7 Terjemahan LAI 2002 )

Jadi karena Abraham dibenarkan karena iman , maka warisannya kepada kita adalah " kita juga dibenarkan berdasarkan iman ." , sebagai warisan harta rohani .  Tidak ada teks dalam Perjanjian Baru yang mengandung makna bahwa kita dibenarkan dalam arti menerima janji Tuhan untuk diselamatkan , karena perbuatan baik kita !  Tidak ada ! Yang ada bahkan teks yang menyatakan bahwa perbuatan baik bukanlah yang menyelamatkan kita ( band, Titus 3 : 4  5 ) . Yang ada adalah kita dibenarkan dalam arti diselamatkan karena iman ! ( band, Efesus 2 : 8  9 ). Itu sama saja dengan  perkataan Tuhan Yesus  di bawah  ini :

"Siapa yang percaya kepadaNya , ia tidak akan dihukum ( maksudnya diselamatkan ; penulis ) ; siapa saja yang tidak percaya , ia sudah berada di bawah hukuman ( maksudnya tidak diselamatkan ; penulis ) , sebab ia tidak percaya dalam nama Anak Tunggal  Allah ." ( Yohanes 3 : 18 Terjemahan LAI 2002 )

Teks di atas bukan bermaksud supaya kita tidak melakukan kebaikan ! Bukan itu ! Sebab Tuhan Yesus juga mengajari kita supaya "saling mengasihi sesama manusia " ! Perintah ini harus kita kerjakan . Tetapi khusus untuk janji Tuhan tentang keselamatan, syaratnya cuma satu ( kalau boleh dibilang sebagai syarat ) , yaitu percaya kepada karya penyelamatanNya di kayu salib !  Tidak ada yang lain !  Peranan Tuhan Yesus di kayu salib sebagai Juruselamat Penebus dosa , jangan sama sekali digeser menjadi "guru pemberi teladan berbuat baik ." , sebab pergeseran makna ini mengaburkan karya penyelamatanNya ! Kita harus dapat membedakan antara " ajaranNya " dengan "karya penyelamatanNya" .

Sekarang , jikalau status kita sebagai " orang yang dibenarkan berdasarkan iman " adalah warisan harta rohani dari Abraham , bagaimanakan bentuk warisan harta jasamaninya ?  Hal ini perlu dijelaskan , karena fakta ( bukan mengada-ada ) , bahwa di samping Abraham dibenarkan berdasarkan imannya , iapun memperoleh kehidupan yang baik di muka bumi ini , yakni kekayaan duniawi ! Jikalau pewaris kita adalah orang yang sangat kaya , masakan kita sebagai ahli-warisnya hidup kekurangan ?

"Jadi mereka yang hidup dari iman, merekalah yang diberkati bersama-sama dengan Abraham yang beriman itu ." ( Galatia 3 : 9 Terjemahan LAI 2002 )

Jikalau kita mencermati Imamat 26 dan Ulangan 28 , berkat selalu dilawankan dengan kutuk ! Orang yang hidup di bawah hukum Torat hidup di antara berkat dan kutuk  , yakni taat sepenuhnya supaya diberkati atau ketidaktaatan yang mendatangkan kutuk-kutuk ! Semuanya berbicara mengenai berkat-jasmani dan kutuk jasmani !  Tetapi kita yang hidup di bawah Kasih karunia , sama sekali tidak hidup di bawah hukum Torat , seperti halnya Abraham yang juga hidup tidak di bawah hukum Torat !  ( lihat Roma  6 : 14 ) . Jadi bagi kita yang sudah dibenarkan karena iman , tidak ada lagi kutuk-kutuk ; yang ada adalah berkat !  Bukankah kutuk hukum Torat sudah dicabut oleh Kristus dan memakukannya di kayu salib ?! ( Galatia 3 : 13 ; Kolose 2 :14).


Alkitab mencatat bahwa  Abraham sangat kaya , banyak ternak , perak dan emas ! (Kejadian 13 : 2 ) . Dan kekayaannya itu berlangsung seumur hidupnya . Tidak ada catatan dalam Alkitab yang mengatakan ia bangkrut lalu jatuh miskin ! Ternyata iman yang membuat Abraham dibenarkan , membuahkan kehidupan yang selalu berkecukupan dalam kelimpahan hidup di dunia ini . Hal itu secara tegas dinyatakan dalam teks Alkitab berikut ini :

" Sebab janji kepada Abraham dan keturunannya bahwa ia memiliki dunia , bukan berdasarkan hukum Torat, melainkan berdasarkan pembenaran melalui iman ." ( Roma 4 : 13 Terjemahan LAI 2002 )

Jelas sekali bahwa teks di atas adalah untuk kita orang-orang percaya , yang oleh iman pada karya Kristus ,  telah memperoleh pembenaran dari Allah ! Jelas sekali bahwa teks di atas bukan ditujukan kepada siapa saja, termasuk orang Yahudi keturunan biologis dari Abraham , yang tunduk di bawah hukum Torat  Jelas sekali teks di atas ditujukan kepada siapa saja yang hidup di bawah  hukum Kristus yakni kasih-karunia, dan bukan di bawah hukum Torat ! Frasa kata "keturunannya " dalam teks di atas adalah kita , yang menurut janji Allah adalah anak-anak Abraham dan ahli waris Abraham , karena Kristus !


Apakah yang kita warisi dari Abraham ? Perhatikan frasa kata " memiliki dunia " dalam teks di atas ! Jelas sekali teks itu tidak berbicara mengenai  berkat rohani , tetapi berkat jasmani ! Kata "dunia" dalam teks di atas menggunakan kata dasarYunani " kosmos " dan bukan " aion " , yang menunjuk pada kekayaan materi .Jadi jikalau Abraham memiliki dunia , kaya akan ternak , emas dan perak , masakan kita sebagai ahli-warisnya hidup dalam kekurangan ? Rasanya janggal ! Bukankah janji Tuhan  bahwa kita sebagai keturunan Abraham untuk memiliki dunia , selaras dengan pencabutan kutuk hukum Torat oleh Kristus ? Bukankah salah satu kutuk hukum Torat yang dicabut oleh Kristus adalah hidup berkekurangan ? ( Imamat 26 : 20 ; Ulangan 28 : 38 - 39 ).

Dengan demikian , mengertilah kita bahwa warisan yang berupa harta-jasmani kita dari Abraham , adalah hidup kita di dunia ini tidak akan berkekurangan ! Selalu Tuhan memelihara kita dan selalu dicukupkan apapun keperluan dan kebutuhan kita ! Sebab apabila Abraham dibenarkan karena iman dan oleh pembenaran itu pula ia memiliki dunia ini , maka kitapun yang telah dibenarkan oleh iman , tidaklah akan hidup di dalam kekurangan , sebab kutuk-kekurangan sudah dicabut oleh Kristus di kayu salib !


 Apakah benar orang Kristen harus hidup miskin ?

Ada orang yang mengajarkan bahwa sebagai pengikut Kristus , kita harus hidup miskin , karena Tuhan Yesus hidup miskin dan murid-muridnya pun dari kalangan orang miskin . Pernyataan seperti ini tidaklah sepenuhnya benar ! Tuhan Yesus justru tidak menyukai kemiskinan bagi orang-percaya  . Bukti bahwa ia tidak menyukai kemiskinan adalah betapa Ia sangat perduli kepada orang miskin . Sama dengan negara maju di dunia ini , giat memerangi kemiskinan  dengan membantu orang-orang miskin , karena mereka tidak menyukai kemiskinan .  Tuhan Yesus tidak menyukai kemiskinan sama dengan ketidak-sukaanNya pada dosa .

 Ia tidak menyukai dosa , maka ia menjadikan dirinya berdosa ganti kita , supaya kita memperoleh pembenaran .( 2 Korintus 5 : 21 ) . Begitu pula ia tidak menyukai kemiskinan , maka ia menjadikan dirinya miskin ganti kita , supaya kita memperoleh kecukupan ( 2 Korintus 8 : 9 ). Perhatikan teks Alkitab di bawah ini:

"Karena kamu telah mengenal anugerah Tuhan  kita Yesus Kristus , bahwa sekalipun Ia kaya , oleh karena kamu Ia menjadi miskin , supaya kamu menjadi kaya oleh kemiskinanNya . ...Sebab jika kamu rela untuk memberi , maka pemberianmu akan diterima, kalau pemberianmu itu  berdasarkan apa yang ada padamu , bukan berdasarkan apa yang tidak ada  padamu . Sebab kamu dibebani  bukanlah supaya orang-orang lain mendapat keringanan , tetapi supaya ada keseimbangan ." ( 2 Korintus 8 : 9 , 12 - 13 Terjemahan LAI 2002)

Perhatikan bahwa 100% teks 2 Korintus 8 : 9 di atas berbicara mengenai materi jasmani , bukan rohani ! Teks tersebut dalam konstek saran dari rasul Paulus agar orang-orang yang berkecukupan dalam jemaat Korintus , ikut membantu pelayanan kasih , seperti halnya orang-orang Kristen di Makedonia  ( band . 2 Korintus 8 : 1 - 2 , " kaya dalam kemurahan " artinya "suka memberi "  ) . Bukti lain bahwa Tuhan Yesus tidak menyukai orang yang kekurangan adalah ucapanNya di bawah ini :


"Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenaranNya , maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu." ( Matius 6 : 33 Terjemahan LAI 1987 )

Jikalau Tuhan Yesus menyukai kemiskinan , tidak mungkin firmanNya seperti teks di atas ! Sebab Ia menjanjikan jikalau kita hidup di dalam kasih karunia Kristus , segala keperluan hidup kita akan ditambahkan olehNya . Frasa " Kerajaan Allah dan kebenaranNya" pada teks di atas merupakan pribadi Tuhan Yesus sendiri . Sedangkan frasa kata " semuanya itu " menunjuk kepada kebutuhan dan keperluan hidup kita di muka bumi ini.( band. konsteknya pada Matius 6 : 25  26 ) .


Bukti yang paling kuat bahwa Tuhan Yesus tidak menyukai hidup berkekurangan bagi anak-anakNya adalah dengan dicabutnya kutuk hukum Torat di kayu salib ! Perhatikan teks Alkitab berikut ini :

"Kristus telah menebus kita dari kutuk hukum Torat dengan jalan menjadi kutuk karena kita , sebab ada tertulis " Terkutuklah orang yang digantung pada kayu salib." ( Galatia 3 : 13 Terjemahan LAI 2002 )

Jelas sekali bahwa kutuk hukum Torat telah dicabut oleh Kristus di kayu salib ! Apakah saja kutuk hukum Torat tersebut ? Jawabnya adalah : segala jenis dosa yang melahirkan kutuk-kutuk jasmani , termasuk di antaranya kutuk sakit-penyakit dan kutuk kekurangan atau kemiskinan ! ( Sekali lagi disarankan supaya kita mencermati Imamat 26 dan Ulangan 28 , masing-masing di bawah judul " Kutuk " . ) Jadi pencabutan kutuk hukum Torat oleh Kristus itu membuktikan bahwa  Ia tidak menyukai dosa , dan Ia juga tidak menyukai kemiskinan bagi siapa saja yang percaya kepadaNya .



Konklusi :

Dari apa yang telah diuraikan tersebut di atas, nampaklah oleh kita bahwa terdapat sinkronisasi antara apa yang diucapkan Tuhan Yesus dengan apa yang ditulis oleh rasul Paulus . Tuhan Yesus berkata jikalau kita percaya , kita tidak binasa , dalam arti diselamatkan . Rasul Paulus juga menulis bahwa sebagaimana Abraham dibenarkan karena imannya , kitapun dibenarkan dan diselamatkan karena iman kita pada karya penyelamatan Kristus . ( Yohanes 3 : 18 sinkron dengan Galatia 3 : 7 )

Tuhan Yesus berkata bahwa jikalau kita hidup dalam Kristus , semua kebutuhan hidup kita akan dicukupkan oleh Tuhan , dalam arti kita diberkati secara jasmani . Rasul Pauluspun menulis , bahwa sebagaimana Abraham juga diberkati secara jasmani karena pembenaran oleh iman , maka kitapun sebagai ahli-waris Abraham pasti diberkati secara jasmani .( Matius 6 : 33 sinkron dengan Roma 4 : 13 )

Sekarang sebagai perbandingan , perhatikan negara bangsa di dunia yang mayoritas penduduknya adalah benar-benar pengikut Kristus ! Bukankah mereka bukan termasuk negara miskin ? Bukankah mereka termasuk negara maju karena berkat Tuhan ? Bagaimana mereka dapat membantu negara miskin , jikalau mereka juga negara miskin ? Bukankah mereka diberkati supaya menjadi berkat ?  Jikalau Tuhan Yesus menyukai kemiskinan dan orang Kristen harus hidup miskin , mengapa mereka terbentuk sebagai negara bangsa yang maju dan tidak miskin ? Di sini terjadi hal yang tidak relevan !  Tidak cocok !  Perhatikan teks Alkitab di bawah ini :

"How blessed the nation whose God is Yahweh , the people he has chosen as his heritage." ( Diberkatilah bangsa yang Allahnya adalah Yahweh , suatu kaum yang dipilihNya  sebagai kepunyaanNya ) . Mazmur 33 : 12 dari  New Jerusalem Bible . (NJB) .

Mazmur Daud di atas diucapkan pada zaman kejayaan Israel Raya ,sekitar abad ke X SM ,  di mana Israel terberkati secara rohani dan jasmani . Sebagai wahyu yang berkembang , menurut pembacaan theological canonical reading , negara-negara pengikut Kristus juga diberkati secara rohani dan jasmani .  Dengan demikian , kitapun sebagai pribadi-pribadi pengikut Kristus , seharusnya mempercayai bahwa sebagai orang yang telah dibenarkan karena iman , tentulah kita terberkati secara rohani dan jasmani juga, sebagai warisan dari Abraham !

Tulisan ini khusus ditujukan hanya pada setiap warga Kristiani  dan yang dibicarakan adalah hal-hal yang menyangkut iman Kristiani , tanpa melibatkan orang di luar Kristiani  dan tanpa bermaksud mendiskreditkan siapapun juga ! Karena itu , tulisan ini jangan dibanding-bandingkan dengan ajaran di luar Alkitab  supaya tidak melemahkan iman saudara dan saya ! Tuhan Yesus memberkati kita semua , sampai hari Maranatha ! Salam dari laut ! ( Capt. Yordan EP Sihombing SH.M.Ap )




Jumat, 27 Maret 2015

APAKAH TUHAN YESUS MENYUKAI KEMISKINAN ?

EKSKLUSIF UNTUK KALANGAN SENDIRI



Pendahuluan :


Yang akan kita bicarakan di sini adalah kemiskinan jasmani , dalam arti miskin secara materi ! Misalnya tidak punya rumah , tidak punya mobil, hidup pas-pasan , banyak hutang , tidak bisa membayar rumah-sakit , anak-anak tidak bisa sekolah dan lain sebagainya .  Pertanyaan yang sering timbul adalah , apakah Tuhan Yesus menyukai kemiskinan seperti itu ?  Banyak orang berdebat mengenai masalah kemiskinan dengan mengatakan Tuhan Yesus cenderung membela orang yang lemah dan miskin . Itu betul ! Namun apabila Tuhan Yesus membela dan suka menolong orang yang lemah dan miskin, bukan berarti Ia menyukai kelemahan dan kemiskinan . Justru karena Ia tidak menyukai kelemahan dan kemiskinan , Ia bersikap sangat berbelas-kasihan kepada orang yang lemah dan miskin.

Ada lagi yang mengatakan bahwa semua murid Tuhan Yesus adalah orang miskin , dan dalam pelayananNya, Tuhan Yesus tidak ada yang mendanai .  Hal inipun tidak sepenuhnya benar , karena sejarah mencatat bahwa kedua-belas murid Tuhan Yesus bukanlah dari keluarga miskin dan tidak ada catatan dalam Alkitab yang menyatakan bahwa mereka berasal dari keluarga miskin .  Yang ada adalah bahwa mereka berasal dari kalangan yang tidak terpelajar .( Kisah Para Rasul 4 : 13 )  Tidak terpelajar tidak selamanya identik dengan miskin !

Sebagai contoh , Matius yang disebut Lewi adalah seorang yang berada , karena ia pegawai Romawi yang tugasnya memungut pajak dan pernah mengadakan perjamuan besar untuk Tuhan Yesus  ( Lukas 5 : 29 ).  Petrus dan Andreas adalah juragan pemilik perahu penangkap ikan , di mana ayah mereka,, Yohanes  , adalah pemilik perahu yang kaya . Demikian pula Bartolomeus yang disebut Natanael, juga berasal dari keluarga bangsawan yang kaya .

Selalu ada dana untuk membiayai pelayanan Yesus , dan dari mana itu diperoleh jika mereka adalah orang-orang miskin ? Jika pelayanan Yesus tanpa dana , mengapa Yudas Iskariot ditunjuk sebagai bendahara? (Yohanes 13 : 29 )  Demikian juga mengapa Alkitab menulis bahwa pelayanan Yesus juga disokong oleh perempuan-perempuan kaya ? 

"Tidak lama sesudah itu Yesus berjalan berkeliling dari kota ke kota dan dari desa ke desa memberitakan Injil Kerajaan Allah . Kedua-belas muridNya bersama-sama dengan Dia, dan juga beberapa orang perempuan yang telah disembuhkan dari roh-roh jahat dan berbagai penyakit , yaitu Maria Magdalena yang telah dibebaskan dari tujuh roh jahat , Yohana istri Khuza bendahara Herodes , Susana dan banyak perempuan lain . Perempuan-perempuan ini melayani rombongan ini dengan harta-benda mereka ." ( Lukas 8 : 1 - 3 Terjemahan LAI 2002 )

Perhatikan bahwa rombongan penginjilan itu cukup besar jumlahnya ! Bagaimana mungkin mereka adalah orang miskin jika dalam perjalanan mereka , mereka perlu beristirahat di rumah penginapan ? Harus membeli makanan buat mereka , bukan cuma untuk satu dua hari ?  Perhatikan bahwa Yohana adalah istri dari bendahara Raja Herodes ; bagaimana mungkin ia orang miskin ?  Tidak pernah ada catatan bahwa rombongan ini hidup dari meminta-minta sedekah . Bagaimana mungkin kalau uang mereka pas-pasan , Alkitab mencatat bahwa mereka sering membantu orang miskin ? ( Yohanes 13 : 29 ) Jadi , mengatakan bahwa para murid Tuhan Yesus adalah orang-orang miskin , tidak sepenuhnya benar  ! 

Di dalam pelayananNya , Tuhan Yesus sangat memperhatikan orang-orang miskin . Tetapi seperti sudah dikatakan terlebih dahulu , memperhatikan orang miskin bukan berarti menyukai kemiskinan . Sama dengan kita jika menolong orang yang tertipu  , bukan berarti kita menyukai penipuan . Menolong orang yang mengemis, bukan berarti menyukai pengemisan .  Jadi , jika pertanyaannya adalah : Apakah Tuhan Yesus menyukai kemiskinan ? " Jawabnya pasti :" Tidak ! Tuhan Yesus tidak menyukai kemiskinan ."  Sebab jikalau Ia menyukai kemiskinan , sudah pasti Ia tidak perduli kepada orang-orang miskin .


Kutuk dalam Perjanjian Lama :

Di dalam Perjanjian Lama , kemiskinan  dan sakit penyakit adalah suatu kutuk ! Ketidak berhasilan dan ketidak-suksesan serta tiadanya berkat jasmani , adalah suatu kutuk ! Kerugian dan kebangkrutan adalah suatu kutuk ! Kegagalan adalah kutuk !  Kita dapat membacanya pada Ulangan 28 : 15 - 46  dan Imamat 26 : 14 - 46 , masing-masing  di bawah judul "Kutuk " .

"Terkutuklah bakulmu dan tempat adonanmu . Terkutuklah buah kandunganmu, hasil bumimu, anak lembu sapimu dan kandungan kambing dombamu . Terkutuklah engkau pada waktu masuk dan terkutuklah engkau pada waktu keluar . TUHAN akan mendatangkan kutuk , huru-hara dan penghajaran ke antaramu dalam segala usaha yang kau kerjakan .... " ( Ulangan 28 : 17 - 20 Terjemahan LAI 1987 )

"Maka tenagamu akan habis dengan sia-sia, tanahmu tidak akan memberi hasilnya dan pohon-pohon di tanah itu  tidak akan memberikan buahnya ." ( Imamat 26 : 20 Terjemahan LAI 1987 )

Teks di atas adalah jelas sebagai kutuk-kemiskinan , bagi mereka yang tidak taat pada Tuhan di zaman hukum Torat . Segala usaha mereka dibuat tidak berhasil , sehingga yang ada hanyalah kegagalan dalam segala usaha yang dikerjakan dan jatuh dalam kutuk  kemiskinan .

"TUHAN akan melekatkan penyakit sampar kepadamu sampai dihabiskannya engkau dari tanah kemana engkau pergi untuk mendudukinya . TUHAN akan menghajar engkau dengan batuk kering, demam, demam kepialu , sakit radang, kekeringan, hama dan penyakit gandum ; semuanya itu akan memburu engkau sampai engkau binasa .' ( Ulangan 28 : 21 - 22 Terjemahan LAI 1987 )

".. maka Aku akan berbuat begini kepadamu , yakni Aku akan mendatangkan kekejutan atasmu, batuk kering serta demam, yang membuat mata rusak dan jiwa merana ; kamu akan sia-sia menabur  benihmu karena hasilnya akan habis dimakan musuhmu ." ( Imamat 26 : 16 Terjemahan LAI 1987 ) 

Perhatikan bahwa teks di atas adalah campuran dari kutuk sakit-penyakit dengan kutuk kemiskinan ! Apakah Tuhan menyukai kutuk-kutuk tersebut ?  Tidak ! Itu semua terjadi karena sistem hukum Torat yang legalistik menuntut ketaatan , maka kutukan-kutukan tersebut adalah konsekuensi dari mereka yang tidak taat , Sama dengan seorang hakim yang menjatuhkan vonis hukuman penjara pada seorang pencuri , misalnya ! Hakim itu tidak menyukai orang itu dihukum , tetapi itu harus terjadi karena tuntutan hukum mengharuskan  demikian .

"Seperti TUHAN bergirang karena kamu untuk berbuat baik kepadamu dan membuat kamu banyak , demikianlah TUHAN akan bergirang karena kamu untuk membinasakan dan memusnahkan kamu dan kamu akan dicabut dari tanah, kemana engkau pergi untuk mendudukinya ." ( Ulangan 28 : 63 Terjemahan LAI 1987 )

 Jika kita cermati Ulangan 28 : 15 - 64  dan Imamat 26 : 14 - 46 ,  begitu banyak kutuk yang harus dijatuhkan pada tiap orang percaya di zaman Torat yang  tidak taat , termasuk kutuk kebangkrutan kerugian , kemiskinan , kegagalan , sakit-penyakit dan sebagainya ! Apakah Tuhan Yesus menyukai itu semua ?  Meskipun Teks di atas kelihatannya, sepertinya,  TUHAN menyukai kutukan -kutukan itu , namun sesungguhnya Ia sama-sekali tidak menyukai itu semua . Terbukti dari ucapanNya yang terkenal dengan ayat Mesianik , berikut di bawah ini :

"Keadaan ini bagiKu seperti pada zaman Nuh; seperti Aku telah bersumpah kepadaNya bahwa air bah tidak akan meliputi bumi lagi, demikianlah Aku telah bersumpah bahwa Aku tidak akan murka terhadap engkau dan tidak akan menghardik engkau lagi . Sebab biarpun gunung-gunung beranjak dan bukit-bukit bergoyang . tetapi kasih setiaKu tidak akan beranjak dari padamu dan perjanjian damaiKu tidak akan bergoyang , firman TUHAN yang mengasihi engkau ." ( Yesaya 54 : 9 - 10 ) .

Teks di atas adalah ayat Mesianik , yang ditulis oleh Deutero Yesaya dalam pembuangan orang Yehuda di Babilonia , sebagai janji TUHAN untuk kembali mengasihani mereka dalam rencanaNya membawa mereka terbebas dari pembuangan tersebut.  Secara wahyu yang berkembang , teks ini berkaitan erat dengan teks pada Yesaya 53 tentang karya penyelamatan Kristus , khususnya Yesaya 53 : 10 .



Kutuk dalam Perjanjian Baru :

Di dalam Perjanjian Baru , khusus untuk orang-orang percaya , tidak ada lagi kutuk.  !  Kita hidup di bawah kasih-karunia , bukan di bawah hukum Torat yang menuntut ketaatan mutlak ! Mungkin saja bisa terjadi kutuk , tetapi bukan pada kita yang sudah ditebus oleh darah Yesus , melainkan mereka yang masih hidup dibawah hukum Torat  ( Band. Ulangan 27 : 26 ) .


" Karena semua orang  yang hidup dari pekerjaan hukum Torat , berada di bawah kutuk . Sebab ada tertulis :" Terkutuklah orang yang tidak setia melakukan segala sesuatu yang tertulis dalam kitab hukum Torat ." ( Galatia 3 : 10 Terjemahan LAI 2002 )

Perhatikan baik-baik : Siapa saja , termasuk kita sendiri, jika masih menggantungkan diri pada kebenaran hukum Torat , pasti berada di bawah kutuk ! Termasuk orang-orang yang memutar-balikkan Injil Kristus , sebagaimana bunyi teks di bawah ini :


"Aku heran bahwa kamu begitu lekas berbalik dari Dia yang dalam anugerah Kristus telah memanggil kamu dan mengikuti suatu injil yang lain , yang sebenarnya bukan Injil . Hanya ada orang yang mengacaukan kamu dan yang bermaksud untuk memutar-balikkan Injil Kristus . Tetapi sekalipun kami atau seorang malaikat dari surga yang memberitakan kepadamu suatu injil yang berbeda dengan Injil yang telah kami beritakan kepadamu , terkutuklah dia !" ( Galatia 1: 6 - 8 Terjemahan LAI 2002 )

"Kamu lepas dari Kristus jikalau kamu mengharapkan pembenaran melalui hukum Torat , kamu hidup di luar anugerah ." ( Galatia 5 : 4 Terjemahan LAI 2002 )

Tuhan Yesus sendiri berkata bahwa Ia datang dari surga bukan dengan maksud untuk mengutuki orang-orang percaya , melainkan untuk menyelamatkannya  ( band. Yohanes 6 : 38 - 40 ).  Maka jelas bahwa kutuk dalam Perjanjian Baru , dalam zaman kasih-karunia , memang masih ada , namun bukan untuk orang yang percaya pada karya penyelamatan Kristus !  Khusus bagi orang yang tidak hidup di bawah hukum Torat , tetapi di bawah kasih karunia , sudah tidak ada lagi kutuk . Bagi mereka yang masih hidup di bawah hukum Torat , mereka lepas dari Kristus dan hidup di luar kasih karunia dan berada di bawah kutuk hukum Torat ! Padahal Kristus sudah menghapus kutuk hukum Torat tersebut , sebagaimana catatan Alkitab berikut ini :

"Kristus telah menebus kita dari kutuk hukum Torat dengan jalan  kutuk karena kita, sebab ada tertulis :" Terkutuklah orang yang digantung di kayu salib ( Galatia 3 : 13 Terjemahan LAI 2002 )

"...dengan menghapuskan surat hutang yang dengan ketentuan-ketentuan hukum mendakwa dan mengancam kita. Dan itu ditiadakanNya dengan memakukannya pada kayu salib ." ( Kolose 2 : 14 Terjemahan LAI 2002 )

Saudara masih ingat segala jenis kutuk yang dimuat dalam hukum Torat ? Saudara ingat betapa mengancamnya kutukan itu kepada kita ?  Semua itu sudah dihapus oleh darah Kristus di kayu salib ! Apa saja  yang dihapus ? Semuanya ! Semua kutuk hukum Torat ! Baik kutuk penyakit , kutuk kegagalan , kutuk ketidak-berhasilan , kutuk kemiskinan dan segala kutuk yang diakibatkan ketidak-taatan pada hukum Torat , yakni kutuk dosa , sebab dosa adalah setiap pelanggaran pada firman Allah ( 1 Yohanes 3 : 4 ).


Pencabutan segala kutuk tersebut di atas, termasuk kutuk kemiskinan , membuktikan bahwa Tuhan Yesus tidak menyukai kemiskinan ! Jikalau Ia menyukai segala kutuk-kutuk tersebut , sudah barang tentu Ia tidak akan pernah datang dari surga , lalu pergi ke kayu salib sebagai ganti kita , supaya di dalam Dia segala kutuk yang seharusnya ditimpakan kepada kita ditanggung olehNya ! Jadi bagi setiap orang yang percaya pada karya penyelamatan Kristus di kayu salib , tidak ada lagi kutuk ! Salah besar seorang pengkhotbah Kristani , jika dalam khotbahnya terhadap orang-orang percaya , masih juga mengancam-ancam jemaatnya dengan kutuk , sebab dalam kasih-karunia tidak ada lagi kutuk .

Antara Dosa dan Kemiskinan :

Apakah Tuhan Yesus menyukai dosa ? Sudah barang tentu tidak ! Namun manusia selalu berdosa dan tidak dapat mentaati hukum Allah dengan sempurna dan lengkap !(Galatia 3 : 11 ).  Oleh karena belas-kasihanNya , Dia datang ke dunia untuk menebus kita dari ketidak-mampuan kita tersebut . Ini bukti bahwa Tuhan Yesus tidak menyukai dosa ! Demikian halnya dengan kemiskinan ; Tuhan Yesus tidak menyukai kemiskinan orang-orang percaya  yang jatuh dalam kutuk kemiskinan apabila tidak taat pada hukum Torat .  Maka Ia menebus kita dari kutuk hukum Torat tersebut dengan menumpahkan darahNya di kayu salib .  Inipun bukti bahwa Tuhan Yesus tidak ingin anak-anakNya jatuh dalam kutuk kemiskinan .

Kita tidak boleh mencampur adukkan kisah tentang Lazarus yang miskin atau janda yang miskin pada  Lukas 16 : 19 - 31 dan Lukas 21 : 1 - 4 .  Kita perlu menggaris bawahi bahwa kisah itu diceritakan  sebelum pencabutan kutuk hukum Torat dalam arti sebelum Yesus membayar hutang kita di kayu salib ! Yang kita bicarakan sekarang adalah masa setelah berlakunya penebusan di kayu salib ; apakah masih juga berlaku kutuk hukum Torat ? Alkitab mengatakan : "Tidak ! Bagi orang-orang percaya ."  Lagi pula kalau Tuhan Yesus berceritera tentang orang miskin , bukan berarti Dia menyukai kemiskinan .

Tetapi mengapa Tuhan Yesus lahir dan hidup di-tengah-tengah keluargaNya yang miskin dalam arti bukan orang berada ? Mengapa Dia menjadikan diriNya sendiri miskin , jika Ia tidak menyukai kemiskinan ?  Pertanyaan itu harus dijawab dengan pertanyaan berikut ini :" Mengapa Tuhan Yesus menjadikan diriNya berdosa ganti kita di kayu salib , jika ia tidak menyukai dosa ?  Perhatikan teks di bawah ini :

"Dia yang tidak mengenal dosa telah dibuatNya menjadi dosa karena kita , supaya di dalam Dia kita dibenarkan oleh Allah ." ( 2 Korintus 5 : 21 Terjemahan LAI 2002 )

"Karena kamu telah mengenal anugerah Tuhan kita Yesus Kristus, bahwa sekalipun Ia kaya , oleh karena kamu Ia menjadi miskin , supaya kamu menjadi kaya oleh karena kemiskinanNya ." ( 2 Korintus 8 : 9 Terjemahan LAI 2002 )

Teks di atas menjelaskan bahwa kutuk dosa dicabut oleh Yesus di kayu salib dengan jalan menjadikan dirnya berdosa ganti kita, supaya sebagai orang yang dahulu berada di bawah kutuk dosa , sekarang kita dibenarkan di hadapan Allah dan bukan orang berdosa lagi . Demikian pula , kutuk-kemiskinan sudah dicabut oleh Yesus di kayu salib , sebab Ia yang tidak miskin menjadikan diriNya miskin , supaya di dalam kemiskinanNya , kita tidak jatuh dalam kutuk kemiskinan ..


Namun , ada beberapa orang yang mengatakan bahwa teks 2 Korintus  8 : 9 itu bukanlah berbicara mengenai kekayaan materi , namun kekayaan rohani .  Tetapi kalau kita cermati seluruh konsteknya , mulai dari ayat 1 dan puncaknya pada ayat 13 - 14 , nyata bahwa 2 Korintus 8 : 9 itu berbicara mengenai kekayaan materi , di mana rasul Paulus mengusulkan agar mereka yang kaya membantu yang kekurangan supaya ada keseimbangan .


Tuhan Yesus tidak menyukai kemiskinan :


Jikalau Tuhan Yesus menyukai kemiskinan , sudah barang tentu Ia tidak akan mencabut kutuk hukum Torat yang di dalamnya terdapat kutuk kemiskinan , di kayu salib ! Kalau Galatia 3 : 13 mengatakan bahwa kutuk hukum Torat sudah ditebus oleh Kristus di kayu salib , apakah salah kalau kita mengatakan bahwa termasuk kutuk kemiskinan yang ditebus olehNya ?  Lagi pula , sebelum Ia melaksanakan karyaNya di kayu salib, Ia sudah mengatakan bahwa :

"Karena itu Aku berkata kepadamu ,:" Janganlah khawatir tentang hidupmu , mengenai apa yang hendak kamu makan dan minum ; dan janganlah khawatir pula tentang tubuhmu , mengenai apa yang hendak kamu pakai . Bukankah hidup itu lebih penting dari pada makanan dan tubuh itu lebih penting dari pada pakaian ? Pandanglah burung-burung di langit , yang tidak menanam dan tidak menuai dan tidak mengumpulkan bekal dalam lumbung ,  namun diberi makan  oleh Bapamu yang di surga .  Bukankah kamu jauh lebih berharga dari pada burung-burung itu ? " ( Matius 6 : 25 - 26 Terjemahan LAI 2002 )


Apakah teks di atas menggambarkan bahwa Tuhan Yesus menyukai orang yang kekurangan ?  Ia memberi pelajaran pada orang yang kekurangan supaya tidak khawatir tentang makan, minum dan apa saja kebutuhan hidupnya .  Bagi orang yang sudah tidak kekurangan apa-apa , kekhawatiran itu jelas tidak ada , karena mereka sudah hidup berkecukupan . Bagi orang miskinlah kehawatiran itu ada , sehingga Tuhan Yesus menasehati mereka untuk tidak khawatir .  Perkataan Yesus ini sungguh suatu penghiburan bagi orang miskin .  Akhirnya Dia berkata :

" Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenaranNya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu ." ( Matius 6 : 33  Terjemahan LAI 2002 )


Ungkapan "Kerajaan Allah dan kebenaranNya " adalah gambaran dari pribadi Tuhan Yesus sendiri ! Itu berarti jika orang hidup di dalam kasih-karunia Kristus , tidaklah mungkin orang itu akan jatuh dalam kutuk kemiskinan , sehingga susah mencari makan , pakaian dan lain sebagainya .  Tuhan Yesus akan mencukupkan segala kebutuhan kita ! Bukti lain bahwa Tuhan Yesus tidak menyukai kemiskinan adalah ketika Ia mengajarkan Doa Bapa Kami kepada kita .  Frasa " Berilah kami rejeki yang secukupnya " adalah gambaran dari orang yang berkecukupan dan tidak kekurangan !  Lagi pula frasa " secukupnya " dalam Doa Bapa Kami itu , adalah "secukupnya menurut cara pandang Tuhan " , bukan menurut cara pandang manusia !

Arti kata "secukupnya" adalah relatif ! Secukupnya,  bagi orang yang terdiri dari sepuluh orang dalam satu keluarga , tentulah tidak sama nilainya dengan keluarga yang hanya terdiri dari 3 orang saja . Kata secukupnya tidak mempunyai nilai yang sama antara seorang pengusaha pabrik yang harus menghidupi ribuan karyawannya , dengan seorang guru biasa yang hanya menghidupi keluarganya saja . Yang jelas , arti kata secukupnya itu , tidak miskin dan tidak kekurangan ! Bukankah arti kata "kaya" itu juga relatif ?    Selama kebutuhan hidup kita di dunia terpenuhi , baik primer maupun sekunder ,  maka itulah yang dikatakan tidak jatuh dalam kutuk kemiskinan !

Konklusi :

Kita tidak sedang membicarakan orang lain di luar Kekristenan ! Yang kita bicarakan adalah orang Kristen  yang mengaku dirinya sebagai orang yang percaya pada karya penyelamatan Kristus ! Seharusnya kita memahami bahwa di dalam Kristus , tidak mungkin kita akan kekurangan dan hidup dalam kemiskinan ! Seharusnya demikian ! Mengapa demikian ? Karena kutuk kekurangan seperti yang digambarkan dalam hukum Torat sudah dipakukan pada kayu salib ! Dan sebagai orang yang hidup dalam kasih-karunia Kristus kita dikatakan sebagai ahli waris Abraham .

"Lagi pula jikalau kamu adalah milik Kristus , maka kamu  juga adalah keturunan Abraham dan ahli waris menurut janji Allah ." ( Galatia  3 : 29 Terjemahan LAI 2002 )

Kita ahli waris Abraham ! Jika kalau Abraham dibenarkan karena imannya , demikian pula kita dibenarkan karena iman kita ! Selain itu , jika berdasarkan pembenaran oleh iman itu Abraham memiliki dunia ini , apakah kita juga tidak ikut memiliki dunia ini ? Sebab kita ahli warisnya ?


"Sebab janji kepada Abraham dan keturunannya bahwa ia akan memiliki dunia , bukan berdasarkan hukum Torat ,melainkan berdasarkan pembenaran melalui iman ." ( Roma 4 : 13 Terjemahan LAI 2002 )

Perhatikan frasa :" memiliki dunia " pada teks di atas !  JIkalau kita adalah ahli waris Abraham , sudah barang tentu kita juga ikut "memiliki dunia " ini , dalam arti tidak miskin dan kekurangan ! Frasa kata "dunia" dalam teks di atas menggunakan kata Yunani "kosmos" yang berarti isi dunia , bukan "aion"  ! Kristus sudah  mencabut kutuk kemiskinan di kayu salib , sebab sama dengan Ia tidak menyukai dosa , demikian pula Ia tidak menyukai kemiskinan anak-anakNya ! Jikalau, jikalau Ia menyukai kemiskinan , seharusnya semua gereja di dunia ini , dipenuhi oleh orang-orang miskin . Apakah memang harus demikian ?


Bagaimana kita bisa menjadi berkat bagi orang lain , dan bagi pekerjaan Tuhan , jika kita sendiri tidak diberkati ? Seperti sudah dikatakan  terlebih dahulu , kita tidak sedang berbicara mengenai berkat rohani ; yang kita bicarakan adalah kemiskinan materi yang yang menyangkut ketiadaan berkat jasmani . Yang jelas Tuhan Yesus menyukai kita diberkati supaya menjadi berkat  (band .Kejadian 12 : 1 - 3 ).Ganjil rasanya kalau dikatakan bahwa Tuhan Yesus menyukai kemiskinan , sementara anak-anak Tuhan di seluruh dunia dengan giat memerangi kemiskinan berdasarkan kasih Kristus ! Tuhan Yesus memberkati kita semua selama-lamanya ; sampai pada hari Ia datang kembali untuk kedua-kalinya ! Maranatha ! Salam dari laut ! ( Capt. Yordan EP Sihombing SH.M.Ap.M.Mar)





 

Sabtu, 21 Maret 2015

PERBUATAN BAIK TANPA PAMRIH !



EKSKLUSIF UNTUK KALANGAN SENDIRI


Batasan perbuatan baik :

Seperti telah kita ketahui bersama bahwa Alkitab berisi dua buah pesan , yakni yang pertama adalah apa yang disebut dengan Inti Pesan Kristiani yang mutlak bertumpu pada fakta kematian dan kebangkitan Kristus ; dan yang kedua adalah apa yang disebut sebagai Muatan Pesan Kristiani yang terkait pada etika , moral dan cara hidup Kekristenan yang baik .  Bagaimanapun tidaklah dapat kita memungkiri bahwa Kekristenan lahir dari fakta kematian dan kebangkitan Kristus , dalam arti Kekristenan lahir sama-sekali bukan dari ajaran etika , moral dan cara hidup yang baik melainkan dari karya penyelamatan Kristus di kayu salib . Dalam hal ini kita harus dapat membedakan ajaran Tuhan Yesus dengan karya salibNya . ( Profesor Graig A Evans : Fabricating Jesus  )

"Andaikata Kristus tidak dibangkitkan , maka sia-sialah pemberitaan kami  dan sia-sialah juga kepercayaan kamu  ." ( 1  Korintus 15 : 14 Terjemahan LAI 2002 )

"Jika  Kristus tidak dibangkitkan , maka sia-sialah kepercayaan kamu dan  kamu masih hidup dalam dosamu." ( 1 Korintus 15 : 17 Terjemahan LAI 2002 )


Dua buah teks di atas sudah cukup mewakili dan sebagai bukti bahwa tanpa kematian dan kebangkitan Kristus, yang namanya Kristen tidak akan pernah ada .  Itulah yang dimaksud dengan Inti Pesan Kristiani , yang kemudian diikuti oleh Muatan Pesan Kristiani dalam kaitannya dengan etika, moral dan cara hidup yang baik dari orang-orang Kristen . Perbuatan baik yang dimaksud oleh Muatan Pesan ini mencakup keseluruhan bidang kehidupan  sesuai dengan pesan Tuhan Yesus supaya kita mengasihi Tuhan dan sekaligus juga mengasihi sesama manusia ( Matius 22 : 37 - 40 ) .

Wujud konkrit dari perbuatan baik dalam konstek mengasihi Tuhan , antara lain adalah rajin melayani , rajin beribadah , rajin berdoa ,rajin memuji namaNya , rajin dalam kegiatan rohani , membantu pembangunan gereja dan lain sebagainya , serta yang yang paling penting adalah jangan mengasihi "ilah" yang lain yang bukan Dia, baik dalam sikap jasmaniah (sikap kelakuan) maupun dalam sikap rohaniah (sikap hati ) .Sebagai Mempelai wanita , tentulah kita harus setia pada Mempelai Laki-laki supaya Dia jangan cemburu. (band. Ulangan 6 : 15 ) Menggerutu kepada Tuhan secara konkrit (sikap jasmani ) merupakan contoh perbuatan yang tidak baik kepada Tuhan . Demikian pula menggerutu kepada Tuhan secara bathin saja (sikap rohani )  , merupakan contoh lain dari perbuatan yang tidak baik kepada Tuhan .

Dalam pada itu, wujud konkrit dari perbuatan baik dalam konstek mengasihi sesama manusia , antara lain adalah saling tolong menolong , suka memberi orang yang kekurangan , tidak pendendam melainkan pemaaf , tidak suka marah-marah , sabar dan panjang hati , mengasihi musuh dan lain sebagainya yang terangkum dalam satu kalimat pendek yaitu "mengasihi sesama manusia seperti diri sendiri" , baik dalam sikap jasmaniah (sikap perilaku ) maupun dalam sikap bathiniah .(sikap hati ).Membenci orang lain dalam hati  (sikap hati ) adalah contoh perbuatan yang tidak baik di hadapan Tuhan , sekalipun tidak terlihat oleh manusia . Menginginkan istri orang lain sekalipun hanya dalam angan-angan atau pikiran (sikap bathin)  , merupakan contoh lain dari perbuatan yang tidak baik di hadapan Tuhan !

Perlu kita ketahui bahwa aturan hukum Torat sendiri ,   dipenuhi dengan aturan-aturan hukum , yang oleh Profesor Gordon Fee dikatakan terdiri dari lebih 600 aturan ( Gordon Fee : Hermeneutik ) Itu belum termasuk yang diinovasi oleh Tuhan Yesus dalam Perjanjian Baru dan aturan-aturan negara seperti yang dimaksud Paulus dalam Roma 13 tentang ketaatan pada pemerintah .  Bagi kita yang rendah hati pasti mau mengakui bahwa sebagai manusia kita tidak pernah sanggup melakukan semua apa yang tertulis di dalam hukum tersebut.  Ketidak-sanggupan kita itulah yang dibayar oleh Tuhan Yesus di kayu salib di mana kita dipandang benar di hadapan Allah bukan karena kita sanggup secara riil, melainkan karena dipandang sanggup berdasarkan kasih karunia Nya dalam karya salib Kristus.

Berbuat baik sebagai suatu keharusan :

Sekalipun kita tidak sanggup untuk melakukan seluruh kebaikan menurut standar Allah ( bukan menurut standar manusia ) ,  berbuat baik itu harus kita kerjakan sebagai suatu kewajiban . Namun dengan kebaikan-kebaikan yang kita lakukan , janganlah kita mengharapkan keselamatan  dari-padanya , karena kita tidak pernah bisa lolos dari keharusan untuk melakukan semuanya,  sehingga sekalipun banyak kebaikan yang kita lakukan  , tetap saja kita dikatakan " Tidak benar , tidak baik dan semua berdosa " ( Roma 3 : 10 - 12 dan 23 dan bandingkan dengan Titus 3 : 4 - 5  )


"Sebab kamu sudah dibeli dan harganya sudah lunas dibayar . Karena itu , muliakanlah Allah dengan tubuhmu dan dengan rohmu yang keduanya adalah milik Allah ." ( 1 Korintus 6 : 20 Terjemahan dari NKJV 1982 )

Teks diatas terdiri dari dua bagian ! Yang pertama adalah bentuk berita bahwa kita sudah diselamatkan , dan yang kedua adalah bentuk suruhan yang mengharuskan kita berbuat baik untuk kemuliaaan Allah ! Jadi sangat jelas bahwa  perbuatan baik kita bukan untuk mendapatkan keselamatan melainkan karena sudah diselamatkan !  Dahulu kala , orang-orang Israel berusaha untuk dapat melakukan semuanya , tetapi selama lebih dari 1200 tahun , fakta membuktikan bahwa mereka tidak sanggup melakukan semuanya .sehingga harus jatuh ke dalam kutuk ( band. Galatia 3 : 10  dan Ulangan 27 : 26  ) Itulah sebabnya kita mengenal adanya korban-korban persembahan , termasuk Hari Raya Pendamaian yang dilakukan oleh mereka setiap tahun ( band. Ibrani 10 : 1 - 4  dengan Imamat 16 : 34 )

Sekarangpun, sebagai orang percaya akhir zaman , kita juga tidak sanggup untuk melakukan semuanya , namun oleh darah Kristus , ini yang paling penting : kutuk hukum Torat tidak berlaku lagi bagi kita ( Galatia 3 : 13 ).  Akan tetapi, sekalipun perbuatan baik tidak berkonstribusi pada karya penyelamatan Kristus , bukan berarti kita boleh hidup seenaknya . Betul memang bahwa kita telah dimerdekakan dari hukum dosa dan hukum maut akibat ketidak-sanggupan kita itu , namun itu bukan berarti kita tidak harus berbuat baik ! Kita harus berbuat baik karena itu adalah ajaran Tuhan Yesus !

"Saudara-saudara, memang kamu telah dipanggil untuk merdeka. Tetapi janganlah kamu mempergunakan kemerdekaanmu sebagai kesempatan  untuk kehidupan dalam dosa, melainkan layanilah seorang akan yang lain dengan kasih ." ( Galatia 5 : 13 Terjemahan LAI 2002 )

Teks di atas juga terdiri dari dua bagian ! Yang pertama adalah bentuk berita , bahwa kita sudah dimerdekakan dari hukum dosa dan hukum maut , artinya sudah diselamatkan (band. Roma 8 : 1 - 2 ).  Yang kedua adalah bentuk suruhan , di mana kita disuruh untuk tidak hidup seenaknya dalam dosa karena merasa sudah diselamatkan , tetapi harus berbuat baik dalam saling mengasihi sesama manusia .  Jadi, berdasarkan teks di atas , adalah salah besar pandangan orang yang mengatakan bahwa " ajaran  kepastian keselamatan cenderung membuat orang hidup seenaknya ." !  Bukankah ajaran tentang keselamatan yang pasti itu adalah Alkitabiah ?  Tuhan Yesus sendiri memastikan keselamatan kita ! ( band. Yohanes 3 : 16 ; Yohanes 10 : 28 )



Berbuatlah baik tanpa pamrih :

Oleh karena kita sudah diselamatkan berdasarkan karya penyelamatan Kristus , keharusan kita adalah selalu memuliakan Allah dengan perbuatan-perbuatan baik  , misalnya rajin melayani , rajin beribadah , rajin membantu orang-susah , rajin mendidik anak , saling tolong-menolong , menghindari yang jahat dan lain sebagainya . Akan tetapi saudara dan saya harus tetap mengingat bahwa kebaikan-kebaikan kita tidak cukup untuk memenuhi seluruh kebaikan yang diukur menurut standar Allah !  Karena itu , janganlah kita melakukan segala kebaikan itu dengan maksud yang salah , dalam arti memiliki pamrih .  Yang harus dihindarkan adalah hal-hal berikut ini : Jangan berbuat baik karena ingin dipuji oleh orang lain ( band. Matius 6 : 5 ; Roma 2 : 29 ) . Jangan berbuat baik karena ingin memamerkan kekayaan  atau kekuasaan atau kebaikan hati pada orang lain ( band. Yeremia 9 : 23 -24 ) . Jangan berbuat baik karena ingin memperoleh keselamatan  ( band. Roma 9 : 31 - 33  ) dan jangan melakukan segala perbuatan baik dengan berdasarkan  pamrih .


"Demikianlah hendaknya terangmu bercahaya  di depan orang , supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapamu yang di surga ." ( Matius 5 : 16 Terjemahan LAI 2002 )

Teks di atas mengajarkan kita bahwa kita harus melakukan kebaikan-kebaikan , tanpa pamrih , selain hanya untuk kemuliaan nama Tuhan saja ! Orang yang rendah hati pasti mengakui bahwa seluruh kebaikannya hanya untuk memuliakan nama Tuhan Yesus saja dan bukan untuk diganjari dengan balas-jasa berupa keselamatan yang kekal ! Marthin Luther berkata bahwa sebaik apapun hidup kita , tidaklah berharga di hadapan Tuhan jika tujuannya ingin diganjari dengan keselamatan  ( Hendrikus Berkhoft :  Sejarah Gereja ) Kebaikan kita tidak cukup untuk membayar harga keselamatan kita , itu pasti !

"Karena itu , muliakan Allah dengan tubuhmu dan dengan rohmu yang keduanya adalah milik Allah ." ( 1 Korintus 6 : 20. b Terjemahan dari NKJV 1982 )

Teks di atas mengajarkan kepada kita untuk melakukan kebaikan-kebaikan sebagai ungkapan syukur dan terima-kasih kita kepada Tuhan, karena Ia sudah menyelamatkan kita . Frasa kata " karena itu " , mengandung makna " karena kita sudah diselamatkan ' ! Jadi kita melakukan perbuatan baik jenis apapun, misalnya rajin melayani atau rajin membantu orang miskin , bukan dalam pamrih ingin diselamatkan , melainkan sebagai ungkapan syukur karena sudah diselamatkan .

"Perkataan ini benar dan aku mau supaya engkau dengan yakin menegaskannya , agar mereka yang sudah percaya kepada Allah , sungguh-sungguh  berusaha melakukan pekerjaan yang baik. Itulah yang baik dan berguna bagi manusia ." ( Titus 3 : 8 Terjemahan LAI 2002 )

Teks di atas memberi-tahu kita bahwa sebagai orang yang sudah diselamatkan , hendaklah kita sungguh-sungguh dalam melakukan kebaikan dengan tujuan yang berguna bagi sesama ! Tidak perlu ada pamrih dalam kebaikan kita karena segala sesuatu yang kita perlukan , sudah diberikan kepada kita , termasuk keselamatan kekal ( Titus 3 : 7 ). Sebab pengertian dari kata "pamrih" adalah mengharapkan suatu imbalan yang belum diterima.  Jadi buat apa kita harus pamrih, karena sesuatu yang kita harapkan sudah kita terima , termasuk hidup kekal . 


Jadi perbuatan baik yang kita lakukan , baik berupa pelayanan gereja  ( kasih kepada Tuhan) maupun pelayanan terhadap sesama (kasih kepada sesama) , hendaknya kita kerjakan tanpa pamrih , tanpa mengharapkan balas-jasa , selain hanya untuk (1) :  kemuliaan nama Tuhan Yesus , (2) sebagai ungkapan syukur dan terima-kasih kepadaNya karena sudah diselamatkan dan (3) sebagai orang yang berguna bagi sesama manusia .


Bagaimana jika perbuatan baik kita berdasarkan pamrih ?


Ciri dari ajaran di luar Kekristenan adalah sistem meritokrasi , sistem balas jasa , sistem pamrih , di mana orang melakukan kebaikan-kebaikan untuk memperoleh balas-jasa berupa keselamatan . Jadi keselamatan yang diharapkan itu belum pasti , selain harus diusahakan oleh manusia dengan perbuatan-perbuatan baik .  Di dalam Kekristenan , keselamatan itu sudah pasti , tidak perlu diusahakan lagi karena sudah selesai dikerjakan oleh Yesus di kayu salib . Perbuatan baik yang kita lakukan bukan berdasarkan pamrih untuk mendapatkan keselamatan , melainkan karena kita sudah diselamatkan . ( Inilah yang dimaksud dengan keselamatan Kristiani Indikatif Imperatif ).

Orang Kristen yang melakukan kebaikan-kebaikan dengan pamrih , menandakan bahwa orang tersebut belum mengetahui bahwa ia sudah diselamatkan , dan karenanya ia berusaha untuk mendapatkan keselamatan itu dengan perbuatannya .  Tetapi apa yang diperolehnya ?

" Kamu lepas dari Kristus , jikalau kamu mengharapkan pembenaran  melalui hukum Torat, kamu hidup di luar anugerah ." ( Galatia 5 : 4 Terjemereka mahan LAI 2002 )

Secara umum hukum Torat terdiri dari hukum pidana, hukum perdata, hukum perang , hukum agama dan hukum perkawinan . Semuanya menyangkut kebaikan-kebaikan mengenai etika , moral dan cara hidup orang percaya , yang dirangkum dalam " Kasih kepada TUHAN " ( Ulangan 6 : 5 ) dan " Kasih terhadap sesama " ( Imamat 19 : 18 )    Demikianlah teks di atas mengambarkan bahwa jikalau kita mengerjakan kebaikan-kebaikan dengan berdasar pamrih , mengharapkan balas jasa pembenaran oleh Allah , justru kita "lepas dari Kristus dan hidup di luar kasih-karunia ." !

"...Sebab ada tertulis :" Terkutuklah orang yang tidak setia  melakukan segala sesuatu yang tertulis dalam kitab hukum Torat ." ( Galatia 3 : 10 Terjemahan LAI 2002 )

Jikalau kita berbuat kebaikan yang banyak di atur dalam hukum Torat, dengan berdasarkan pamrih supaya dibenarkan oleh Allah , maka yang kita peroleh justru "kutuk" ! Mengapa demikian ? Karena kita dikatakan lepas dari Kristus dan hidup di luar kasih-karunia , (band. Galatia 5 : 4 ). Mengapa lepas dari Kristus ? Karena kita berusaha sendiri lewat kebaikan-kebaikan kita yang sebenarnya jauh dari cukup, dan tidak mengandalkan kasih-karuniaNya . Kita semua jangan mau jatuh dalam kutuk , sehingga sebaik apapun kebaikan yang kita lakukan , apakah sebagai pendeta , pemimpin pujian , donatur , pemain musik , pelayanan diakonia , pelayanan di penjara , di rumah sakit dan lain sebagainya , marilah kita  lakukan tanpa pamrih .


"Demikianlah kami sekalian seperti seorang najis dan segala kesalehan kami seperti kain kotor, kami sekalian menjadi layu seperti daun dan kami lenyap oleh kejahatan kami seperti daun dilenyapkan angin ." ( Yesaya 64 : 6 Terjemahan LAI 1987 )

Teks di atas adalah tulisan Deutero Yesaya pada zaman pembuangan orang Yehuda ke Babilonia, akibat kesalahan dan dosa mereka , sehingga mereka seperti seorang najis di hadapan TUHAN .  Segala kebaikan mereka dalam hidup yang saleh , tidak ada gunanya , selain hanya mengharapkan belas-kasihan Tuhan untuk membebaskan mereka ( Yesaya 64 : 12 ).  Jika dibaca secara theological canonical  reading , teks di atas menggambarkan bahwa sebagai orang percaya yang berada di bawah kasih-karunia Allah , kita tidak boleh mengandalkan kesalehan kita  dalam segala bentuk peri-laku baik dengan berdasarkan pamrih . Jika itu yang terjadi , kebaikan-kebaikan yang kita lakukan , tidak lebih dari "kain kotor " ( dalam bahasa Ibrani ditulis " beged iddim " , artinya kain haid wanita waktu menstruasi ) .



Konklusi :


Marilah kita melakukan perbuatan-perbuatan baik , sebagaimana isi dari Bagian Ketiga dari The Joint Declaration on the Doctrine of Justification (JDDJ)  yang berbunyi :" Together we confess : By grace alone , in faith in Christ's saving work and not because of any merit on our part , we are accepted by God and received the Holy Spirit who renews our hearts while equipping and calling us to good works ." ( Bersama kami mengaku : Oleh kasih-karunia saja , dalam iman pada karya penyelamatan Kristus, dan bukan disebabkan oleh jasa kebaikan hidup kami ,   kami diterima oleh Allah dan menerima Roh Kudus yang memperbaharui hati kami sambil memperlengkapi dan memanggil kami untuk melakukan perbuatan-perbuatan baik ) .  Tetapi semua tanpa pamrih , selain hanya untuk :

(1). Kemuliaan nama Tuhan Yesus saja
(2). Sebagai ungkapan syukur dan terimakasih karena sudah diselamatkan .
(3). Sebagai orang yang berguna bagi sesama manusia .

Sebab jika kita melakukan kebaikan-kebaikan dengan berdasarkan pamrih , maka seluruh kebaikan kita , berupa pekerjaan rohani maupun pekerjaan jasmani , menjadi tidak baik , bukan di hadapan manusia , tetapi di hadapan Tuhan  , karena :

(1) Kita lepas dari Kristus dan hidup di luar kasih-karunia.
(2).Kita hidup di bawah kutuk  hukum Torat .
(3).Kebaikan kita menjadi seperti kain-haid wanita . (beged iddim , Ibrani ) 

Tuhan Yesus memberkati kita semua .  Salam dari laut , dalam kasih Kristus Yesus Tuhan kita ! ( Capt. Yordan EP. Sihombing SH.M.Ap )


Minggu, 15 Maret 2015

TIDAK ADA PENGHAKIMAN BAGI ORANG PERCAYA !

EKSKLUSIF UNTUK KALANGAN SENDIRI


Arti kata "pengadilan" secara umum:


Bicara soal pengadilan dalam pengertian "court" , maka yang kita bicarakan adalah  suatu lembaga tempat orang-orang berperkara di mana selalu ada seseorang atau lebih yang bertindak sebagai hakim (judge) . Terkait dengan kata "pengadilan" dalam arti "court" tersebut , belum pernah kita dengar bahwa lembaga pengadilan adalah suatu lembaga yang memberikan penghargaan atau tanda jasa . Kata "pengadilan" selalu identik dengan kata "penghukuman" , sebab di dalam lembaga pengadilan itu orang-orang berperkara, di mana yang dinyatakan bersalah, pasti menerima hukuman ., baik hukuman secara perdata, pidana maupun hukuman administratif .Di dalam Perjanjian Baru kita mengenal adanya 2 (dua) buah pengadilan akhir zaman , yaitu pengadilan Tahta Kristus  dan pengadilan Tahta Putih . Pengadilan Tahta Kristus adalah suatu lembaga pengadilan khusus untuk orang-orang percaya , sementara Pengadilan Tahta Putih adalah suatu lembaga pengadilan khusus untuk orang-orang yang tak percaya .  Mengenai Pengadilan Tahta Putih , sudah barang tentu tidak menimbulkan pertanyaan bagi kita karena memang Tuhan Yesus berkata bahwa mereka yang tidak percaya pasti dihukum .(band. Yohanes  8 : 24 ). Tetapi bagaimana dengan pengadilan tahta Kristus ? Mari kita lihat perbedaan antara kedua pengadilan tersebut.


Pengadilan Tahta Kristus :

 Tuhan Yesus berkata bahwa setiap orang yang percaya, tidak turut dihukum  , sementara yang tidak percaya sudah berada di bawah hukuman ( Yohanes 3 : 18 ). Dengan perkataan lain , orang percaya memperoleh hidup yang kekal . Tetapi ini baru janji , belum wujud nyatanya ! Wujud nyatanya nanti pada akhir zaman . Dengan logika sederhana , tentulah kita dapat mengerti bahwa orang yang tidak akan dihukum , sudah barang tentu tidak perlu  menghadap pengadilan , sebab pengadilan adalah tempat orang yang akan dijatuhi hukuman oleh hakim pengadilan . Namun pertanyaannya adalah "Mengapa untuk orang-orang percaya masih harus menghadap Tahta Pengadilan Kristus ? Bukankah mereka tidak perlu dihukum ?  Perhatikan teks Alkitab berikut ini :

"Tetapi engkau, mengapa engkau menghakimi saudara seimanmu ? Atau mengapa engkau menghina saudara seimanmu ? Sebab kita semua harus menghadap tahta pengadilan Allah ." ( Roma 14 : 10 Terjemahan LAI 2002 )

"Sebab  kita semua harus menghadap tahta pengadilan Kristus , supaya setiap orang memperoleh apa-apa yang patut diterimanya sesuai dengan yang dilakukannya dalam kehidupan ini , baik ataupun jahat." ( 2 Korintus 5 : 10 Terjemahan LAI 2002 )

Sangat jelas bahwa teks di atas ditujukan kepada kita , orang-orang percaya , bukan kepada orang yang tak percaya ! Destinasi teks tersebut khusus untuk kita , sebagai orang yang telah diselamatkan oleh darah Kristus . Tetapi untuk apa lagi kita harus menghadap tahta pengadilan Allah atau tahta pengadilan Kristus ? Apakah salah dan dosa kita ? Bukankah segala salah dan dosa kita telah dibayar lunas oleh Kristus di kayu salib ? Bukankah oleh persembahan tubuh dan darahNya kita telah dibenarkan, dikuduskan dan disempurnakan ? ( Roma 3 : 24 ; Ibrani 10 : 14 ) Bahkan dengan tegas Alkitab mencatat bahwa :

"Oleh sebab itu sekarang sama sekali tidak ada penghukuman bagi mereka yang ada di dalam Kristus Yesus. Sebab hukum Roh yang memberi hidup telah memerdekakan engkau dalam Kristus Yesus dari hukum dosa dan hukum maut ." ( Roma 8 : 1 - 2 Terjemahan LAI 2002 )

 Buat apa lagi kita harus menghadap pengadilanNya ?! Bukankah pengadilan selalu identik dengan penghukuman ? Apakah orang percaya sama-saja dengan orang yang tak percaya , sehingga harus dihukum menurut perbuatannya ? Bukankah segala perbuatan kita yang jahat , sudah berada di dalam pengampunan oleh tubuh dan darah Kristus seumur hidup kita ? ( band. Ibrani 10 : 10 ). Bukankah itu berarti , ketika menghadap pengadilan tahta Kristus , kedudukan semua orang percaya adalah sama , tidak ada yang lebih tinggi dan tidak ada yang lebih rendah , semuanya memiliki saldo dosa yang sama , yaitu nihil atau nol !? Karena di dalam hidup yang kekal , sama-sekali tidak ada dosa yang masuk ( Wahyu 21 : 27 )

Pertanyaan-pertanyaan di atas sangatlah wajar diutarakan, jika pengertian kata "pengadilan" dalam teks di atas diartikan sebagai "court" , dalam arti pengadilan tempat si terdakwa akan dihukum.! Namun perlu saudara ketahui bahwa kata "pengadilan " dalam teks Roma 14 : 10 dan 2 Korintus 5 : 10 di atas , tidak dalam arti "court" sebagaimana umumnya , karena kata Yunani yang digunakan untuk kata "pengadilan " menggunakan kata dasar "bema " dan bukan " dikasterio atau kriterion" yang mengacu pada "court" ! Kata Yunani "bema " mengandung makna bukan pengadilan tempat orang divonis dengan hukuman , melainkan lebih mengarah ke suatu lembaga pertandingan zaman Yunani klasik , di mana selalu terdapat hakim pertandingan yang tugasnya memberikan "status sebagai pemenang "  bagi mereka yang menang .  Jadi baik lembaganya maupun hakimnya, bukanlah dalam arti lembaga pengadilan "court" di mana terdapat  hakim yang berwenang menjatuhkan hukuman . Jadi pengadilan "bema" tersebut bukan menggunakan hakim (krites, Yunani )   yang menjatuhkan hukuman , melainkan wasit (diaitetes, Yunani) yang memutuskan siapa pemenangnya !

Semua theolog mempunyai pandangan yang sama , bahwa pengadilan Allah atau pengadilan tahta Kristus , tidak dalam arti menjatuhkan hukuman pada orang percaya , sebab semua orang percaya sudah dijanjikan untuk menerima hidup yang kekal . Jadi semua berpendapat sama, bahwa setiap orang percaya , sama-sekali tidak akan dihukum , selaras dengan janji Tuhan Yesus sendiri . Karena itu , meskipun Alkitab mencatat bahwa kita harus menghadap tahta pengadilan Kristus , namun bukan berarti bahwa kita akan dihakimi , sebab bagaimana kita dikatakan dihakimi kalau ternyata bukan untuk dihukum ? Bukankah kata "dihakimi " identik dengan kata "dihukum' ?

Kalau kemudian pengadilan "bema" yang bukan "dikasterio atau kriterion "itu , tidak menjatuhkan hukuman , pertanyaannya adalah apakah yang menjadi "putusan" pengadilan tahta Kristus tersebut ? Dalam hal ini , banyak theolog berpendapat bahwa putusan pengadilan Kristus adalah mengenai pemberian pahala kepada setiap orang percaya menurut banyak-sedikitnya perbuatan baik yang dilakukan semasa hidup, yang dihitung sejak yang bersangkutan menerima Kristus  . Setiap orang percaya diberi sama mengenai kehidupan kekal , akan tetapi ada perbedaan dalam pemberian pahala, yakni pemberian "mahkota" .  Teks Alkitab di bawah ini sering digunakan sebagai pendukung pandangan  seperti itu:

"Tiap-tiap orang yang turut mengambil bagian dalam pertandingan, menguasai dirinya dalam segala hal . Mereka berbuat demikian untuk memperoleh mahkota yang fana , tetapi kita untuk memperoleh mahkota yang abadi ." ( 1 Korintus 9 : 25 Terjemahan LAI 2002 )

Menurut Lehman Strauss dari Highland Park Baptist Church , mahkota yang disediakan sebagai pahala bagi orang percaya itu adalah mahkota yang abadi ( 1 Korintus 9 : 25 ) , mahkota suka-cita ( 1 Tesalonika 2 : 19 - 20 ) , mahkota kebenaran ( 2 Timotius 4 : 8 ) , mahkota kehidupan ( Yakobus 1 : 12 ) dan mahkota kemuliaan ( 1 Petrus 5 : 25 ) .  Tiap-tiap orang beroleh pahala yang jumlah dan jenisnya berbeda , tergantung dari pekerjaan dan pelayanannya semasa hidup, terhitung sejak yang bersangkutan menerima Kristus .  Teks di bawah inipun menjadi pendukung pandangan seperti itu :

"Aku datang segera. Peganglah terus apa yang ada pada kamu , supaya tidak seorangpun mengambil mahkotamu ." ( Wahtu 3 : 11 Terjemahan LAI 2002 )

"Sesungguhnya Aku datang segera dan Aku membawa upahku untuk membalaskan setiap orang menurut perbuatannya ." ( Wahyu 22 : 12 Terjemahan LAI 2002 ) . 

"Jika pekerjaannya terbakar , ia akan menderita kerugian ; ia sendiri akan diselamatkan , tetapi seperti dari dalam api ." ( 1 Korintus 3 : 15 Terjemahan LAI 2002 ). 

Teks di atas bermuatan makna bahwa terdapat pahala bagi kita yang sudah diselamatkan, yang satu sama lain berbeda , tergantung dari banyak-sedikitnya kebaikan kita  termasuk  pelayanan kita semasa hidup , yang oleh beberapa orang dikatakan sebagai memiliki tubuh kemuliaan yang berlainan , sebagaimana yang dikutip dari 1 Korintus 15 : 41 - 52 . Namun ada bias yang negatip dari pandangan ini , jika tidak secara jelas diberikan pengertian tentang "dalam bentuk apa dan bagaimana pahala tersebut " ! Saudara tentu dapat menyetujui pendapat saya ini , bahwa jika pengadilan tahta Kristus yang tidak menghukum orang percaya untuk dilemparkan ke neraka ,  hanya sebagai lembaga pembagian hadiah , menurut jasa-manusia masing-masing , maka akan timbul penafsiran yang berkembang menjadi "liar tak terkendali " , sehingga timbul pernyataan-pernyataan yang "aneh " , sebagai berikut : 


(1). Sesuai dengan banyak-sedikitnya kebaikan termasuk pelayanan orang percaya semasa hidup , maka ada yang hidup di sorga dekat sekali dengan tahta Kristus , ada yang jauh ,  ada yang tinggal di rumah-rumah yang indah dan ada  yang dipinggir-pinggir surga, menempati gubuk-gubuk .   Jadi surga dan tahta Kristus digambarkan sebagaimana layaknya "benda yang fana "seperti layaknya di dunia .

(2). Sesuai dengan kadar kebaikan termasuk  pelayanan orang percaya semasa hidup, maka ada yang menerima mahkota yang besar , dan ada yang menerima mahkota yang kecil  .  Lagi-lagi kata "mahkota " digambarkan sebagai benda yang "fana", seperti layaknya pemberian penghargaan di dunia .

(3)Bagi mereka yang mungkin merasa bahwa kebaikan termasuk pelayanannya semasa hidup tidak sebanyak orang  lain , maka akan timbul perkataannya yang bernuansa sindiran sinisme atau sarkasme  :" Biar saja aku tidak mendapat apa-apa di surga , mau di kota , mau di desa , mau dapat mahkota atau tidak , puji Tuhan ; yang penting ada di surga , tidak berada di neraka . 

Saya tidak dalam kapasitas menolak pandangan tentang "pemberian pahala" tersebut ! Terlepas dari bias penafsiran yang liar ,  pernyataan nomor (1) dan nomor (2) di atas adalah menggembirakan dan saya bersukacita dengan pernyataan itu . Akan tetapi , pernyataan nomor (3) pun tidak salah , itupun benar adanya . Sebab , ada kemungkinan pernyataan nomor (3) tersebut banyak dilontarkan oleh jemaat yang secara riil adalah miskin dalam segala hal, sehingga miskin pula dalam pelayanan , sementara  pernyataan nomor (1) dan nomor (2) pasti diamini oleh mereka yang punya jabatan , seperti pendeta, penginjil , gembala sidang dan sebagainya , yang punya pelayanan jauh lebih banyak dari yang miskin .dengan segala keterbatasannya .


Perumpamaan yang paling mudah dicerna adalah perumpamaan Tuhan Yesus tentang pekerja di kebun anggur dalam Matius 20 : 1 - 16 . Ada yang bekerja dari pagi hari , ada yang tengah hari , ada yang sudah sore hari . Jadi "pelayanan" mereka tidak sama ! Ada yang sehari penuh , tetapi ada pula yang hanya beberapa jam saja .  Dan semuanya diberi upah yang sama , yakni satu dinar ! Tidak ada yang kurang dan tidak ada yang lebih . Lihat ucapan tuan pemilik kebun anggur tersebut :

" Tidakkah aku bebas mempergunakan milikku menurut kehendak hatiku ? Atau iri hatikah engkau, karena aku murah hati ?" ( Matius 20 : 15 Terejamahan LAi 1987 ) 

Teks di atas menggambarkan bahwa banyaknya pelayanan yang dilakukan orang percaya terhitung sejak ia menerima Kristus , tidak berpengaruh pada pemberian upah . Semua diberi sama , tidak ada yang lebih dan tidak ada yang kurang . Jadi sekarang kita tiba pada pertanyaan penting :" Dalam bentuk apakah sebenarnya pahala yang sering disebut sebagai mahkota kehidupan itu ?" Pada dasarnya, semua orang percaya diberi mahkota kehidupan .  Jadi apakah arti mahkota kehidupan itu ?


Pada pengadilan tahta Kristus yang merupakan lembaga "bema" yang membuat putusan tentang kemenangan kepada peserta , dikeluarkanlah putusan yang tetap oleh hakim kita , Kristus Yesus , bahwa semua orang yang termasuk orang-orang yang sungguh-sungguh percaya , beroleh mahkota kehidupan yang sama , yaitu "hidup kekal; " ! Bukankah sekarang kita masih menerima hidup kekal dalam bentuk "janji" , dan belum dalam bentuk "manifestasi"  . Janji Tuhan Yesus tentang hidup kekal itulah yang nanti akan diterima oleh setiap orang percaya dalam wujud nyata , pada pengadilan tahta Kristus .

Adalah salah besar jika ada yang mengatakan bahwa pandangan seperti ini membuat orang tidak bersemangat dalam melakukan kebaikan termasuk pelayanan . Masalahnya adalah kebaikan termasuk pelayanan  yang kita lakukan itu bukan sesuatu yang kita lakukan karena "harus atau terpaksa " melainkan karena kita "ingin dan mau " melakukannya  sebagai hal yang imperatif (bentuk suruhan) dari keselamatan Kristiani yang indikatif-imperatif , terlepas dari adanya pahala tersebut. ( Titus 3 : 8 ) .


Pengadilan Tahta Putih :

Tuhan Yesus berkata bahwa setiap orang yang tidak percaya , akan mati di dalam dosa-dosanya serta sudah berada di bawah hukuman . ( Yohanes 3 : 18 dan Yohanes 8 : 24 ). Tetapi inipun baru janji tentang "akan binasa" belum wujud nyatanya , yang baru akan dinyatakan pada akhir zaman , yakni pada pengadilan Tahta Putih,  suatu pengadilan akhir zaman khusus untuk orang-orang yang tidak percaya .

"Lalu aku melihat suatu tahta putih yang besar dan Dia yang duduk di atasnya. Dari hadapanNya lenyaplah bumi dan langit dan tidak ditemukan lagi tempatnya . Aku melihat orang-orang mati, besar dan kecil , berdiri di depan tahta itu . Lalu dibuka semua kitab dan dibuka juga sebuah kitab yang lain yaitu kitab kehidupan. Orang-orang mati dihakimi menurut perbuatan mereka berdasarkan apa yang tertulis di dalam kitab-kitab itu . Lalu laut menyerahkan orang-orang mati yang ada di dalamnya dan maut dan kerajaan maut menyerahkan orang-orang mati yang ada di dalamnya, dann mereka dihakimi masing-masing menurut perbuatannya." ( Wahyu 20 : 11 - 13 Terjemahan LAI 2002 ) .

Walaupun dalam teks di atas tidak muncul kata "pengadilan" , namun dengan munculnya kata "dihakimi"  dengan menggunakan kata Yunani " ekrithesan "  (dari akar kata "krima " yang berarti "hukuman" )  maka sudah jelas yang dimaksud adalah adanya pengadilan dalam arti "court"  (kriterion, Yunani)  yang fungsinya untuk menjatuhkan hukuman !  Pengadilan Tahta Putih adalah khusus untuk menghakimi orang-orang yang tak percaya , menurut perbuatannya . Mengapa tidak termasuk orang-orang percaya ? Sebab semua perbuatan dosa dari orang-orang percaya sudah dihapus oleh darah Yesus . Jadi tidak ada lagi yang harus dipertanggung-jawabkan . Sementara , bagi orang-orang yang tak percaya , perbuatan dosanya seumur hidup tak terhapus dan itulah yang harus dipertanggung-jawabkan pada pengadilan tahta putih .

"Tetapi oleh kekerasan hatimu yang tidak mau bertobat , engkau menimbun murka atas dirimu sendiri pada hari murka dan hukuman Allah  yang adil akan dinyatakan ." ( Roma 2 : 5 Terjemahan LAI 2002) 

Teks di atas ditujukan kepada mereka yang tidak mau menerima Kristus sebagai jalan keselamatan , yang dengan keras hati tetap menolak Injil dan bersikukuh pada pendiriannya dalam kebenaran diri sendiri (band. Roma 10 : 2 - 3  ) . Akibatnya sungguh di luar dugaan mereka . Kita harus mengakui bahwa banyak sekali perbuatan baik yang dilakukan oleh orang yang tidak percaya . Namun bukankah perbuatan baik itu tidak cukup untuk membenarkan mereka menurut standar Allah ? Bukankah perbuatan baik tidak berkonstribusi pada karya penyelamatan Kristus ? Lalu bagaimana dengan perbuatan mereka yang salah ? Siapakah yang dapat menghapusnya seumur hidup mereka ? Tidak ada ! Itulah sebabnya mereka menimbun dosa dalam hidup mereka, dan itu pula yang akan dihakimi pada pengadilan tahta putih . Sebab , tidak ada dosa yang dapat masuk ke dalam hidup kekal ( Wahyu 21 : 27 ) .


"Kemudian maut dan kerajaan maut  itu dilemparkan ke dalam lautan api. Itulah kematian yang kedua : Lautan api . Setiap orang yang tidak ditemukan namanya tertulis di kitab kehidupan itu , ia dilemparkan ke dalam lautan api itu ." ( Wahyu 20 : 14 - 15 Terjemahan LAI 2002 )

Dari keseluruhan teks Wahyu 20 : 11 - 16 , tidak ada gambaran bahwa yang disebut orang-orang mati itu adalah orang-orang yang percaya , sebab Tuhan Yesus berkata bahwa setiap orang yang percaya sudah menjadi orang-hidup ( Yohanes 5 : 24 ). Orang hidup seperti kita adalah orang yang sudah menang dalam Kristus Yesus ! ( 1 Korintus 15 : 57 ) . Sementara itu sebagai orang yang menang , kita diberi makan buah kehidupan , artinya hidup kekal ( Wahyu 2 : 7 ) . Dan di dalam Wahyu 3 : 5 dikatakan bahwa setiap orang yang menang, namanya tertulis dalam kitab kehidupan !

Dalam teks pada Wahyu 20 : 11 - 15   , maut dan kerajaan maut di lemparkan ke dalam lautan api , padahal maut dan kerajaan maut itu berisi orang-orang mati  ( periksa kembali Wahyu 20 : 13 - 14 ) .. Orang-orang mati itulah yang dikatakan tidak tertulis namanya dalam kitab kehidupan ( Wahyu 20 : 15 )  .  Jelas bahwa pengadilan tahta putih memang khusus untuk orang yang tidak percaya yang akan dihukum dalam api yang kekal .  Dan ini bukan janji lagi sebagaimana pada Yohanes 3: 18    , melainkan wujud nyata ! 

Gambaran dari sisi lain adalah : " Misalkan yang dikatakan sebagai "orang-orang mati " itu adalah seluruh manusia, baik yang percaya maupun yang tidak percaya , maka keberatan pertama  adalah :  orang percayapun ada di dalam alam maut dan kerajaan maut , yang ikut dilemparkan ke dalam lautan api . Padahal tidak demikian adanya .  Keberatan kedua : dikatakan bahwa orang-orang mati dihakimi menurut perbuatannya ( yang salah) ; ini berarti orang percayapun dihakimi menurut perbuatannya (yang salah) ; padahal tidak demikian adanya , karena adanya orang percaya tidak dihakimi , penyebabnya adalah darah Yesus selalu menghapus kesalahan orang percaya seumur hidup . Tidak dapat disangkal bahwa pengadilan Tahta Putih adalah penghakiman khusus untuk orang-orang yang tidak percaya .



Konklusi : 

Dua jenis pengadilan yang diuraikan di atas , berbeda dalam subtansinya ! Pengadilan Tahta Kristus , yang diperuntukkan untuk setiap orang yang percaya , bukanlah jenis pengadilan dalam arti " court" pada umumnya , melainkan pengadilan dalam arti "bema" menurut bahasa Yunani klasik , yang sama sekali bukan pengadilan yang bersifat menghakimi  orang-orang percaya . Terlepas dari pemberian pahala , pengadilan tahta Kriistus memberi putusan bahwa setiap orang yang percaya, yang dahulu hanya diberi "janji " hidup kekal , sekarang memperoleh janji itu dalam wujud nyata !


Pengadilan tahta putih , dengan jelas menggambarkan tentang penghakiman orang-orang tak percaya pada akhir zaman, yang dihakimi menurut perbuatan salahnya masing-masing , di mana seluruh perbuatan salahnya tertimbun seumur hidup oleh karena tiadanya penghapusan oleh darah Kristus yang tidak mereka percayai . Mengapa mereka bersikeras untuk tetap tidak percaya ? Karena mereka menyangka bahwa segala kebaikan manusia dapat menghapus dosa , padahal dosa hanya dapat terhapus oleh satu hal saja , yaitu oleh darah Kristus ! (Matius 26 : 28 ).  Maka sekarang mereka tidak lagi menerima janji tentang hukuman , namun benar-benar dalam wujud nyata dihukum .

Bagaimana dengan penghakiman terakhir pada Matius 25 : 31 - 46 ?  Penghakiman terakhir tersebut merupakan gambaran langsung dari pengadilan tahta Kristus dan pengadilan tahta putih, di mana dari awalnya sudah terdapat pemisahan ! Orang percaya yang dilambangkan sebagai domba ditaruh di sebelah kanan ( pengadilan tahta Kristus ) , dipisahkan dari orang yang tak percaya yang dilambangkan sebagai kambing  yang ditempatkan di sebelah kiri ( pengadilan tahta putih ) Lihat Matius 25 : 32 - 33  ..   Domba-domba langsung dipersilahkan masuk ke rumah Bapa  , sementara kambing-kambing dilemparkan ke dalam lautan api . Perkara kebaikan-kebaikan yang disebutkan , seperti memberi makan orang lapar, memberi minum orang haus, memberi pakaian kepada orang telanjang , memberi tumpangan , melawat orang sakit dan mengunjungi orang dalam penjara, bukanlah dalam arti harfiah , melainkan gambaran dari sikap rohani dari domba-domba yang merespon keselamatan dalam Kristus dan kambing-kambing yang menolak keselamatan itu . Setiap orang yang merespon keselamatan Kristus  beralih menjadi orang benar , dan yang tidak merespon dikatakan jahat .

"Orang-orang ini (maksudnya yang tergolong orang tak percaya ) akan masuk ke tempat siksaan yang kekal , tetapi orang benar ( maksudnya yang sudah dibenarkan oleh Kristus ) , ke dalam hidup yang kekal .," ( Matius 25 : 46 Terjemahan LAI 2002 )

Sebab jika kebaikan-kebaikan dalam teks penghakiman terakhir itu kita harfiahkan , seolah-olah orang yang tak percaya tidak pernah berbuat baik .dan juga seolah-olah kita dibenarkan dari berbuat baik .  Padahal tidak demikian adanya . Faktanya , orang-orang yang tak percaya ( termasuk teman atau sahabat kita )  juga berbuat baik dan hanya satu kesalahan mereka  , yaitu menolak kasih-karunia Kristus ! (baca Titus 3 : 4 - 7 )  Berbahagialah kita , domba-dombaNya , yang oleh darah Kristus telah dibenarkan, dikuduskan dan disempurnakan , sehingga pada pengadilan tahta Kristus , kita tidak kedapatan bercacat atau bercela , karena darah Kristus telah membuat saldo dosa kita adalah nihil atau nol , dan oleh karenanya diputuskan bahwa kita menerima mahkota kehidupan, yakni hidup kekal, bukan lagi dalam wujud janji , tetapi sudah dalam wujud nyata . . Tuhan Yesus memberkati kita semua . Salam dari laut ! ( Capt. Yordan EP Sihombing SH,M.Ap) .



















"

"

Senin, 09 Maret 2015

TENTANG KASIH "AGAPE , PHILEO , EROS DAN STORGE "

EKSKLUSIF UNTUK KALANGAN SENDIRI


Kasih sebagai bentuk suruhan (imperatif):


Terlebih dahulu kita harus senantiasa mengingat bahwa keselamatan Kristiani di dalam Alkitab adalah indikatif-imperatif , di mana indikatif merupakan  bentuk berita , bahwa kita sudah diselamatkan oleh kasih karunia saja dalam iman pada karya penyelamatan Kristus, sementara imperatif merupakan bentuk suruhan , di mana Roh Kudus memperbaharui hati kita dan memperlengkapi serta memanggil kita untuk melakukan perbuatan-perbuatan baik .  Dengan perkataan lain , indikatifnya adalah inti pesan Kristiani yang mutlak bertumpu pada fakta kematian dan kebangkitan Kristus , sementara imperatifnya adalah muatan pesan Kristiani yang menyuruh kita untuk saling-mengasihi . ( baca tulisan saya mengenai Inti Pesan dan Muatan Pesan Kristiani ) . Keselamatan indikatif-imperatif ini tidak dapat dibalik , sebab justru itulah yang membedakan kekristenan dengan semua agama lain . Hal ini dijelaskan supaya kita tidak mencampurkan hal yang indikatif dengan yang imperatif , sebab hal yang kita bahas kali ini adalah kasih , yang merupakan bagian dari yang imperatif (bentuk suruhan).  Kita sudah diselamatkan (indikatif) , karena itu berbuatlah baik (imperatif) . Jangan dibalik ! Kita berbuat baik bukan untuk supaya diselamatkan, melainkan karena sudah diselamatkan  !  Perhatikan teks Alkitab di bawah ini :

"Tetapi yang terutama : Kasihilah sungguh-sungguh seorang akan yang lain , sebab kasih menutupi banyak sekali dosa ." ( 1 Petrus 4 : 8  Terjemahan LAI 2002 )

Segala perilaku baik kita terhadap sesama , kecil atau besar , sedikit atau banyak , adalah wujud konkrit dari ungkapan "mengasihi sesama manusia " . Jadi inipun bentuk suruhan (imperatif) dan bukan bentuk berita (indikatif) , dalam mana kita jangan mengubahnya menjadi bentuk berita (indikatif) . Kalau , saudara mengubahnya menjadi bentuk berita , maka yang yang terjadi adalah kesalahan eksposisi , salah membentangkan arti teks sehingga berbenturan dengan banyak teks dalam Alkitab ! Teks 1 Petrus 4 : 8 tersebut di atas jangan diartikan bahwa kasih ( perbuatan baik) dapat menghapus dosa ! Sebab kalau demikian , hal itu akan berbenturan dengan ucapan Yesus  bahwa "darahNyalah penghapus dosa " (Matius 26 : 28 ) . Bukankah kita sudah dibenarkan (dalam arti diampuni ) berdasarkan penebusan lewat darahNya ? ( Roma 3 : 24 ) . Bukankah kita sudah dikuduskan ( dalam arti diampuni ) berdasarkan penebusan lewat darahNya juga ? (Ibrani 10 : 10 ) . Bukankah kita juga sudah disempurnakan berdasarkan pengorbananNya di kayu salib di mana Dia menumpahkan darahNya ? ( Ibrani 10 : 14 ) .Tanpa penumpahan darah Kristus tidak ada pengampunan ( band. Ibrani 9 : 22 ). 

Lawan kasih adalah jahat ! Sinonim jahat adalah dosa ! Jadi kalau kita banyak berbuat kasih , maka kita menghindari banyak kejahatan . Dengan menghindari banyak kejahatan , maka kita terhindar dari banyak dosa ! Itulah arti ungkapan " kasih menghapus banyak dosa " dalam 1 Petrus 4 : 8 di atas  dan bukan berarti bahwa kasih menghapus dosa, sebab yang berkuasa menghapus dosa adalah darah Yesus dan bukan kasih kita  ! Dengan perkataan lain, kita dibenarkan bukan karena kebaikan kita melainkan karena kebaikan Kristus Yesus .

Sekarang mengenai kasih . Ada empat jenis kasih menurut bahasa Yunani . Di dalam Alkitab berbahasa asli , menurut Strong's Hebrew and Greek Dictionaries , kita menemukan  dua jenis kasih , yaitu agape dan phileo . sementara eros dan storge hanya tersirat lewat beberapa teks misalnya  untuk eros ada pada 1 Korintus 7 : 25 , Efesus 5 : 31 dan Kidung Agung 1 : 13 , dan untuk storge tersirat juga, misalnya pada  Efesus 6 : 4 . Mari kita ulas keempat jenis kasih tersebut :

AGAPE :

Ini  adalah jenis kasih pada level tertinggi , di mana jenis kasih ini sama-sekali tidak memandang bulu, tidak bersyarat , tidak melihat keadaan orang yang dikasihi , tidak mengungkit-ungkit kesalahan , bersifat terus-menerus dan sama-sekali berdasarkan kasih yang benar-benar tidak mengharapkan imbalan .  Inilah jenis kasih yang hanya dimiliki oleh Tuhan saja ! Ketika Tuhan mengasihi kita, Ia memberikan kasihNya tanpa syarat  !  Ia tidak menyuruh kita supaya kudus dulu barulah kemudian Ia mengasihi kita ! Bukan ! Justru ketika kita masih berdosa , Dia mengasihi kita . Ketika dunia diperhamba oleh dosa , Ia mengasihi kita sehingga Ia telah mengaruniakan anakNya yang Tunggal supaya yang percaya beroleh keselamatan .(Yohanes 3 : 16 ). Ketika Ia datang ke dunia, Ia datang bukan mencari orang yang benar ( memang pada dasarnya tidak ada yang benar) , melainkan Ia datang mencari kita , manusia yang semua berdosa ( band. Matius 9 : 12 - 13 ).

"Sebab inilah darahKu, darah perjanjian yang ditumpahkan bagi banyak orang untuk pengampunan dosa-dosa ." (Matius 26 : 28 Terjemahan LAI 2002 )

"Akan tetapi Allah menunjukkan kasihNya kepada kita dalam hal ini : Ketika kita masih berdosa, Kristus telah mati bagi kita ." ( Roma 5 : 8 Terjemahan LAI 2002 )

" Dia yang tidak mengenal dosa , telah dibuatNya menjadi dosa karena kita, supaya di dalam Dia kita dibenarkan oleh Allah ." ( 2 Korintus 5 : 21 Terjemahan LAI 2002 )

Begitu besar kasihNya kepada kita sehingga Ia telah mengasihi kita justru ketika kita masih berdosa ! Darah Yesus ditumpahkan untuk mengampuni dosa-dosa kita . Ketika kita masih berdosa , Kristus mati bagi kita ! Kristus yang tidak berdosa dibuatnya menjadi dosa ganti kita , supaya kita yang dikasihiNya dipandang benar di hadapan Tuhan . Inilah agape, jenis kasih yang tanpa syarat (non conditional) kasih yang tidak berubah , kekal , selama-lamanya dan terus menerus kita terima .   Memang kita diperintahkan Tuhan untuk mengasihi sesama , tetapi saya harus berterus-terang bahwa tidak ada manusia yang dapat mengasihi sesama manusia dengan kasih agape Allah ! Mengapa ? Sebab kasih manusia terbatas !  Terbatas oleh apa ? Terbatas oleh natur kita sebagai manusia yang tidak sempurna seperti Tuhan ! Sama dengan perintah berbuat baik ! Memang itu perintah ! Tetapi saya percaya, tidak ada seorangpun manusia yang dapat melakukan "seluruh kebaikan" sebagaimana tuntutan Alkitab dan terus-menerus ! Tidak ada orang yang tidak pernah bersalah seumur hidupnya ! Tidak ada ! Sebab jika saudara mengatakan ada , maka banyak teks Alkitab menjadi gugur , seperti misalnya Galatia 3 : 10 - 11 dan Roma 11 : 32 . (band. Roma 3 : 10 - 12 dan Ulangan 27 : 26 ).

Saudara harus dapat membedakan antara perintah dan kenyataan ! Perintah Tuhan kepada kita adalah mengasihi Tuhan dan sesama manusia seperti diri sendiri , yang seandainya ( seandainya saja )  kita mampu menggenapi, maka berarti kita mampu menggenapi seluruh aturan hukum Torat dan kitab para nabi . ( Matius 22 : 37 - 40 ). Pertanyaannya adalah siapa yang mampu ? Sekalipun itu adalah perintah , namun kenyataannya tidak ada seorangpun yang mampu melakukan  perintah itu secara utuh ! Memang ada perintah untuk kita mengasihi musuh kita !( Lukas 6 : 27 )  Tetapi itu tidak cukup untuk menjadi bukti bahwa kita memiliki kasih agape . Kalau kita memaafkan dan mengasihi musuh kita atau orang yang berbuat jahat kepada kita, itu bukan bukti bahwa kita sudah melakukan kasih agape. Orang dunia yang tidak percaya Tuhan Yesuspun , banyak yang melakukan hal seperti itu karena diajarkan seperti itu juga . Ini fakta !  Saudara tentu masih ingat bahwa ratusan perintah ada pada hukum Torat, yang dirangkum dalam satu kalimat saja "kasihilah sesamamu manusia " . Tapi kenyataannya, manusia tidak pernah sanggup melakukannya secara "menyeluruh" , sehingga jatuh dalam kutuk ! Jadi perintah dan kenyataan adalah berbeda . Kalau saudara ingin memiliki kasih agape, silahkan melakukan seluruh bentuk kasih yang ada dalam aturan hukum Torat ! Alkitab bersaksi, tidak ada yang bisa . Jadi, karena kita terkendala oleh natur manusia yang terbatas, paling-paling yang bisa kita lakukan adalah kasih agape yang terbatas, yang tidak semurni seperti kasih agape Tuhan .

"Kuduslah engkau sebab TUHAN , Allahmu kudus ." ( Imamat 19 : 2 Terjemahan LAI 1993)

Teks di atas merupakan perintah , tetapi bukan berarti kalau kita diperintahkan untuk kudus, kita mampu melakukannya , karena teks ini bermaksud supaya kita sadar dan tahu bahwa sebagai manusia, kita hanya dapat kudus kalau dikuduskan ! (Band. Ibrani 10 : 10 ). Bahwa manusia tidak mampu melakukan perintah tersebut , terbukti dari selalu diadakannya korban-korban penebus salah, penebus dosa , bahkan setahun sekali diadakan penghapusan dosa melalui Hari Raya Pendamaian ( Imamat 16 : 34 ).  Bukti pada Perjanjian Baru adalah, jikalau kita mampu melakukan perintah supaya kudus , sudah barang tentu tidak perlu ada lagi pengudusan oleh darah Kristus . Seandainya kita sanggup untuk menjadi kudus, sudah barang-tentu tidak perlu terjadi pengudusan kita oleh persembahan tubuh Kristus Yesus.


"Karena itu haruslah kamu sempurna ,seperti Bapamu yang di surga sempurna ." (Matius 5 : 48 Terjemahan LAI 2002 )

Teks di atas jika dilepaskan dari konsteknya, seakan-akan menyuruh kita sempurna , seperti Bapa di surga juga sempurna . Ini juga berupa perintah yang tidak sanggup kita lakukan, dengan maksud yang sama, yaitu supaya kita sadar dan tahu bahwa selaku manusia kita tidak mampu menjadi sempurna , kecuali disempurnakan oleh darah Kristus ( Ibrani 10 : 14 ).  Jadi jikalau ada perintah yang diasumsikan bahwa berdasarkan perintah itu kita sanggup melaksanakannya , asumsi seperti itu tidak sepenuhnya benar !  Jadi benarlah jikalau dikatakan bahwa manusia tidak sanggup melakukan kasih agape seutuhnya meskipun terdapat perintah untuk melakukannya, dan seperti telah dikatakan di atas, kasih agape yang dilakukan manusia hanya merupakan kasih agape yang terbatas dan tidak semurni kasih agape Allah !

PHILEO : 

Ini adalah kasih antara sahabat , antara teman , antara sesama manusia , atau kasih manusia kepada Tuhan , yang tidak sama dengan kasih agape Allah  kepada manusia ! Kasih jenis ini terjadi antara orang-orang yang tidak ada pertalian darah . Sekalipun kita mengasihi orang dengan membantu 100 ton beras pada korban bencana alam , tanpa pamrih dan tanpa syarat , namun kebaikan kita hanya segelintir saja dari seluruh kebaikan yang harus dikerjakan , dan lagi pula tidak terus-menerus selama-lamanya ! Sering juga kasih kita kepada sahabat terputus akibat satu dan lain hal , jadi tidak kekal . Juga tidak jarang terjadi kasih kita kepada teman tiba-tiba berubah menjadi benci .  Sekalipun kasih kita kepada sahabat bisa bertahan sampai kita meninggal dunia , tetap saja levelnya ada di bawah kasih agape , karena tidak seluruh wujud kasih yang bisa kita kerjakan, paling-paling hanya sebagian saja . Contoh konkrit adalah kasih kita kepada Tuhan . Bukankah Tuhan mengasihi kita terlebih dahulu (agape) , barulah kemudian kita mengasihi Tuhan (phileo)  ?   ! Kita mengasihi Tuhan karena Tuhan terlebih dahulu mengasihi kita ! Urutan ini jangan pernah dibalik . Lalu bagaimana wujud konkrit dari kasih kita kepada Tuhan ?

"Jikalau kamu mengasihi Aku, kamu akan menuruti perintah-perintahKu ." (Yohanes 14 : 15 Terjemahan LAI 2002 )

Teks di atas berupa imperatif (bentuk suruhan) ! Sekali lagi saya katakan bahwa sekalipun ada perintah, belum tentu kita sanggup melakukan perintah yang "sangat luas" tersebut !  Yang dimaksud oleh Tuhan adalah kalau kita mengasihi Tuhan , kita harus melakukan "semua" perintahNya ! Di sinilah kita terkendala oleh keterbatasan kita selaku manusia, karena fakta membuktikan bahwa "tidak semua" perintahNya sanggup kita kerjakan , selalu ada saja yang kurang, ada saja yang bolong ! (band. Yakobus 2 : 10 ). Makin jelas perbedaan antara kasih Tuhan kepada kita yang benar-benar agape , dengan kasih kita kepada Tuhan yang hanya phileo atau kalau boleh digunakan istilah " tidak semurni kasih agape Allah " !

"Sesudah sarapan , Yesus berkata kepada Simon Petrus :" Simon anak Yohanes , apakah engkau mengasihi (agapas) Aku lebih daripada mereka ini ?' Jawab Petrus kepadaNya :" Benar Tuhan, Engkau tahu bahwa aku mengasihi ( philo ) Engkau ." . ...Kata Yesus lagi kepadanya untuk kedua kalinya :" Simon anak Yohanes , apakah engkau mengasihi (agapas) Aku ?" Jawab Petrus kepadaNya :" Benar Tuhan , Engkau tahu bahwa  aku mengasihi (philo) Engkau ." ....Kata Yesus kepadanya untuk ketiga kalinya :" Simon anak Yohanes , apakah engkau mengasihi (phileis) Aku ?" . .....Dan ia berkata kepadaNya:" Tuhan, Engkau tahu segala sesuatu, Engkau tahu bahwa aku mengasihi (philo) Engkau ." ( Yohanes 21 : 15 - 17 Terjemahan LAI 2002 )

Teks di atas menunjukkan bahwa Yesus bertanya tiga kali apakah Petrus mengasihi Dia , dengan menggunakan kata dasar "agape" dua kali dan "phileo" satu kali ,  Tuhan Yesus bertanya sebanyak dua kali :" Simon , apakah engkau agape kepadaku ? " Anehnya Simon Petrus menjawab :" Tuhan tahu, aku phileo kepadaMu ." Dan Petrus tidak berubah dalam menjawab bahwa ia mengasihi Tuhan Yesus dengan cinta phileo , bukan agape , ketika Tuhan Yesus bertanya untuk ketiga kalinya ! Kenapa begitu ? Karena Petrus sadar bahwa sebagai manusia, tidak mungkin ia dapat memiliki kasih agape seperti Tuhan Yesus ! Tuhan Yesus mengasihi dia sebelum dia mengenal Tuhan Yesus .  Ia sadar betul kasihnya pada Tuhan tidak seperti kasih Tuhan kepadanya, yang kekal , yang tidak memandang salahnya , yang terus menerus dan tak berubah , sekalipun ia pernah bersalah dengan menyangkal Yesus di depan orang banyak, karena saking takutnya ! 


Jauh sebelum penyangkalan Petrus tersebut, Petrus sudah pernah mendengar perintah agar manusia  agape pada Tuhan dengan segenap hati , jiwa dan dengan segenap akal budi . ( Matius 22 : 37 ) . Ini perintah ! Tetapi perintah ini tidak dapat dilakukan oleh Petrus sepenuhnya, sehingga ia menyangkal akibat himpitan ketakutan . Ini juga merupakan bukti bahwa suatu perintah , tidak selamanya dapat diasumsikan bahwa dengan adanya perintah tersebut, manusia mampu melakukannya .Demikian pula perintah untuk mengasihi sesama, sudah barang-tentu tidak sanggup kita kerjakan "semuanya" , sehingga benar-benar kasih kita adalah kasih phileo dan bukan agape .Namun ada juga pandangan orang yang mengatakan bahwa Roh Kudus memberi kemampuan untuk berbuat baik . Pandangan ini benar, sepanjang tidak diartikan kita mampu melakukan seluruh kebaikan, sehingga kita menjadi kudus dan sempurna . Kalau manusia sanggup untuk menjadi kudus dan sempurna , maka teks berikut ini dibentur dengan sangat keras :

"Tis ou me phobethe kurie, kai doksasei to onoma  sou, hoti monos hosios,...".( Wahyu 15 : 4 , diterjemahkan LAI menjadi : " Siapakah yang tidak takut ya Tuhan dan tidak memuliakan namaMu . Sebab Engkau saja  yang kudus ... "  Diterjemahkan NKJV menjadi :" Who shall not fear You oh Lord and glorify Your name ? For you alone are holy .. )

Perhatikan ! Alkitab bersaksi "hoti monos hosios " = for you alone are holly = Engkau saja yang kudus . Bagaimana mungkin manusia bisa menjadi kudus dari usahanya , sebab dengan tegas Alkitab berkata bahwa "hanya Tuhan saja yang kudus " !? Tidak ada manusia yang hosios (kudus ) atau holy (kudus ) selain hanya dikuduskan (hegiasmenoi, Yunani , sanctified , Inggris ) Dengan demikian tidak ada manusia yang sempurna, selain hanya disempurnakan ! Kata Yunani "monos" dan terjemahan Inggris "alone" menyatakan arti "hanya" ! Jadi kalau dinyatakan bahwa hanya Tuhan yang kudus, berarti tidak ada lainnya !


EROS:

Ini adalah jenis kasih antara manusia yang berlawanan jenis , dalam hubungan suami-isteri, bertunangan, berpacaran dan sebagainya yang mengandung unsur ketertarikan kepada lawan jenis . Jenis kasih seperti ini tersirat dalam Alkitab ( misalnya : Efesus 5 : 22 - 25 ) .Jenis kasih ini sering kali bersyarat, harus cantik, harus ganteng , harus mapan , harus setia , harus begini dan harus begiru ! Dalam banyak hal, kasih jenis ini mengandung unsur birahi . Sementara kasih Tuhan yang agape tidak seperti itu . Dia tetap setia sekalipun sering-kali kita tidak setia !( 2 Timotius 2 : 13 ) . Sepanjang kita tidak murtad , Dia tetap setia !  Sekalipun kita brengsek , Tuhan tetap setia ! Kalau Tuhan berubah setia , itu tidak mungkin , sebab kita hidup di bawah kasih karunia, bukan di bawah Torat yang bersyarat .  (Roma 6 : 14 ) , Kalau kita menganggap bahwa Tuhan bisa berubah setia , maka kita sudah membuat Dia menjadi pendusta dengan firmanNya pada teks mesianik di bawah ini :

" Sebab biarpun gunung-gunung beranjak dan bukit-bukit bergoyang, tetapi kasih setiaKu tidak akan beranjak dari padamu , dan perjanjian damaiKu tidak akan bergoyang , demikian Firman TUHAN yang mengasihi engkau ( Yesaya 54 : 10 Terjemahan LAI 1987 )

Itulah kasih agape ! Kasih yang terus menerus tanpa melihat keadaan kita ! Kasih setianya ini diucapkan di bawah sumpah , bahwa Ia tidak akan pernah marah kepada kita ! Ia tidak akan pernah marah ! ( Yesaya 54 : 9 ). Jadi sangat jauh bedanya dengan kasih phileo maupun kasih eros .Kasih phileo, eros dan storge masih bisa punya unsur marah . Tetapi kasih agape tidak ! Kalau saudara mendengar khotbah bahwa Tuhan marah kepada kita , berarti khotbah tersebut membawa kita kembali ke zaman Torat , sementara kita hidup di zaman kasih-karunia .Sebab teks Ibrani 12 : 6 tentang Tuhan yang menghajar anak-anakNya , bukan dalam pengertian marah atau murka, melainkan dalam pengertian menghajar karena mengasihi, dalam arti mendidik , bukan mengutuk  ! (band. Galatia 3 : 13 ).

STORGE:

Ini adalah jenis kasih orang-tua kepada keturunannya, kepada anak-anak-nya , kepada cucu-cucunya. Jadi ada pertalian darah ! Jenis kasih seperti inipun tersirat di dalam Alkitab (misalnya : Efesus 6 : 4 ) .Orang tua harus mengasihi anak-anaknya , otomatis mengasihi cucu-cucunya .dan atau sebaliknya .  Baik seorang ayah maupun seorang ibu bertanggung jawab untuk mengasihi anak-anaknya . Dan saya harus berterus-terang, bahkan harimau yang seganas apapun tidak akan pernah memakan anaknya sendiri .

Berbicara mengenai muatan pesan Kristiani , kasih jenis  phileo , eros dan storge , banyak terdapat di bagian dunia manapun dan pada zaman apapun . Itu sebabnya persamaan Kekristenan dengan yang di luar Kekristenan adalah masalah kasih phileo, eros dan storge ini .  Di luar Kekristenanpun diajarkan untuk memiliki kasih persahabatan, kasih pertemanan , kasih terhadap sesamanya manusia, bahkan kasih terhadap Tuhannya (phileo)  . Di luar Kekristenanpun , tanpa memandang kepercayaannya, diajarkan untuk mengasihi isterinya, atau suaminya atau pasangannya (eros) .Di luar Kekristenanpun pasti diajarkan untuk mengasihi anak-anak-nya maupun cucu-cucunya (storge) . Di manakah perbedaannya ? Yang membuat Kekristenan berbeda dengan yang di luar Kekristenan adalah , kita diberi kasih agape oleh Tuhan , sehingga lewat karya penyelamatan Kristus, kita yang nota-bene orang yang berdosa ini, memperoleh pembenaran, pengudusan dan penyempurnaan , tanpa usaha dan tanpa berbuat apa-apa . 

Saya mempunyai teman yang bukan Kristiani . Saya mengasihi dia dan keluarganya dan diapun mengasihi saya  dan keluarga saya ! Dia mengasihi Tuhan yang dipercayainya , sayapun mengasihi Tuhan Yesus . Dan kami selalu saling membantu apabila salah satu minta bantuan . Itulah kasih phileo . Saya mengasihi isteri saya , sama persis dengan teman saya yang mengasihi isterinya . Inilah kasih eros . Demikian pula saya mengasihi anak saya seperti teman saya juga mengasihi anak-anaknya . Inilah kasih storge . Sekalipun saya mempunyai banyak persamaan dalam hal "saling mengasihi " , namun kami mempunyai perbedaan yang sangat mendasar , bahwa saya dikasihi Tuhan dengan kasih agape yang membenarkan saya yang berdosa ini melalui karya penyelamatan Kristus . Sementara teman saya itu , mengusahakan pembenaran itu lewat usahanya sendiri, sesuai dengan ajaran yang dia terima . Sekalipun demikian, kami tetap bersahabat , karena dalam hal mengasihi kita tidak boleh pandang bulu ( Matius 5 : 46 - 47 ).

" Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini , tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu, supaya kamu dapat membedakan mana kehendak Allah : Apa yang baik, apa yang berkenan kepadaNya dan apa yang sempurna . " ( Roma 12 : 2 Terjemahan LAI 2002 )

"Persamaan apa yang terdapat antara Kristus dan Belial ?  Apakah bagian bersama  orang-orang percaya dengan orang-orang tak percaya ? ...Sebab itu keluarlah engkau dari antara mereka, dan pisahkan dirimu dari mereka, firman Tuhan, dan jangan menyentuh apa yang najis,  maka Aku akan menerima engkau ." ( 2 Korintus 6 : 15 dan 17 Terjemahan LAI 2002 )

Kita disuruh untuk tidak sama dengan orang tak percaya . Dengan orang yang tak percaya , kita disuruh harus berbeda .  Bahkan kita disuruh keluar dan memisahkan diri dari mereka . Sudah barang tentu , tidak mungkin saya memisahkan diri dari orang-orang yang tak percaya , lalu tinggal terisolasi di hutan ! Tidak mungkin saya tidak bersahabat dengan teman saya yang bukan orang percaya serta tidak mengasihinya . Hal ini bertentangan dengan Matius 5 : 44 - 47 , di mana kita harus saling mengasihi tanpa pandang bulu, bahkan terhadap orang yang jahat terhadap kita .  . Jadi di mana letak tidak samanya ? Di manakah letak perbedaan kita dengan orang yang tak percaya ? Sudah barang tentu pada iman kita ! Mereka tidak memilki kasih Tuhan yang agape , sementara kita memilkinya , di mana kita diterima oleh Tuhan karena karya penyelamatan Kristus di kayu salib . Dalam pada itu , kita harus melakukan kebaikan-kebaikan yang baik, yang berkenan kepadaNya dan yang sempurna . Apakah maksud kata-kata " yang baik, yang berkenan kepadanya dan yang sempurna " ?


Konklusi :

Mengacu kepada Matius 5 : 48 , dengan mengingat konsteknya pada Matius 5 : 44 - 47 , jelas nampak bahwa arti kata "sempurna" di situ adalah mengasihi sesama manusia tanpa pandang bulu , siapapun mereka itu . Berkenaan dengan kata  " baik " , mengacu kepada Titus 3 : 8 , kita harus melakukan kebaikan yang berguna bagi sesama .  Semua yang kita lakukan , menurut kasih yang tanpa pandang bulu serta yang bermanfaat bagi sesama , sudah barang tentu merupakan gambaran dari kasih phileo, eros dan storge .  Namun kebaikan yang berkenan kepadaNya, adalah kebaikan vertikal , bahwa kita memiliki iman di mana dengan kasih agapeNya, Tuhan sudah menyelamatkan kita ( band. Ibrani 11 : 6 ). Terus terang harus saya katakan, sekalipun kita memiliki kasih phileo, eros dan storge , sepanjang kita tidak menerima kasih agape dari Tuhan , tidak ada pembenaran yang kita terima . Sebab , sekali lagi saya tekankan , bahwa kita dibenarkan hanya oleh tumpahnya darah Kristus ! Bukan karena kasih kita !

Sebagai penurtup, saya hanya menyarankan , jangan sampai kita mencampur-adukkan kasih phileo, eros dan storge , yang secara universal dapat dimiliki oleh setiap orang tanpa memandang kepercayaannya , dengan kasih Tuhan yang agape , yang secara parsial hanya diterima dan dimiliki oleh orang-orang percaya . Tuhan Yesus memberkati kita semua . Salam dari laut ! ( Capt. Yordan EP Sihombing SH.M.Ap.M,Mar )